Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...

3.2K 136 18
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Dari kemarin kamu menghilang, kemana saja?"

"Bukan urusanmu"

"Jawabanmu itu sangat berlebihan"

"Sudah bagus 'kan menggunakan mulut untuk menjawabmu, bukan dengan menjejalkan kakiku"

"Kenapa kamu selalu saja menggunakan kaki untuk menjawabku?'

Orang yang bertanya hanya bisa memperlihatkan ekspresi wajah bosan melihat suasana hati teman baiknya yang jengkel, meskipun begitu, dia masih saja meneruskan ucapannya;

"Apa kamu sedang sakit, kudengar dari Champ yang sekelompok denganmu, saat latihan keringatmu terlihat berlebihan sampai membuatnya khawatir. Ini masih baru masuk semester satu loh Type"

Pada semester ini, daftar hadir Thiwat cukup sedikit, padahal baru masuk semester awal jika dihitung dari waktu dirinya tidak masuk karena demam, kehadirannya itu cukup membuatnya bermasalah dengan senior. Sehingga dia hanya mendapatkan satu hari toleransi kemarin untuk beristirahat, ditambah lagi waktu belajarnya menjadi berkurang banyak, kurang lebih begitulah.

"Em, aku cuma sedikit sakit. Kamu tidak perlu mencemaskanku. Lebih baik, cemaskan kemampuanmu sendiri karena sudah lewat tengah semester kamu masih belum bisa berenang"

Anak dari wilayah selatan itu sudah mengambang di atas air, dia menatap temannya yang dengan cepat berubah menjadi lebih menyedihkan di dalam air sambil memegangi pinggir kolam dengan erat. Techno hanya memperlihatkan barisan gigi ke arahnya. Kedua tangannya terlihat tidak ingin melepaskan pinggir kolam.

"Kemampuanku, heh. Baru saja saat sendiri, aku benar-benar bisa berenang. Kamu saja yang tidak tahu. Hal baik harus di simpan untuk di pertontonkan nanti. Aku jamin, sekali kayuh langsung sampai ke sisi lain tempat ini."

Saat berbicara dengan kalimat hiperbola begitu, Techno sama sekali tidak melepaskan kedua tangannya dari pinggir kolam, kelakuannya itu membuat Type sekarang berenang untuk mendekat padanya.

"Berhenti, jangan mendekat, jangan coba menarikku. Dia bahkan berenang kemari. Kamu jangan menarikku"

Anak yang terlihat payah itu bicara sambil menjejakkan kakinya di dalam air, si pendengar hanya menatapnya dengan sikap enggan, sehingga Techno mencoba untuk mengalihkan pembicaraan;

"Oh iya, apa kamu sudah berterimakasih pada Tharn?"

"Berterimakasih? Berterimakasih untuk apa"

Si pendengar membuat ekspresi heran, dia menggelengkan kepalanya.

Mana mungkin berterimakasih pada seseorang yang membuat kondisiku menjadi seperti sekarang, bahkan sampai tidak bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik.

Bukankah semua ini akibat ulah Tharn brengsek itu

Tentu saja, untuk masalah ini Type jelas tidak akan pernah berpikir memberitahu sahabat karibnya.

"Huft, sepertinya kali ini kamu tidak ingin berterimakasih lagi padanya 'kan. Saat itu dia merawatmu, setelah itu dia membantumu berdiskusi dengan senior. Kamu seharusnya sadar untuk berterimakasih padanya, dia orang yang baik"

Saat sahabat karibnya mengatakan semua ini, Type hanya memutar matanya. Jika dipikir lagi, memang siapa yang telah menyebabkan kondisinya menjadi seperti sekarang. Hanya saja, saat menilik dari sudut pandang kawannya tentu saja yang bermasalah dengan kepribadiannya hanya Type bukan Tharn. Jadi Type bertanya pada orang yang tidak tahu apa-apa itu dengan nada santai;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now