Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu

1.1K 55 18
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tharn, berhentilah terlihat tertekan begitu"

". . ."

"Hah~"

Di dalam sebuah pesawat besar yang telah lepas landas menuju langit Bangkok menuju ke laut bagian Selatan, pergi ke tempat wisata dimana orang-orang Thai bangga memilikinya. Di dalamnya terdapat satu penumpang, diantara banyak turis bule, seorang pria terlihat begitu kaku sambil menatap ke luar jendela, ekspresinya terlihat begitu tegang, membuat siapapun berpikir, mungkin pria itu takut naik pesawat, tapi seseorang yang duduk di sebelahnya tahu, bahwa bukan itu penyebabnya...

"Hanya bertemu dengan orang tuaku, kenapa terlihat tertekan begitu?"

Benar. Hari ini Thiwat membawa Tuan Thara untuk pulang ke rumahnya yang berada di Ko Phangan untuk bertemu orang tuannya. Ceritanya berawal saat masa-masa ujian, ayah Type setiap hari menelpon. Saat bilang ingin tetap tinggal di Bangkok, setelah ditanya macam-macam pada akhirnya Type menyepakati hari keberangkatan untuk pulang, seketika itu pacar terkasihnya datang dan mendengarkannya berbicara sambil bertanya;

"Kamu mau meninggalkanku di Bangkok sendirian?"

Sejujurnya, Type benci ini. Karena kekasihnya itu membuat ekspresi wajah yang sangat menyebalkan, rasanya tidak cocok dengan kalimat manis yang terlontar, jadi Type membuat kesalahan dengan menanyakan;

"Jadi, kamu mau ikut?"

"Ikut"

Pandangan mata dingin itu bersinar, dia hampir menyingkirkan buku literaturnya untuk membantu Type mencari tiket pesawat saat pulang nanti. Namun kebahagiannya langsung sirna saat Type bicara dengan jujur...

"Aku mengatakan pada Ayah, kalau aku akan membawa pacarku pulang bersama"

Ekspresi pria tampan itu langsung saja berubah menjadi tertekan. Tubuhnya berubah menegang, dan tidak mampu mengatakan apapun. Type sendiri sebenarnya merasakan perasaan yang lebih tertekan. Karena dia pernah membenci gay, lalu tiba-tiba datang membawa pacar pria untuk dikenalkan pada orang tuanya. Namun Type telah memikirkannya. Jika dia berniat menjalani hubungan ini dalam jangka waktu yang panjang, dan tidak berpikir suatu hari akan berhenti, memang seharusnya bersikap jujur mulai sekarang.

Dia merasa tidak perlu menyembunyikan hubungan ini lagi, karena rasanya melelahkan. Dan seandainya dikemudian hari mereka harus berpisah karena suatu masalah, dia lebih memilih berjuang memberitahu orang tuanya secepatnya, dan membiarkan kedua orang tuanya tahu kapan saatnya mereka tetap bersama atau sudah berpisah nantinya.

Yang paling memungkinkan, ayah akan mengusirku dari rumah. Tapi tidak apa-apa membiarkannya marah, tentu saja hanya perlu membawa Tharn kembali lagi sampai akhir 'kan.

Kekasihnya ini pernah merasa heran melihat Type bersikap kaku setiap berkunjung ke rumahnya. Dan setiap seminggu sekali Type akan diajak oleh Tharn untuk pulang, bahkan dipaksa oleh Putri untuk mengajari piano lagu pendek berjudul 'Adik Male Punya Seekor Kucing'.

Pada suatu hari pada akhirnya Tharn berkata;

"Lihat 'kan? Bertemu orang tua dan keluarga pacar tidak menakutkan"

(Jangan kembali ke masa lalu, kumohon)

Jadi, saat Type mengatakan langsung pada Ayahnya. Hasilnya... Ekspresi tertekan terlihat jelas di wajah pria yang sedang duduk di sampingnya ini.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now