Baby. 53

18.4K 1.3K 142
                                    

"Kalau begitu, bagaimana jika kita mengobrol di taman belakang? Aku dan Kizi juga sering melakukannya saat dia seumur dirimu." Usul Andres.

"Terdengar menarik." Sahut Kanza lalu mereka berjalan ke taman belakang mansion itu dan duduk di pinggir kolam renang yang berukuran besar.

🍼🍼🍼🍼🍼

"Kanza, mungkin kau melihat sikapku sungguh keterlaluan terhadap putra Leventine itu. Tapi aku ingin kau tahu, bahwa aku hanya sedang melindungimu, aku tak mau kau mengalami kejadian yang sama seperti mamamu. Mereka adalah Leventine, mereka sanggup melakukan apapun yang mereka inginkan, bahkan mereka sanggup membuangmu saat mereka tak lagi menginginkanmu atau saat kau melakukan kesalahan sedikit saja." Ucap Andres membuka percakapan mereka.

"Opa...." Sahut Kanza tak tahu harus berucap apa, dia hanya bisa menggenggam tangan Andres untuk meyakinkannya.

"Kanza, apa yang membuatmu sangat yakin bahwa JJ tidak akan pernah meninggalkanmu ataupun membuangmu?" Tanya Andres menatap cucunya.

"Entahlah, aku hanya merasa yakin disini." Sahut Kanza menunjuk pada dadanya sendiri. Andres menatap pilu pada cucunya.

"Opa, aku sangat paham dengan sikap Opa terhadap JJ. Aku juga tidak bisa memaksa Opa untuk menerima JJ, tapi aku mohon Opa bisa percaya padaku." Ucap Kanza lagi.

"Ya, kalian sungguh sangat mirip saat sedang keras kepala. Kau memintaku percaya padamu, sama seperti mamamu dulu memintaku untuk percaya padanya, tapi jika dulu aku salah saat memberinya kepercayaan, mungkinkah sekarang aku bisa benar dengan memberi kepercayaan pada keputusanmu?" Sahut Andres bertanya pada Kanza, namun cucunya itu hanya bisa menghela napas panjang.

"Tak pernah ada yang bisa memastikan tentang masa depan, kita hanya bisa menjalani apa yang kita percayai saat ini Opa. Peristiwa apapun di masa datang, hanya Tuhan yang tahu." Ucap Kanza tersenyum.

"Kau benar. Aku tak percaya bahwa pemikiranmu tidak semuda usiamu. Aku bangga padamu Kanza." Sahut Andres lalu keduanya saling tersenyum dan berpelukan.

🍼🍼🍼🍼🍼

"Hai calon pengantin." Sapa Mile tersenyum lebar saat melihat JJ datang menjemputnya.

JJ membalas senyum lebar dan memeluk kedua adik kembarnya.

"Aku merindukan keributan dengan kalian berdua." Ucap JJ sambil mengacak puncak kepala twins.

"Waaahhhh kukira kau selalu terganggu dengan kehadiran kami berdua, ternyata kau bisa juga merindukan kami." Tawa Mile menggoda JJ.

Mereka akhirnya masuk ke dalam mobil, menuju ke mansion Leventine.

"Paman Murad, terima kasih kau mau menjemput kami." Ucap Mile menyapa driver kepercayaan Keluarga Sasmita.

"Selamat datang nona Mile, nona Meli. Kita pulang sekarang?" Sahut Murad tersenyum, dan mendapat anggukan setuju dari twins.

"Negara ini memang sangat indah, semua pria Leventine selalu menemukan keindahan seorang wanita di negara ini dan jatuh cinta dengan sangat mendalam dengan wanita dari negara ini. Apakah kita juga akan menemukan cinta dari seorang laki-laki dari negara ini? Pernahkah kau berpikir tentang itu Meli?" Ucap Mile saat mobil melaju di jalan raya.

"Eh. aku? Kenapa kau bertanya seperti itu padaku?" Tanya Meli dengan sedikit gugup.

Mile segera menoleh pada Meli dengan tatapan curiga dan menyelidik.

"Kenapa kau mendadak gugup seperti itu?!" Tanya Mile.

"Eh. a.aku.. gugup? Ah. tidak. tidak. aku tidak gugup, aku hanya sedang tidak mendengarkanmu dengan baik." Sahut Meli terlalu nyata jika sedang menyembunyikan sesuatu.

Baby ELWhere stories live. Discover now