Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas

2K 113 31
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Belakangan ini, kalian terlihat benar-benar dekat"

"Hanya perasaanmu saja"

"Tidak, tidak, tidak. Ini bukan perasaanku saja. Aku melihatnya sendiri, kalian sudah makan bersama selama beberapa hari ini"

Bagi mereka yang memiliki jadwal padat, sekelompok mahasiswa jelas merasa sepakat untuk membiarkan makan sarapan yang penting bagi tubuh agar bisa langsung masuk ke kelas dengan tepat waktu. Hanya saja, bagi seseorang yang tidak begitu tertarik dengan pendidikannya, apalagi sering berhenti bermain bola, kemudian melihat teman dekatnya duduk bersama seseorang yang beberapa hari lalu ekspresi wajahnya terlihat begitu dingin seperti sebongkah es, tentunya dia tidak tahan untuk menyapa mereka.

Tapi kawan baiknya hanya mengatakan bahwa itu hanya pemikirannya saja, tentu itu bukan hanya pemikirannya.

Karena beberapa beberapa hari lalu, dia tahu bahwa Type terlihat murung akan sesuatu, tapi selama beberapa hari ini anak itu cepat kembali ke asrama, sedangkan setiap diminta makan malam bersama dia tidak mau pergi bersamanya, bahkan mengatakan bahwa dia akan makan sendiri.

Rasanya tidak mungkin, makan bersama teman tentu lebih menyangkan daripada sendiri. Kecuali dia sudah punya teman makan yang tidak terlihat.

Dan temannya itu...Tharn

"Kenapa, No?"

"Emm, bagaimana bisa kamu makan bersama Type lagi?"

Techno hanya menanyakan ini, meskipun sebenarnya dia tidak ingin begitu berurusan dengan urusan sahabatannya. Tapi dia tidak bisa untuk tidak mencemaskan Sang Drummer itu. Belakangan ini, dia tahu suasana hati sahabatnya sering naik turun seperti wanita yang baru masuk jadwal menstruasinya. Kadang memang bagus saat bersama , tapi kadang juga buruk. Dia menatap kasihan pada Tharn, apalagi harus bisa menerima suasana hatinya yang mirip iblis itu.

"Bukan begitu. Aku yang mampir makan ke sini sebelum berangkat ke kampus."

Tharn menjawab sambil tersenyum tipis, hanya saja Techno masih belum bisa menepis kecurigaannya, caranya berbisik ini seperti pembantu yang sedang bergosip sambil melirik kanan-kiri, memastikan tidak ada yang mendengar pertanyaannya, lalu menanyakan ini dengan suara yang sangat pelan.

"Oh, jadi sekarang kamu sudah tidak membenci gay lagi, bukankah begitu?"

"..."

Kali ini anak yang sedang membayar minumannya menaikkan pandangan tajamnya untuk menatap Techno, seketika rasa dingin menjalar di seluruh punggungnya, langsung saja dia mengembangkan senyuman canggung padanya, lalu bicara;

"Kamu tidak perlu menjawabku, aku sudah tahu jawabanmu"

"Aku benci... Tapi aku tidak membenci Tharn"

"Hm?"

Wajah Techno langsung berubah kosong saat menatap sahabatnya. Bagaimanapun juga, anak itu menyebutkan dengan sederhana jawabannya, sedangkan Tharn yang sedang menarik mi di sebelahnya, langsung memutar kepala untuk menatap si penjawab. Tingkah mereka berdua benar-benar membuat Type jengkel;

"Kalau aku membencinya, bagaimana bisa aku tinggal satu ruangan dengannya."

"Bukankah dulu kamu membencinya, dan kamu terlihat juga tidak suka bersamanya?"

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now