Chapter XXIII Status Hubungan

2.6K 124 26
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tharn, berat"

". . ."

"Tharn, kubilang berat. Bukankah kamu bisa memahami bahasa manusia?"

"Entahlah"

"Dasar..."

Kali ini, Tharn tidak lagi paham mau seberapa keras teman sekamarnya ini mengumpat. Karena dia hanya merasakan satu hal... Perasaan lega.

Dia begitu lega karena usahanya dalam seminggu ini tidak sia-sia. Meskipun anak itu masih tidak bisa menghargai, tapi paling tidak usahanya ini mampu membuat status mereka tidak akan kembali seperti sebelumnya. Yah, malam itu dia sudah mengakui bahwa dirinya mabuk, walaupun bukan seperti yang dituduhkan oleh Type, bagaimanapun juga kemampuan alkohol memang bisa membuatnya bertindak seperti itu.

Saat dia menciumnya di tengah restoran, Tharn masih sangat yakin mabuk hanya membuatnya lebih berani. Karena dia pasti akan berpikir berkali-kali jika dalam situasi yang normal. Hanya saja, jika dirinya mengakui bahwa saat itu sedang mabuk, dia tidak mungkin bisa tetap bersikap dingin selama ini 'kan...

Memang alkohol saat itu telah mempengaruhi pikirannya. Meskipun orang-orang seperti Thara sudah terbiasa dengan reaksi semacam itu, malam itu bisa dibilang pengaruh alkohol yang dirasakan memang tidak begitu besar, jika dibandingan dengan tudingan Type untuk menolak perasaannya. Meskipun dia begitu kecewa, terus menerus berpikir, bahkan seandainya pikirannya itu rusak, dia selalu bertanya... Akankah segalanya akan baik-baik saja untuknya jika saatnya tiba?

Pertanyaan itu terus saja berputar di pikiran Sang Drummer, bahkan ketika dia bangun tidur di keesokan harinya. Hanya saja, sekarang otaknya saat bangun jauh lebih jernih daripada saat dalam pengaruh alkohol, dan kembali bisa bekerja dengan penuh efisien.

Tharn tahu, Type bukan tipe orang yang akan dengan mudah berbaikan dengannya, sedangkan dia pasti akan bertindak sebaliknya, dan berusaha untuk membiarkannya berbuat salah lagi....

Tapi!

Tiba-tiba saja sebuah ide terbesit di benaknya saat dia bermaksud untuk mengucapkan maaf dan melakukan apapun seperti biasa, dia berusaha untuk bertindak seolah mereka tidak pernah memiliki hubungan apapun seperti sebelumnya. Waktu itu dia sempat bertanya pada dirinya... Apa yang akan dilakukan Type jika dia yang marah kali ini?

Saat itu dia bermaksud untuk sementara menjalankan idenya. Bagaimanapun juga, Tharn berpikir tidak ada salahnya mencoba bersikap seperti ini. Sehingga Tharn mulai berubah tidak banyak bertemu, hanya terdiam, tidak lagi menatapnya, bersikap dengan jelas bahwa dirinya marah, sambil terus menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan anak itu untuknya.

Awalnya dia berpikir, seandainya saja dia mulai tidak tertarik dan bersikap acuh tak acuh, mungkin saja dia pun bisa merasa bahagia karena telah mengambil jarak yang selama ini memang diinginkan oleh anak itu. Sehingga, belakangan ini dia memutuskan untuk pulang ke rumah, setiap mau tidur selalu saja memikirkan apa bagusnya menjalin hubungan seperti ini, dan Tharn mulai tersadar. Dari awal dia seharusnya telah memperhitungkan seorang pembenci gay hanya ingin bersikap baik pada pria gay malang sepertinya.

Tapi setelah dia mulai bisa menerima cukup jauh, ternyata anak itu melakukan sesuatu yang diluar dugaannya.

Hari ketika dia pulang dari rumah, Thara yang berniat untuk menyerah dan ingin mendekat melihat sesuatu yang tidak terduga benar-benar terjadi...

🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Menjadi Sangat MencintaiWhere stories live. Discover now