Chapter XXX Pulang ke Rumah

2.1K 114 18
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Apa kamu benar-benar sudah punya pacar? Katakan Type!!!"

"Hah! Type sudah punya pacar?!!!"

Benar-benar

Type sudah menduga, kawannya itu akan bertanya saat dia sarapan pagi. Karena saat masuk ke hari Senin, ketika dia turun bersama dengan kawan seruangan yang bukan hanya sekedar kawan seruangannya, pria itu datang dengan ekspresi bermuka masam, mendorong Techno yang duduk di tempat duduknya bersama sebuah bakpao isi kacang hitam, dan hampir saja menjatuhkan makanannya. Champ bertanya dengan suara lantang padanya. Tentu saja, kalimat itu cukup mengejutkan untuk sahabat buruknya... Techno

"Ya, Fai menelpon sambil menangis, mengatakan kalau dia telah diberi harapan palsu. Aku harus mendengarkan seluruh ucapan Fai sebagai orang yang ikut tidak nyaman di sini. Mai juga ikut-ikutan mengumpat padaku, mengatakan bahwa aku ini teman yang buruk karena punya niat untuk menyakiti Pufai."

Champ kali ini mengatakan kalimatnya sejenak sambil duduk di atas tempat duduk. Setelah itu memalingkan wajah untuk menatap ke arah pria jahat yang duduk dengan santai sambil menggigit roti panggang mentega setelah menghabiskan sepiring spageti.

"Em, aku minta maaf. Aku merasa bersalah, atau aku akan mengatakannya langsung pada Fai."

Saat mengatakan kalimatnya, Type pada akhirnya bisa bernafas lega tanpa di sadari. Karena sepanjang akhir pekan ini, dia berusaha mencari alasan untuk melarikan diri dari semua itu. Setelah bicara, anak itu melirik ke arah seseorang yang sedang duduk di sebelahnya, pria itu hanya menyedot minumannya sambil mendengarkan dengan tenang.

Huft, aku sendiri tidak mengira akan berakhir di satu tempat bersama dengan pria brengsek ini.

"Kenapa tidak mengatakan sebelum melakukan pendekatan? Dia benar-benar merasa kecewa. Kudengar, boneka yang kamu berikan saat merayakan ulang tahun murahan dengannya, digunakan oleh Mai untuk jadi boneka santet."

Saat Champ mengatakan kalimatnya, dia hanya menghembuskan nafasnya dengan dengan kasar. Memperlihatkan bahwa dia sendiri mencemaskan temannya, hanya saja dia juga tidak ingin begitu menyalahkannya.

"Yah, anggap ini salahku karena telah membiarkan kalian mengenal satu sama lain. Meskipun kamu menelpon untuk meminta maaf sekali lagi, dia terlihat tidak akan memaafkanmu. Dia pasti akan mengumpat padamu"

Champ hanya mengatakan ini, membiarkan pria yang mendengar menautkan alisnya, lalu membatin;

Menelpon lagi, menurutmu aku sebegitu tidak tahu malunya sampai menelponnya setelah meninggalkannya begitu saja

Type berpikir begini dan hanya mengangguk seperti menerima ucapan yang dikatakan temannya. Karena Type menduga, gadis itu pasti tidak mengatakan semua cerita padanya. Jika pria itu tahu detail cerita bagaimana kondisi kawan gadisnya, kemungkinan besar saat ini Type sudah di tinju tepat di wajah, bukan bicara dengan nada yang terdengar lembut begini.

Melihat sikapnya begini, bisa diduga Champ benar-benar berpikir bahwa dia sudah berhasil membodohinya, lalu menggunakan alasan sudah punya pacar untuk menolak, meskipun pada kenyataannya itu memang benar...

Type bukan orang yang sebaik itu.

Dia tidak menginginkan gadis itu, karena dia sendiri sudah ditusuk oleh pria yang duduk di sebelahnya.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang