65. Iblis Sebenarnya

138 17 3
                                    

Selamat malam

*
Mohon maaf baru up lagi yah

Happy Reading

****

“Lisa hei, sadar?” ujar Zara.

Plakkkkkk…

“Aww sakittt,” ujar Lisa sambil membuka kedua mata nya.

“Aku gak tau lagi bangunin kamu harus gimana, jadi aku tampar aja,” ujar Zara sambil terkekeh.

“Sakit tahu,” ujar Lisa.

“Hehehe, iya maaf Lis,” ujar Zara.

“Gimana udah ditulis belum tadi?” ujar Lisa.

“Oke udah beres,” ujar Zara.

“Memang bener Zar, namanya Diana, Dia wanita yang sudah menyamar jadi dirimu pas dulu ke perpustakaan, Dia yang sudah memberian kutukan itu, Dia juga yang sudah memberikan ku kesengsaraan,” ujar Lisa sambil meengepalkan tangan nya.

“Tapi Lis, tadi aku sempet nulis, kalau Diana itu bersekutu dengan iblis, mungkin saja iblis itu mengendalikan dirinya, sehingga Dia bisa melakukan hal sekejam itu,” ujar Zara.

“Iya juga Zar, tapi tetap saja persekutuan dengan setan atau iblis itu salah, Dia telah melakukan kesalahan besar, bersekutu dengan iblis itu sama saja menyerahkan seluruh jiwa dan raganya kepada iblis itu sendiri, jadi otomatis Dia juga sudah rela dikendalikan oleh iblis itu,” ujar Lisa.

“Iya bener juga Lis,” ujar Zara.

“Sekarang kita harus gimana lagi Lis, kita kan udah tahu siapa wanita itu,” ujar Zara.

“Kita belum tahu semuanya Zar, ada yang masih mengganjal di pikiranku, di artikel hanya tertulis Dia membunuh kedua orang tuanya, tetapi tadi aku melihat Dia juga membunuh 3 orang teman sekelasnya, kita harus mencari tahu siapa saja mereka, mungkin dengan kita tahu semua itu, kita akan tahu identitas sebenarnya iblis yang bersekutu dengan Diana,” ujar Lisa.

“Kita kembali lagi saja ke perpus,” ujar Lisa.

“Yaudah yuk,” ujar Zara.

Singkat waktu, mereka berdua pun sampai kembali di dalam perpustakaan, dan untungnya Zara memiliki makanan dan minuman. Alasan Lisa kembali ke perpustakaan ialah untuk mencari lagi siapa identitas ketiga teman Diana yang Dia bunuh secara keji.

Lisa teringat kembali bahwa mereka bertiga adalah teman sekelas Diana. Kejadian itu berlatar belakang tahun 1976, Lisa berfikir Dia harus mencari buku album kenangan atau buku alumni. Dan Zara pun berusaha mencari buku album kenangan itu di setiap rak buku yang terlihat sudah tua dan using.

Sebari Zara sedang mencari buku album itu, Lisa membcara kembali artikel-artikel lainnya, dan ternyata Disana ada kasus menghilangnya siswi-siswi teladan dan pintar, yang dimana artikel itu mengatakan bahwa, terjadi kasus aneh dimana ada 3 orang mahasiswi menghilang secara misterius.

Dan ketika  Lisa melihat ke arah tahun pembuatan artikel itu, Dia melihat artikel tahun itu sama dengan tahun dimana kasus Diana terjadi. 

Awalnya pada tanggal 06 mei 1976, terjadi kasus hilangnya seseorang secara misterius yaitu mahasiswi teladan yang bernama Inggrid, kasusnya tersebut tidak bisa terpecahkan sampai sekarang.

