Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu

2.6K 125 39
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Hah~, Hah~, Emh~..."

Cahaya matahari yang terbenam masuk dari jendela ke dalam ruangan anak laki-laki di sebuah rumah. Si pemilik kamar ini sedang terbaring di atas tempat tidur dengan mata terpejam, sedangkan kaos yang dipakai telah naik ke atas perut, lalu celana pendek bola diturunkan dari pinggangnya. Nafas pria ini telah berubah menjadi lebih berat dengan kegiatan yang sedang dilakukannya.

Libur akhir semester sudah masuk minggu ketiga.

Selama tiga minggu ini, dia merasa senang dan nyaman selama pulang ke rumah. Bagaimanapun juga, dia bisa melakukan apapun yang diinginkan, tapi saat pulang kali ini Thiwat yang biasanya begitu mencintai liburan dengan seluruh jiwa raganya...mulai merasa bosan.

Entah mulai bosan dengan laut yang sangat disukainya, atau mulai lelah membantu pekerjaan di rumah. Tapi yang pasti dia mulai bosan karena prasangka buruknya telah melukai sahabatnya, dan yang pasti... Tidak ada orang lain di sisinya saat ini.

Biasanya saat terbangun, dia akan mulai berdebat dengan orang yang tidur di sebelahnya. Walaupun sekarang saat bangun dengan damai setiap saat, tidak ada yang bersikap dingin dan memandangnya dengan pandangan dingin saat menatapnya, meskipun dia merasa suasana ini bagus, tapi rasanya sangat membosankan. Ditambah, karena liburan selama beberapa minggu dan tidak melakukan hubungan seksual selama itu, jadi Type mulai tidak bisa menahannya.

Sehingga, anak dari wilayah selatan itu menggunakan dua telapak tangannya untuk menekan keinginannya ini.

Meskipun keinginannya sudah mulai bangkit, entah kenapa Type merasa ini... Tidak cukup

Masih belum cukup

"Ah~... Hah~...Hah~..."

Pria itu terbaring di atas tempat tidurnya yang empuk, berusaha untuk memasukkan udara di paru-parunya sambil menggertakan giginya, membayangkan seorang gadis cantik bertubuh rapuh di kepalanya, sambil bersiap memasukan tubuhnya ke dalam lubang basah yang sempit itu, sampai erangannya pun terlepas dari bibir.

Yah, begini cukup bagus

Pria yang sedang membayangkan tentang ini, merasa sebentar lagi bisa sampai pada puncaknya, hanya saja...

"Aku tahu, kalau begini bagaimana"

Ahhh~!

Type mulai berjengit kaget, imajinasinya telah teralih menjadi sesosok pria yang sebesar gedung, sedang membisikkan kalimat tepat di telinganya. Sampai rasanya anak itu ingin mengumpat ditempat. Tapi benda di tengah-tengah kedua telapak tangannya ingin segera melepaskan hasratnya. Walaupun hati ingin meninju wajah pria yang tiba-tiba saja muncul dalam pikirannya, tapi dia merasa harus menyelesaikan ini.

"Aku akan membuatmu merasa lebih baik daripada wanita yang melakukannya untukmu"

Suara serak bercampur nafsu bisa dirasakan tepat di telingannya, membuat Type mulai meremas dengan erat adik kecilnya, dan mulai bergerak lebih keras sambil memikirkan telapak tangan kasar yang jauh lebih berpengalaman saat bergerak dari wanita manapun yang pernah memegang adik kecilnya. Cara bergerak yang benar-benar sangat disukai oleh Type.

"Ah~....Hah~"

Suara nafas Type mulai berubah menjadi lebih kuat, saat membayangkan mereka saling memuaskan nafsu bersama. Pria dalam bayangannya mengangkat kedua ujung bibirnya, memberikan arahan padanya ke titik yang tidak tertahankan untuknya.

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now