Chapter XII Mati Akibat Ucapan

2.4K 117 13
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Setelah Tharn mandi, dia mencuci bajunya, kemudian dia mencuci kaos dan celana panjang yang ditinggalkan anak itu kepadanya. Dengan membawa tubuh jenjangnya, pria itu melingkarkan handuk di pinggang sambil membawa semua barang untuk kembali ke ruangan, lalu menerka-nerka bagaimana cara Type menghindar bertemu seseorang yang ada di asrama.

Sejak anak itu terlihat mulai setuju masuk ke dalam bilik bersamanya, meskipun dalam hati menginginkan bertindak lebih jauh dari daripada waktu itu, tapi saat ingin mencium bibirnya.... Anak itu menolaknya.

Sekarang seandainya pria ini tetap tidak memiliki perasaan apapun padanya, tentu sulit.

Pemuda itu menggelengkan kepala sambil mengingat detik-detik dimana dirinya ingin mencicipi bibir anak itu, dia bisa melihat anak itu mengumpat dan bermaksud ingin segera melarikan diri darinya. Padahal tinggal sedikit lagi dia mengecup, hanya tinggal sedikit. Tapi ekspresi wajahnya begitu menentang, sehingga dia segera menghentikan dirinya untuk bersikap lebih.

Beberapa orang berpikir bahwa dirinya ini terlalu drama, karena menganggap ciuman memang seharusnya dilakukan bersama dengan seseorang yang benar-benar dicintainya. Sebelumnya, Tharn memang melakukan hal seperti itu pada seseorang yang sedang dikencaninya. Diapun pernah merasakan sangat membenci ciuman seperti yang Type rasakan. Jika dia sampai bertindak ceroboh dengan melakukannya pasti konsekuensinya adalah penolakan. Jadi dia harus membuatnya setuju dengan sendirinya.

"Begitu ya"

Saat Tharn tiba di depan ruangan dan melihat di dalam sudah gelap, dia bergumam. Bisa dibilang sekarang teman sekamarnya ini pasti sedang bersembunyi dan tidak ingin bertemu siapapun, jelas dia ingin memutus masalah yang sedang terjadi dengan pergi tidur.

Ckrek

"Hm?"

Ckrek ckrek

Pria yang sedang terbalut selembar handuk sekarang mulai mengerutkan dahinya ketika tangannya memutar gagang pintu. Karena saat memutarnya...

Dikunci

"Beginikah kelakuanmu"

Suara dalam pria itu sekarang terdengar suram. Dia tahu kalau anak itu bukan hanya menghindar dari siapapun, tapi dia juga bermaksud menyingkirkannya dari ruangan. Sehingga saat ini Tharn mulai menggedor pintu selembut mungkin, sambil bersikap tenggang rasa dengan tetangga;

"Type, buka pintunya untukku"

"Type!!!"

"...."

Tharn memang sudah menduga anak itu tidak akan membukakan pintunya ketika berniat untuk mengunci pintun. Hampir saja dia mengeluarkan umpatannya, meskipun begitu sikapnya terlihat cukup tenang saat menarik celana panjang dan menemukan benda yang untungnya belum berpidah ke dalam tas. Segepok kunci masih tetap berada di sakunya. Dia mengeluarkan benda itu, meskipun ekspresi wajahnya sudah benar-benar berubah sangat menakutkan.

Siapa yang tidak marah, anak itu sengaja menyuruhnya berada di depan ruangan untuk dijadikan makanan nyamuk!

Brak!

Pintu ruangan ditutup dengan suara keras. Saat Tharn menghidupkan lampu, terdengar seperti sedang menampar tembok. Sebelum berpaling ke tempat tidur temannya, matanya melihat ke arah baju basahnya yang tergeletak begitu saja di atas tempat tidurnya, alisnya yang berwarna gelap itupun langsung terangkat.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang