Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut

892 71 21
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

[Kembalilah ke apartemen, ada yang ingin kubicarakan]

Thara menatap ke arah pesan yang terpampang di layar ponselnya.

Perasaan saat ini tidak dapat dijelaskan, bukan ini rasa cemas, paranoid? Rasanya tidak nyaman, ini... Rasa takut

Selama hidup, Tharn tidak pernah menjadi penakut. Walaupun harus berhadapan dengan orang tuanya saat akan memilih musik untuk hidupnya, saat menyatakan pada seluruh keluarga bahwa dirinya adalah gay, dia bahkan selalu berani melakukan apapun yang diinginkannya.

Tapi saat berhadapan dengan seorang pemuda, rasa takutnya ini benar-benar menghampiri.

Dia takut, hubungan yang terlihat bagus saat ini ternyata hanya permukaannya saja, sedangkan akan berakhir tanpa diduga.

Selama bertahun-tahun, dia telah putus dari satu pacar ke pacar yang lain. Terjadi bahkan lebih dari satu kali. Tapi semalam, saat kekasihnya itu marah. Dia benar-benar ketakutan.

Dia takut pada Type

Semalam, bukannya tetap berada di dalam ruang apartemen, Tharn lebih memilih duduk di ruang musik, termangun di tempat sambil merasa begitu ketakutan, dan perasaannya ini begitu jelas.

Dia begitu mencintai Type, sangat mencintai sampai rasanya tidak ingin kehilangan.

Meskipun Thara sudah menjalani beberapa hubungan dan pada akhirnya putus, tapi kali ini, untuk pertama kali dalam hidup, dia paham perasaan seseorang yang memutuskan untuk bunuh diri karena patah hati ditinggal pergi pacarnya, seperti berita di TV. 

Dalam hati, dia berpikir demikian.

Seandainya Type meminta putus, Tharn tidak tahu bagaimana menghentikan perasaannya ini dan membiarkan kekasihnya itu pergi meninggalkannya

"Jangan terlalu berpikir berlebihan sendiri begini, mungkin tidak akan seserius itu"

Thara berusaha menenangkan dirinya, dia menepuk keras wajahnya yang pucat pasi karena semalaman tidak bisa tidur, setelah itu menarik nafas dalam-dalam, lalu berjalan untuk mengambil tasnya yang dilemparkan begitu saja di ujung ruangan saat datang. Ketika kawan satu band-nya kembali dari belanja, dia bahkan tidak berpaling saat ditanya;

"Phi Tharn, mau pulang sekarang?"

Kemungkinan besar Song sudah menduga ini saat bertanya, karena sejak duduk di ruangan sikapnya terlihat tertekan. Pertanyaan ini membuat Si pendengar mengangguk, lalu menjawab;

"Maaf, Phi tidak bisa ikut berlatih"

"Aku tahu, kamu pasti mau pulang 'kan, sejak memasuki ruangan sikapmu terlihat aneh. Kamu tidak sedang berselisih dengan Tum 'kan"

Saat Long bertanya begini, Thara hanya menggelengkan kepala

Bukan, jika berselisih dengan Tum, tidak mungkin se-frustasi ini

"Kalau begitu, pulanglah lebih dulu"

Tharn mendongak untuk menangkap pandangan mata Sang Vokalis utama, sehingga sahabatnya itu hanya mengatakan;

"Semoga beruntung"

Meskipun terdengar seperti doa sederhana. Entah kenapa, Tharn merasa ucapannya seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi karena tidak ada waktu bertanya dengan sahabat karibnya tentang sesuatu yang mungkin diketahui, Tharn hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu berjalan keluar ruangan, langsung menuju mobil untuk bertemu dengan kekasih hatinya

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now