Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan

1.6K 110 30
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++

Saat matahari bersinar terang, Techno melihat sahabatnya sedang duduk memegangi sebuah sosis babi panggang dengan saus sambil menatap benda itu, seolah ingin menusuk seseorang;

"Ada apa denganmu? Kenapa terlihat frustasi begitu?"

"Jangan ganggu!"

Jadi saat mulai berbicara untuk menyapanya, hasilnya mendapatkan umpatan pada seseorang yang sedang terlihat jengkel sejak kemarin.

"Hoh~, apa-apaan ini. Beginikah caramu berbicara dengan sahabatmu sendiri?"

Anak dari wilayah selatan itu sekarang sudah memutar kepala untuk menatap ke arahnya dengan pandangan kejam. Caranya mengancam, jelas membuat kapten tim sepak bola kampus masa depan itu memalingkan wajah ke arah lain lalu bicara;

"Iya deh, iya"

Type mematahkan tusuk sosis bagian bawah, kemudian membuat guratan di atas sosis sampai membuat suara seperti suara robekan daging di dalam film, suara itu juga kadang keluar saat seseorang terkena tebasan ketika berkelahi dengan pisau, dia terlihat puas saat melakukannya. Setelah itu menusuk sosis di hadapannya, kemudian mengantarkan sosis itu masuk ke dalam mulut, bertingkah seperti sesosok titan yang memangsa penduduk dalam cerita Attack of Titan.[ jadi inget kapten Levi (๑❛ ‿❛๑) ]

"Saat datang hari ini, kenapa rasanya kamu terlihat lebih mengerikan dari biasanya"

"Memang kenapa?"

Anak dari wilayah selatan itu mulai menyerang, orang yang berniat untuk menyapa hanya bisa menggaruk kepalanya, kemudian memilih duduk si sebelahnya.

"Em, lupakanlah. Aku hanya ingin bertanya, apa aku boleh memberitahu kedua Ce itu, kalau kamu sudah berpacaran dengan Tharn?"

Saat Techno bertanya, dia bisa melihat tubuh Type menegang.

"Hei! Type sabar, sabar!"

Si penanya hanya mengatakan ini, dia bisa melihat pria itu memasukkan sosisnya ke mulut, setelah itu mengacungkan tusuk, terlihat ingin menusuknya

"Tidak ada pertanyaan lain yang mau ditanyakan"

"Ti...Tidak, anggap kamu tidak mendengarkan apapun. Mulutku cuma sedikit terpeleset"

"Jadi kamu ingin tanganku ikut terpeleset?"

Ketika Thiwat bertanya dengan nada frustasi, orang yang duduk di sebelahnya hanya berpaling, kemudian bergeser agak menjauh darinya. Hanya saja, dia masih tidak mengerti dengan sikapnya ini dan bertanya;

"Kamu 'kan sudah berpacaran dengannya, apa kamu bermaksud untuk merahasiakan ini?"

"Em!"

Anak dari wilayah selatan itu hanya memberikan responnya dengan satu kata. Karena rasa gugup yang dirasakannya ini ternyata tidak cukup hanya dengan memberikan hadiah ulang tahun untuk Tharn. Tapi masih harus merasa jengkel menghadapi kawan sialan yang merasa punya kewajiban untuk memberitahu kedua senior busuk yang penasaran dengan kisah mereka.

Tentu saja, lebih mudah membunuhnya ini lebih dulu, sebelum dia bisa membuka mulut

Pemikiran Type ini sangat tergambar jelas di ekspresi wajah yang sedang menatap kawannya, sehingga Techno segera memalingkan wajah ke arah lain lalu mulai mencoba mengangkat topik pembicaraan sebelumnya sekali lagi;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now