Baby. 34

22.5K 1.7K 149
                                    

"Kanza menolak tetap tinggal karena kau menolak kehamilannya. Jadi papamu berpikir untuk menjaga Kanza dengan cara lain." Sahut Anabella.

JJ langsung menutup matanya lagi dan airmata mengalir di pipinya. Penyesalan terus memenuhi hati dan pikirannya. Anabella pun ikut menangis saat melihat putranya yang arogan terhadap wanita itu, kini bahkan menangis karena kehilangan seorang gadis bernama Kanza.

🍼🍼🍼🍼🍼

El masuk ke ruangan ICU private itu, Anabella menoleh pada El lalu menghela napas panjang dengan tatapan yang memohon supaya El bisa tenang terhadap putranya itu. El hanya berjalan mendekat lalu meraih kepala Anabella dan mengecupnya.

"Percayalah padaku." Bisik El sambil mengecup pinggir pipi istrinya dengan mendalam.

"JJ, kau mencari papa?" Tanya El.

JJ membuka matanya dan menyeka airmatanya.

"Dimana Kanza pa?" Tanya JJ.

"Kau mencari papa hanya untuk bertanya hal itu?" El balik bertanya. Anabella segera menggenggam tangan El di dekatnya, memberi pengingat untuk El tetap bisa tenang terhadap putranya.

"Papa, kumohon." Pinta JJ.

"Kau sudah pergi meninggalkannya, untuk apa kau mencarinya lagi? Jika kau ingin melepaskannya, maka biarkan dia terbang menjauh darimu, tak perlu kau menyesalinya dan mencarinya lagi." Sahut El.

"Papa, dia pergi membawa anakku, cucu papa." Ucap JJ.

"Bukankah kau pergi meninggalkan dia karena dia hamil? Tak peduli siapapun anak yang ada dalam perutnya itu. Lalu, sekarang kau ingin menemukan dia karena merasa anak itu adalah anakmu? Bagaimana jika anak itu nyatanya bukan anakmu? Bagaimana jika nyatanya anak itu akhirnya gugur dan tak ada lagi? Kau akan tetap mencarinya?" Sahut El.

Anabella sedikit menarik tangan El, berharap El tidak menekan JJ. El hanya menghela napasnya panjang tetap menatap pada putranya.

"Kenapa kau diam? Kau masih tak tahu mengapa kau ingin menemukannya? Berpikirlah dulu dengan tenang, kau hanya sekedar merasa bersalah atas masa lalunya. Saat kau tak bisa mengembalikan dia dengan caramu bertukar posisi, sekarang kau akan menggunakan cara menikahinya supaya kau bisa mengembalikannya pada Leventine? Apa yang ada di pikiranmu JJ? Gadis itu bahkan menolak untuk menjadi keluarga Leventine setelah kau menolak dirinya. Bukan kekayaan Leventine yang membuatnya bahagia JJ. Pikirkanlah!" Lanjut El

JJ hanya diam menatap langit-langit ruangan itu. Dirinya masih belum sepenuhnya paham dengan dirinya sendiri. El lalu melangkah keluar dari ruangan itu, dan diikuti oleh Anabella.

"El, El, tunggu El!" Panggil Anabella mengejar langkah suaminya.

El berhenti melangkah, Anabella pun meraih tangan El lagi. Anabella terkejut melihat El tenyata menangis. Ini kedua kalinya Anabella melihat El menangis.

(Kalau readers ingatnya El sudah menangis berapa kali ya?)

"El..." Panggil Anabella lalu langsung memeluknya untuk menenangkan suaminya.

"Aku sungguh tak ingin dia menjadi iblis sepertiku Belle. Aku tak ingin dia terlambat menyadari kesalahannya dan melewatkan kelahiran anaknya seperti dulu aku melewatkan kelahirannya dan bahkan masa kecilnya." Ucap El di ceruk leher Anabella.

"Kenapa tak kau katakan langsung dimana Kanza berada?" Tanya Anabella.

El lalu melepaskan diri dari pelukan Anabella.

"Tidak. Dia hanya akan mengulangi kesalahannya Belle. Selama JJ belum menyadari perasaannya pada Kanza, dia hanya akan kembali menyakiti hati Kanza dan bahkan mungkin menyakiti anaknya. JJ masih salah dalam memahami semua yang terjadi antara kita dengan Kizi. Biarkan JJ mengikuti nalurinya untuk menemukan Kanza."sahut El.

Baby ELWhere stories live. Discover now