Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai

3K 120 10
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Tharn tahu anak itu akan mengingkari janjinya, jam di layar ponsel menunjukkan waktu sudah masuk setengah 9 malam. Pria yang dari sore menunggu hanya menghembuskan nafas panjang dengan sekuat tenaga, sambil berpikir untuk menemukan cara mencuri lagi kesempatan seperti sebelumnya.

Pada akhirnya Sang Pemain Drum itu menyatukan kedua tangannya di belakang tengkuk, berbaring di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit. Ruangan tua ini terasa begitu dikenalnya. Di saat yang sama, entah kenapa dia mulai mengenang bagaimana dia bisa begitu menyukai Type. Jawaban ini masih saja tidak diketahui olehnya.

Tharn menaikkan kedua ujung bibirnya untuk tersenyum sedikit, karena dia sendiri tidak benar-benar berkata dari hati, kenapa dia bersedia melakukan banyak hal untuknya sampai seperti ini.

Seandainya saja Long tahu bahwa dia telah melakukan banyak hal sampai seperti ini, dia pasti sudah dimarahi dan dianggap gila. Karena kebaikannya ini tidak seperti orang kebanyakan, sudah jelas dia tidak akan tertarik saat mendengarnya. 

Bagaimanapun juga, Tharn telah terus menerus memaksa seorang pembenci gay harus menutup erat bibirnya. Mungkin dia akan tetap begini, sampai anak itu benar-benar mau menurut padanya.

Tapi, dia benar-benar imut...

"Em"

Pemuda itu memperlihatkan sedikit senyumnya.

Tharn sebenarnya tidak tahu kalau akan menyukai Type, dia juga tidak menyangka anak itu akan menangis ketika menceritakan kisah pelecehan seksualnya, atau saat Type berubah menjadi seekor anjing galak yang berprasangka buruk pada kaum homoseksual. Dia hanya yakin, bahwa semua yang tercermin dari tindakan hanya menurut pada kata hati. Dia ingin merawatnya, ingin melindunginya, dan ingin menyelamatkannya dari mimpi buruk.

Setelah tahu apa yang telah dilakukan padanya, Tharn sempat terdiam, merasa marah pada dirinya, kemudian mulai mengikutinya dengan rasa simpati. Itulah mengapa, sampai saat ini dia terus menerus mengikuti anak itu.

"Huftt"

Tharn mengeluarkan dengusan samar, kemudian menghembuskan nafasnya. Berusaha untuk menerbangkan pemikiran yang selalu menghantuinya. Terkadang pemikiran ini membuatnya tersenyum, tapi juga kadang membuatnya menghembuskan nafas berat. Bagaimanapun juga, anak itu pasti akan mengingkari janji yang dibuatnya.

Krett

"Hm?"

Kali ini terdengar suara berderit pintu ruangan yang di buka, membuat orang yang sedang berpikir sambil terbaring itu terdiam. Dia melihat ke arah anak yang kembali ke ruangan saat hampir pukul 10 malam. Type hanya berhenti sejenak untuk menatapnya, kemudian berjalan masuk, cara keduanya saling memandang seperti pasangan kekasih yang sedang bertemu, terlihat cukup serasi, meskipun terlihat hanya sejenak, pada akhirnya Type berpaling untuk menghindari pandangan matanya, kemudian berjalan untuk meletakkan barang-barang yang di bawa ke atas meja, setelah itu langsung berjalan untuk mengambil handuknya.

"Kenapa tidak berpikir untuk saling menyapa?"

"Kenapa harus?"

Tharn ingin tertawa saat melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh anak yang sedang berpura-pura merasa jengkel itu. Bagaimanapun juga,  anak itu hanya bisa menautkan alisnya, menyiratkan bahwa dia tidak punya jalan lain untuk keluar. Saat ini, Tharn bisa melihatnya sedang bermaksud mengambil alat mandi, sehingga dia menggumamkan kalimat dengan lancar saat bertanya;

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now