Dan yang kedua berselang 10 hari setelahnya tepatnya pada tanggal 16 mei 1976 terjadi lagi kasus tersebut dimana sekarang 2 orang sekaligus menghilang secara misterius, dan kasusnya pun sama lagi tidak bisa terpecahkan sampai sekarang. Nama dari kedua orang tersebut adalah Maryam dan Sarah, dimana mereka juga merupakan mahasiswi terpintar di kampus.

Setelah membaca semua itu, Lisa sudah yakin bahwa mereka lah ketiga orang yang telah dibunuh oleh Diana. Tetapi ada yang aneh di artikel itu, tidak ada halaman akhir, halaman akhirnya tidak terdapat di buku itu.

“Lis, aku dapat sesuatu yang akan membuatmu tercengang,” ujar Zara.

“Apa tuh Zar?” tanya Lisa.

“Lihat ketiga orang ini namanya Inggrid, Maryam dan Sarah, dan mereka bertiga adalah teman sekelas bersama dengan Diana,” ujar Zara.

“Berarti fix yah benar, mereka ketiga korban itu,” ujar Lisa.

“Dan satu lagi Lisa, aku nemuin  kertas yang terselip di buku, dan ternyata itu adalah sebuah artikel yang menuliskan kasus menghilangnya mereka bertiga, sepertinya sih ini lanjutan artikel yang lain,” ujar Zara.

“Oh ini dia, mungkin itu lanjutan artikel dari ini,” ujar Lisa.

Dan ternyata memang benar itu adalah lanjutan dari artikel itu, dan disana tertulis bahwa  menghilangnya Inggrid, Maryam dan Sarah karena diculik oleh penculik yang bernama Adam, penculik itu adalah seorang buronan yang sangat dicari oleh polisi karena Dia adalah orang yang kejam dan tidak segan untuk membunuh korban nya dengan cara keji.

Lisa merasa aneh, yang membunuh mereka bertiga adalah Diana, kenapa malah buronan yang namanya Adam yang menculik mereka bertiga.

“Pasti ada hubungan antara Adam dan Diana Lis,” ujar Zara.

“Hubungan gimana Zar?” tanya Lisa.

“Iya mungkin mereka sekongkol untuk melakukan penculikan dan pembunuhan itu, disini juga tertulis bahwa penculik Adam itu tertangkap, ternyata Dia itu memiliki gangguan jiwa dan polisi pun mengirim Dia ke rumah sakit jiwa Lis,” ujar Zara.

“Berarti Dia masih hidup kan sampai sekarang?”  ujar Lisa.

“Iya mungkin saja Lis, bagaimana kalau kita kesana, mungkin Dia bisa menjadi petunjuk bagi kita Lis?” ujar Zara.

“Iya setuju Zar, tapi kita minta temenin ke kak Frans yah, takutnya ada apa-apa,” ujar Lisa.

“Sedia payung sebelum hujan yah,” ujar Zara.

“Kak Frans itu orang bukan payung,” ujar Lisa.

“Itu perumpamaan Lisa, perumpamaan!” ujar Zara dengan kesal.

Waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa pergantian suasana malam pun mulai terasa, hilir angin mulai menyapa seluruh tubuh, seakan memberitahukan bahwa keheningan malam akan segera tiba untuk menemani keberangkatan Lisa dan temannya.

Setibanya di Rumah Sakit Jiwa, Lisa dan yang lainnya segera menghampiri meja resepsionist.

“Permisi Sus, saya mau tanya, apakah di rumah sakit ini ada pasien yang bernama Adam?” Tanya Lisa ke salah satu suster.

“Bentar saya cek dulu ya,” Jawab suster.

“Iya ada mbak, mohon maaf sebelumnya mbak ini kerabat pasien atau siapa yah?”  Lanjut Suster .

“Eunghh, anu,” Ujar Lisa terbata.

“Iya mbak saya kerabat Om Adam,” Ujar Frans.

“Oh iya baik mas, mari saya antarkan ke kamar pasien,” Ujar Suster.

See you next part...

Upnormal ✔Where stories live. Discover now