26. Lamaran 😍

223 64 61
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya yah

Jangan lupa ditonton dulu video nya

And

Happy Reading

****

"Rio?" ujar Lisa dengan mimik wajah kaget.

"Sendirian aja nih, mau aku temenin gak?" ujar Rio.

"Gak, gak usah. Aku bisa sendiri kok." ujar Lisa.

"Kemana nih pahlawan kamu Lisa, tumben kagak ada di samping kamu?" ujar Rio.

"Maksud kamu Kak Frans? Ada kok, ini aku cuma mau nyusul temen ku Zara. Duluan yah." ujar Lisa sambil melanjutkan larinya.

Sebelum Lisa melanjutkan lari nya. Tangannya kemudian di pegang oleh Rio. Lisa merasa kaget dan sekarang muka Lisa berada di Depan muka nya Rio.

"Ih kamu ini apa-apa an sih, lepasin gak?" ujar Lisa.

"Gak ah, gak akan aku lepasin." ujar Rio.

Lalu tanpa sepengetahuan Lisa, ketika tubuh Lisa berada di pelukan nya Rio. Tiba-tiba dalam sekejap mata, muncul seseorang di belakang nya Lisa. Dan Rio melihat orang itu dengan sangat jelasnya, lalu muka Rio menjadi ketakutan dan Dia lari terbirit-birit.

"Kenapa tuh orang? Lari sampai segitunya, kayak melihat hantu aja." ujar Lisa.

Kemudian Lisa menengok kebelakang dan terlihat tidak ada apa-apa. Hanya jalan lurus saja yang terlihat dan hanya ada pepohonan yang rindang di samping jalan itu. Lalu Lisa kembali menengok lagi ke depan.

"Hey Lisa, kamu ngapain disini. Aku dari tadi nungguin kamu lari, aku tadi duluan deh lari, soal nya kamu lama sih." ujar Zara sambil tersenyum.

"Ya tuhan, Sialan kamu Zara." ujar Lisa dengan kagetnya.

"Hehe maaf Lis, tadi tuh orang kenapa kok lari ngibrit begitu." ujar Zara sambil tertawa.

"Kagak tau aku juga gak ngerti sih, yuk lanjut lagi lari nya." ujar Lisa.

Mereka berdua melanjutkan lari pagi nya. Peluh keringat mulai mengucur di pelipis mata Lisa. Berlari dan terus berlari, kaki nya Lisa mulai terasa lemas. Kaki Lisa menahan beban tubuh nya, Dia beristirahat sejenak di pinggir jalan sambil melonjorkan kaki nya. Lalu mereka berdua kembali lagi berlari.

Matahari sudah berpindah sejajar dengan kepala Lisa dan Zara. Sinar nya sudah berbeda dengan sinar mentari pagi. Sinar yang sekarang lebih panas dari tadi pagi. Lalu mereka berdua memutuskan untuk menyudahi olahraga lari nya.

Di sela-sela berlari kembali ke rumah Paman Sigit, Lisa mendengar bisikan itu lagi.

"Waktumu sudah dekat."

"Berikanlah jiwamu."

Bisikan itu terdengar jelas di telinga Lisa, tapi sayang nya hal itu terjadi lagi sama seperti yang kemarin, bisikan itu tidak terdengar oleh Zara. Padahal Zara tepat di samping Lisa, tetap saja hanya Lisa yang bisa mendengarnya. 'Kenapa ini?' batin Lisa.

Lalu Lisa dan Zara berhenti sejenak.

"Zara tadi kamu dengar gak? Ada bisikan gitu?" ujar Lisa.

"Bisikan apa Lisa, aku gak dengar apa-apa kok." ujar Zara.

"Udah jangan di pikirin, mungkin kamu udah kelelahan, ayok lanjut lagi." lanjut Zara.

"Iya yah mungkin aku udah lelah." ujar Lisa.

Upnormal ✔Where stories live. Discover now