Baby. 48

20K 1.6K 163
                                    

Kanza sebenarnya ingin berpura-pura untuk tetap tidak sadar di hadapan JJ, tapi setelah terbukti ucapan Victor semuanya bohong, dan JJ terbukti masih tetap menjaganya meski sudah tak ada bayi mereka dalam kandungan Kanza, maka Kanza berubah menjadi takut terhadap Victor, terlebih pada kakek dan nenek yang dibawa oleh Victor pagi tadi.

"Mengapa Victor harus berbohong padaku? Victor pasti mempunyai rencana untuk memisahkan aku dengan JJ." pikir Kanza semakin takut dan bingung.

"Suster, suster." Panggil Kanza pelan.

"Iya nona, ada yang anda rasakan sakit?atau anda butuh diambilkan apa? Atau anda ingin ke kamar mandi?" Tanya perawat itu.

"Suster, tolong saya pinjam ponselnya lagi." Sahut Kanza, lalu perawat itu mengambil ponselnya di atas meja jaganya.

Kanza minta untuk melihat foto tadi, lalu menunjuk pada foto JJ, dan meminta perawat itu untuk memanggil JJ masuk, tanpa diketahui dua pria lainnya.

"Tapi nona, ini sudah lewat tengah malam, tidak boleh ada kunjungan apapun pada jam ini." Ucap perawat itu.

"Tolong suster, sebentar saja. Saya butuh bicara dengan suami saya, dia dilarang masuk oleh kakak dan kakek nenek saya, karena mereka marah padanya yang dianggap tidak bisa menjaga saya. Tolong suster, kasihan suami saya pasti mencemaskan saya." Sahut Kanza berbohong.

"Baiklah, tapi hanya 10 menit saja." Ucap perawat itu dan Kanza mengangguk setuju.

"Suster, tapi tolong jangan sampai ketahuan kakak saya ya." pinta Kanza dan perawat itu mengangguk paham lalu  keluar dari ruangan dengan perlahan.

Perawat itu menghampiri JJ dengan sangat perlahan dan membangunkan JJ.

"Astaga! Ada apa suster?!" Seru JJ sangat terkejut saat bangun dari tidurnya, suster itu langsung menempelkan telunjuk pada bibirnya sendiri meminta JJ untuk diam tidak berisik.

Victor terlihat menggeliat, membuat JJ diam tak bergerak dan pura-pura tertidur lagi. Perawat tadi segera berdiri dari samping JJ.

"Ada apa suster? Kenapa anda berdiri di sana?" Tanya Victor yang benar membuka matanya karena mendengar suara JJ

"Tidak apa, saya hanya mendengar pria ini berteriak, maka nya saya memeriksanya, tapi rupanya dia hanya mengigau." Sahut suster itu dengan tenang. Lalu berjalan menyusuri lorong meninggalkan semuanya.

Victor kembali tertidur, karena dia melihat JJ dan Dom juga masih terlelap dengan nyenyak.

Beberapa menit kemudian perawat tadi kembali dengan langkah tanpa suara, dan JJ juga sudah membuka matanya meski posisinya masih tertidur.

"Maaf, nona Kanza ingin bertemu dengan anda." Bisik perawat itu.

"Kanza? Dia sudah sadar?" Tanya JJ terkejut dan sedikit tidak percaya, tapi anggukan kepala suster itu langsung membuat JJ berdiri, dan perlahan mereka masuk ke ruangan Kanza.

"Hai.." sapa JJ dengan binar bahagia segera mengecup kening dan tangan Kanza berkali-kali.

"Terima kasih kau sudah kembali padaku. Terima kasih Kanza, terima kasih." Ucap JJ sambil terus mengecup tangan Kanza.

Kanza tersenyum lebar menerima perlakuan JJ.

"JJ, sudah. Sudahlah! tanganku bisa menipis jika kau cium terus!" Omel Kanza.

"Aku sangat bahagia melihatmu kembali membuka mata dan mengomel seperti ini. Aku sungguh merindukan dirimu Kanza." Sahut JJ.

JJ menatap Kanza dengan penuh cinta dan senyuman.

"Aku sudah sadar sejak tadi pagi." Ucap Kanza pelan.

"Apa?! Tapi tadi pagi aku..." ucapan JJ tak terselesaikan karena dia sangat bingung.

Baby ELWhere stories live. Discover now