Chapter XXI Beginikah Teman?

2K 108 5
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Kamu ada rencana turun untuk makan di kantin?"

"Em, mau kubelikan sesuatu? Akan kubawakan nanti"

"Tidak, aku ingin mengajakmu turun bersama"

"Hm?!"

Thara bahkan langsung memalingkan kepala untuk menatap teman sekamarnya yang sedang mengisi tasnya dengan buku, dia berusaha memikirkan ucapan yang didengar seolah salah mendengarkan kalimatnya

Benarkah... Sedang mengundang makan bersama

Hari ini hari Senin, hari yang sama seperti hari biasa setelah melewati berbulan-bulan dari pertama kali tahun ajaran baru. Keduanya bangun dari tempat tidur masing-masing, lalu mandi, setelah itu kembali ke ruangan untuk berganti pakaian, kemudian mempersiapkan materi yang akan dibawa setelah itu mencari sarapan sebelum berangkat ke kampus. Tapi anehnya, setelah berbulan-bulan terlewati tiba-tiba saja Type mengatakan padanya kalimat ajakan seperti itu.

Apa ini nyata

Tharn yang berpikir begini masih tidak percaya. Tangan yang masih mengancingkan seragam sekolah terhenti. Kali ini dia hanya menatap ke arah anak berkulit gelap yang baru saja selesai memakai seragamnya, tidak tahu harus merasa bahagia atau ketakutan.

Sejak hari mereka membeli sprei bersama, Type mulai melemahkan sikapnya, meskipun begitu dia tidak menyangka anak itu akan menjadi selunak ini padanya, bahkan mengundangnya makan bersama.

"Kenapa kamu melihatku begitu... Kamu tidak mau pergi?"

"Pergi kok"

Tidak perlu menunggu Thiwat berbicara dua kali, Thara langsung menerima menerima ajakan, tapi setelah sejenak terdiam, pada akhirnya dia bertanya...

"Tapi, kenapa?"

Kenapa mengundangku

Pertanyaan ini membuat si pendengar jengkel, seolah pertanyaan ini di lontarkan pada seseorang yang selama ini suka pilih kasih dan tidak peka, hanya saja anak itu menjawab dengan baik dengan nada biasa;

"Kamu sendiri yang bilang padaku 'kan... Kalau sebaiknya menghapus kata 'seks' dari kata 'teman seks' menjadi 'teman' saja"

Type sepertinya  mengatakan ini sambil berpikir si pendengar akan terdiam begitu saja, tapi jawaban ini malah membuat pria itu menatap lebih heran saat mendengarkan penjelasannya.

"Memang menurutmu apa?"

Sekali lagi Tuan Thiwat membuat wajah jijik saat meneruskan berbicara;

"Aku 'kan cuma mengundangmu makan. Tapi kalau kamu tidak ingin pergi, paling tidak aku bisa membelikanmu sarapan"

Type memotong percakapan ini, berbicara dengan nada yang jengkel, kemudian merebut tasnya dan memakai di punggung. Si pendengar hanya bergegas mengancingkan kemeja, kemudian segera meraih tas dan kunci ruangan dengan kedua tangannya, setelah itu melangkah dengan cepat mengikuti anak muda yang berjalan lebih dulu, tanpa pernah menyangka kesempatan seperti ini akan tiba. Bukan, rasanya pria itu tidak menyangka kesempatan ini datang begitu cepat. Melihatnya begini, dia menganggap kesempatan dalam bulan ini sepertinya yang paling bagus dari bulan-bulan sebelumnya.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now