Chapter LIV Penyebab Sebenarnya

706 56 8
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tar... Tar tidak seharusnya bersikap begini"

Thara butuh waktu satu menit penuh untuk menemukan suaranya. Dia menatap ke arah anak laki-laki yang sudah duduk di atas tubuhnya. Sang Drummer sampai tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi di depan matanya. Karena apa yang sedang terjadi sekarang ini masih sulit dicerna.

"Tidak apa-apa 'kan, bukankah Tar baru saja dipukul?"

Anak di atas tubuh Tharn tersenyum, berbicara sambil memperlihatkan perutnya. Di perutnya yang putih terlihat tanda merah bekas pukulan yang baru diterima, membuat orang melihat merasa sangat bodoh;

"Tar membohongi Phi? Kenapa, kenapa Tar melakukan semua ini? Padahal Phi benar-benar merasa cemas. Tar, ini benar-benar gila!"

Tentu saja Tharn marah... Memang siapa yang tidak marah jika dibodohi sampai sejauh ini? Saat Tharn mencoba untuk menyangga tubuhnya untuk bangun...

Buk

Tar sudah menggunakan kekuatan tubuhnya untuk mendorong kedua bahu Tharn agar pria itu kembali terbaring di atas tempat tidur, mata pria bertubuh jenjang itu berubah berkilat karena marah, dan berseru;

"Lepaskan Phi!"

"Tidak, tidak akan kulepaskan"

Anak laki-laki di atasnya menegaskan ucapannya. Tharn menggertakan giginya sambil berteriak sekuat tenaga;

"LEPASKAN PHI SEKARANG JUGA, TAR!"

Mata anak yang berada di atas tubuhnya berubah menjadi berkaca-kaca seperti sebentar lagi akan menangis, tapi...

"TAR TIDAK AKAN LEPASKAN, TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN. TAR TIDAK INGIN MELEPASKAN PHI THARN LAGI, TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN LAGI!"

Kali ini Tar membalas ucapan dengan teriakan sekuat tenaga sambil memeluk erat pria dibawahnya, tubuhnya gemetaran terlihat begitu menyedihkan. Tapi pria blasteran itu terlalu marah untuk merasa kasihan. Tangan besarnya terus menerus berusaha untuk mendorong bahu anak laki-laki di atasnya, sedangkan anak itu masih saja melingkarkan kedua tangan di pinggangnya dengan erat sambil memohon;

"Phi Tharn, kumohon..."

"Apa lagi yang Tar inginkan? Segalanya sudah Phi bicarakan 'kan, Tar! Sekarang Phi hanya melihat Tar sebagai adik laki-laki, tapi kalau Tar masih bertindak sejauh ini. Phi tidak ingin lagi menganggap Tar begitu!"

Suara yang dikeluarkan Sang Drummer terdengar berat, meskipun sudah  melingkarkan kedua tangannya, tapi salah satu tangan anak laki-laki itu terlepas dari pinggang yang terus bergerak, sehingga anak itu menggunakan kedua kakinya untuk menahan gerakan pria di bawah tubuhnya

"Tar! Phi ada janji, lepaskan sekarang juga"

Tharn tahu, sekarang Tar sudah tumbuh menjadi seorang pria, paling tidak cukup kuat untuk menahan gerakan tubuhnya, padahal dia sudah mengerahkan kekuatan, tapi anak itu masih mampu memeluk tubuhnya, nafasnya telah berubah terengah-engah saat melawannya.

"MESKIPUN PHI THARN PERGI, ORANG YANG MEMBUAT JANJI TIDAK AKAN PERNAH DATANG!!!"

"Apa maksud ucapan..."

Meskipun bertanya begini, Tharn yang pada akhirnya paham dengan semua ini sekarang hanya bisa menutup mata tajamnya, kemudian berseru dengan nada suram;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now