4. Kehilangan Harapan

597 163 60
                                    

Happy reading

~~~

Waktu terus berjalan, melambaikan detiknya yang seirama dengan detak jantung dan nafasnya Lisa, tapi sang waktu tidak bisa diajak kompromi.

Lisa berjalan untuk berangkat ke kampus dan berpapasan dengan tetangga nya yang bernama Laras dan dia mengambil jurusan akuntansi, berbeda dengan Lisa yang mengambil jurusan manajemen, tapi tetap satu fakultas ekonomi dan satu kampus yang sama.

"Lisa, mau bareng gak? yuk barengan aja kan kita searah." Pinta Laras sambil tersenyum di atas motornya.

"Emang ga ngerepotin gitu ?" Balas Lisa.

"Iya nggak lah Lis, kamu ini kayak sama ke siapa aja." Jawab Laras

"Iya deh aku ikut." Balas Lisa sambil tersenyum.

Setelah tiba di kampus, laras memarkirkan motornya.

"Makasih yah Laras atas tumpangan nya, jadi ngerepotin nih," Ucap Lisa sambil mengembalikan helm nya.

Ketika Lisa mengembalikan helm dari tangannya Laras, secara tidak sengaja menyentuh tangan Laras dan benar saja Lisa pun mendapat penglihatan untuk yang kedua kalinya.

Di luar Lisa terlihat seperti melamun dan matanya seperti mata ikan yang mati, Laras pun menyadarkan nya, akan tetapi Lisa belum juga sadar, dalam vision nya Lisa melihat bahwa benang kehidupan Laras terputus, penglihatan itu pun terlihat random, misal nya seperti terlihat angka 666 dan tangan yang mengerikan berlumuran darah yang sedang memutus paksa benang nya Laras.

"Hey Lis, Lisa kamu kenapa hei?" Tanya Laras dengan paniknya.

"Hah ada apa?" Jawab Lisa dengan nada bingung.

"Kamu kenapa Lis, kok kaya orang bingung gitu, mau aku antar ke ruang kesehatan?"Tanya Laras sambil khawatir.

"Makasih yah Laras, tapi gak usah Ras, aku udah gak apa-apa kok cuma kelelahan aja." Jawab Lisa dengan tersenyum.

"Ya udah deh, aku duluan yah udah telat nih, takutnya dosen nya ngambek bisa berabe deh nanti." Ucap Laras sambil berlari dan melambaikan tangannya.

Waktu berlalu dengan cepat, jam pun memberitahu bahwa sekarang pukul 15.00 sore menandakan berakhirnya kelas hari ini. Terlihat dari kejauhan Laras mengendarai motornya untuk pulang.

"Duluan yah, maaf gak bisa bareng, aku lagi ada urusan penting nih." Teriak Laras sambil melambaikan tangannya.

"Iya gak apa-apa ko." Balas Lisa sambil melambaikan tangan nya dan tersenyum.

Sesampainya di rumah jam menunjukkan pukul 17.00 sore, Lisa berbaring di kasurnya. Lalu Lisa dikagetkan dengan suara teriakan.

"LARAS, LARAS ANAKKU."

Kemudian, semua orang berhamburan keluar dari rumahnya, tak luput dari adik, orang tua nya Lisa dan tetangga yang lainnya.

Ternyata suara teriakan itu berasal dari rumah nya Laras, itu adalah suara ibunya Laras yang menangis melihat Laras sudah terbujur kaku dengan luka di sekujur tubuhnya, melihat hal tersebut Lisa kaget serta diam seketika dengan di iringi tubuh yang menjadi lemas, dan akhirnya Dia mimisan.

"Ya tuhan, apa yang terjadi, kenapa ini terjadi berturut-turut." Ujar Lisa sambil berlari dan menahan mimisan nya.

Terlalu berat baginya, orang-orang yang Dia kenal meninggal dalam kurun waktu yang berdekatan, hatinya hancur dan Lisa tidak bisa berfikir apa-apa lagi, karena melihat temannya yang tadi pagi masih terlihat baik-baik saja dan sekarang sudah tidak ada lagi.

Upnormal ✔Where stories live. Discover now