Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya

1.6K 111 25
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Kita kapan-kapan piknik ke Ko Pa Ngan sekeluarga bagaimana?"

"HM!?"

Saat mendengar pernyataan ini, Thiwat sama sekali tidak menyangka, Kepala Keluarga Kirigun yang duduk di posisi paling ujung meja, berbicara pada anak keduanya yang duduk di meja makan sama. Ucapan ini membuat anak dari wilayah selatan itu menegang, seketika langsung kehilangan kepercayaan dirinya sekaligus cemas, dan hampir saja menggerakkan tangan untuk memukul seseorang ketika berpaling melihat prianya yang tersenyum dengan sangat lebar, seolah suka ide bagus yang terucap ini.

Tidak, Kumohon jangan.

Tentu saja, Type sudah bisa membayangkan dalam hati pemandangan apa yang akan dilihat. Tangannya yang mengepal gemetar hebat hanya karena membayangkan Ayah tercintanya akan bertemu dengan Ayah Tharn

Malapetaka akan jatuh kepadaku

"Ide bagus, kalau ke sana bisa menginap di penginapan milik Ayah Type, sekalian tahu rumah Type 'kan"

Tidak bagus, ini ide buruk. Jangan pergi bertemu dengan orang tuaku. Ini semua akan menjadi kekacauan yang memusingkan.

Anak dari wilayah selatan itu hanya bisa menjawab di dalam hati. Saat pandangannya mereka berdua bertemu, prianya itu terlihat sangat tertarik dengan pembicaraan ini, langsung saja...

Duk

"Aw!"

Suara teriakan terdengar singkat, ini karena Type sudah mengangkat kaki untuk menendangkan kakinya dengan sepenuh tenaga di bawah meja. Tapi anehnya, suara teriakan bukan berasal dari Tharn, tapi....

Phi Thorn

Ups, salah tendang orang

Ketika memikirkan ini, si pelaku hanya bisa menelan ludah dan berusaha untuk tidak masuk ke dalam topik pembicaraan. Dia sama sekali tidak bisa mengatakan kalau dia masih belum membicarakan tentang hubungannya ini pada orang tuanya, dia bahkan masih tidak bisa membayangkan dapat mengatakan bahwa anak laki-laki mereka sudah berjalan di jalan yang menyimpang. Sebagai hasilnya, Type hanya bisa memperlihatkan senyuman kaku sambil menatap ke arah Phi Thorn seolah sedang meminta maaf...

Sedangkan Tharn, sialan, terkekeh melihat ini.

Bangsat, malam ini kamu mati!

"Tharn tidak mengatakan sekarang Dad, tahun ini Dad 'kan tidak punya waktu untuk liburan, bukankah begitu?"

Bagus, ada yang tidak setuju dengan ini

"Tapi kita 'kan sudah bertahun-tahun tidak pergi ke pantai di Thailand sekeluarga. Kita pasti bisa cari waktu luang secepatnya 'kan?"

Ibu dari ketiga anak itu mulai membuka perdebatan, seolah merasa senang dengan ide akan pergi berkunjung ke rumah seseorang.

Maaf sekali, jika kalian cuma mau pergi ke pantai tanpa melibatkan Type di sini. Semua ini jelas bukanlah masalah besar. Tapi, pokok permasalah di sini... KALIAN MAU PERGI KE RUMAHKU!

"Tapi Thorn merasa ini memang harus ditunda sementara. Dad dan Ibu bukankah sudah pergi bersama teman kalau soal itu. Ditambah lagi, sekarang masih masa-masa sibuk. Mencari waktu luang untuk istirahat saja tidak bisa. Thorn bisa meminta Tharn untuk survei tempat dulu. Supaya nanti jika waktunya pergi bisa merasa tenang dan segalanya bisa tepat waktu."

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now