Chapter XXXVIII Cerita Kala itu

1.5K 108 28
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

+++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Dia pria pertamaku"

". . ."

Kalimat Terakhir yang Thara ucapkan membuat anak yang sedang terbaring dalam pelukannya, menatap ke arah pria berhidung tembok dengan wajah tanpa ekspresi.

Dia baru saja mengaku tidur bersama sahabat kakaknya 'kan

Ucapan yang didengarnya ini langsung membuat Type meraih sebuah bantal...

"OI TYPE"

Tharn berteriak saat Type merebut bantal untuk membenturkan bantal ke wajahnya dengan sekuat tenaga. Tapi, semua itu tidak memuaskannya, karena dadanya mulai terasa sesak di saat pukulan kedua. Lalu saat pukulan ketiga dan keempat, sang Drummer yang tidak memiliki persiapan hanya berusaha untuk menghindarkan kepala.

Teriakan keras dari kekasihnya itu tidak membuat Thiwat kehilangan rasa jengkel di dadanya. Karena saat ini dia sedang mengingat ucapan senior sialan itu, ditambah ucapan Tharn terhadapnya, seluruh tubuhnya tidak tahan untuk gemetar hebat karena marah. Dia ingin si brengsek ini merasakan rasa sakit yang lebih buruk dari yang dirasakannya.

Peb

"Type... Aku... Tidak bisa... Bernafas..."

Sekarang kedua tangan Type pada akhirnya menarik bantal yang baru saja membekap wajah pria tampan di bawahnya. Ekspresi pria itu terlihat jengkel saat terlepas. Karena Type menarik bantal saat kedua tangan pria itu sudah meraih di udara, dan memastikan pria itu benar-benar sudah hampir kehabisan nafas.

"Hah~"

Type menghela nafas tidak puas, kemudian bergerak menyingkir dari tubuh pria di bawahnya lalu duduk di samping pria yang sedang terengah-engah;

"Hei, kamu mau membunuhku?"

Thara berteriak marah, tapi orang yang lebih marah hanya melemparkan bantal yang baru saja digunakan untuk membekap wajah pria itu, tepat mengenai wajahnya sambil bicara;

"Kalau aku memang berniat membunuhmu, aku pasti akan mencekik lehermu. Tidak perlu menggunakan bantal sialan itu"

Type mendecakkan lidahnya, melirik ke arah pria blasteran yang rambutnya sudah acak-acakan, tapi dia hanya menatap lelah padanya. Tidak terlihat repot-repot mengembalikan serangannya.

Jangan tanya kenapa aku melakukan ini, aku sendiri tidak tahu. Aku hanya ingin memukulnya

Setelah itu pria berkulit hitam hanya menyerukan satu kalimat;

"Tidak bermoral!"

"Terlalu kasar"

Tharn hanya mengatakan ini untuk mendebatnya. Tapi Type bersikap seolah berkata 'menurutmu, kenapa aku mengataimu begitu?'

Saat memikirkan ini, tidak sengaja dia melontarkan sebuah pertanyaan yang terbesit di benaknya;

"Ada berapa banyak orang yang sudah berhubungan denganmu sebelum bertemu denganku?"

Saat menanyakan pertanyaan ini, Type tidak sadar bahwa dia dipenuhi rasa cemburu. Sedangkan pemuda yang wajahnya masih memerah dan kacau, mulai menautkan alis sambil menggosok wajahnya, kemudian bertanya;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now