Chapter IX Di Waktu Malam

2.6K 124 10
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Setelah kejadian sakitnya, Thiwat yang sebelumnya kesulitan berhadapan dengan teman seruangan-nya, untuk bisa membuatnya merasa lega dia berusaha untuk mulai berlatih menerima teman sekamarnya yang menyimpang. Jadi untuk menutupi ini, dia akan pergi tidur lebih dulu, dan setiap hari berlalu begitu saja. Ketika sampai di akhir minggu, dia tidak harus bertemu dengan orang yang dibenci 100% itu, (Tapi, seberapa rasa bencinya, sudah tidak tahu 'kan?)

Entah seberapa banyak

Tapi, bukannya merasa lega, anak bernama Type ini malah merasa dirinya aneh. Pada awalnya dia mencap kejadian dimasa lalu itu sepertinya tertutup secara permanen di dalam pikirannya, tapi selama beberapa waktu ini, sejujurnya dia merasa aneh, terutama saat berhadapan dengan orang buruk itu.

Dia mulai bermimpi aneh.

Yah, di dalam mimpinya yang samar, pada bagian pria brewok menjijikkan yang bertindak bejat pada anak umur 12 tahun, saat ini mulai berubah. Orang itu berubah.

Setelahnya dia akan tersentak dan setengah terbangun. Saat masih belum sepenuhnya tersadar, dia bisa merasakan ada seseorang yang selalu berada di sampingnya. Dia bisa merasakan sentuhan yang hangat seseorang. Sentuhan itu berada di pipinya, kemudian beralih ke bibirnya, pada awalnya dia merasa sangat jijik saat menerima itu. Karena dia tidak tahu siapa yang melakukannya, meskipun sekarang dia sedang setengah bermimpi sekalipun, dia terlalu takut untuk tahu dengan jelas seseorang yang ada di depannya. Seluruh tubuhnya biasanya hanya gemetar dengan hebat. Tapi saat dia merasakan sentuhan hangat dari orang itu, entah kenapa rasa takut yang dirasakannya sedikit demi sedikit mulai menghilang.

Perlakuan sialan itu rasanya... Benar-benar sangat bagus.

"Si brengsek itu yang menarik segalanya sendiri... Walaupun begitu, sentuhannya terasa lembut"

Type bergumam ketika memikirkan ini, sejujurnya dia merasa enggan menarik prasangkanya sekarang, bagaimanapun juga dia tidak tahu, saat itu dia sedang bermimpi atau tidak.

Saat ini dia hanya meringkuk sambil menatap ke arah seseorang yang sedang berganti pakaian dan menghadap ke arah kaca di depan lemari.

Diakah... Atau ...

"Pasti karena merasa terlalu cemas 'kan... Itu hanya mimpi"

"Setelah sembuh dari demam, apa penyakit mentalmu mulai menjadi lebih parah... Kenapa berbicara sendiri begitu?"

Entah berbicara terlalu keras, atau mungkin karena ruangan itu yang terlalu kecil. Musuhnya sekarang menangkap pandangan matanya dari kaca, dan saat bertanya dia menarik ujung bibirnya. Jujur, sikapnya itu membuatnya ingin segera berlari untuk melemparkan tubuh orang itu keluar.

"Ini urusanku, bukan urusanmu"

Type berbicara dengan suara yang suram, membuat orang yang mendengarnya berbicara tertawa. Yah, setelah melihatnya bersikap seperti itu, dia merasa aneh. Entah apa yang membuat suasana hati si brengsek Tharn itu terlihat bagus, padahal sebelumnya, orang itu bersikap sangat dingin terhadapnya. Tapi sekarang, dia sering tersenyum sendiri, kemudian tertawa.

"Kamu terlihat senang saat melihatku, begitulah"

"Senang? Di sebelah mananya?"

Kali ini Tharn berbalik untuk menatap ke arahnya, dia memperlihatkan sikap mengejek saat memandangnya saat ini... Meskipun suasana hatinya bagus, orang yang sedang mengenakan sabuknya hanya mengalihkan pandangan, tidak bersikap murahan, dan benar-benar bersikap sopan. Jelas, melihat ini membuat Type merasa marah, kemudian bicara;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now