43. Dendam

195 49 47
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya

And

Happy Reading

****

Kemudian Lisa kembali ke ruang keluarga sembari membawa segelas air putih di tangan nya. Mungkin tante Yani berfikir bahwa air itu untuknya, memang lah benar air itu untuknya. Tetapi bukan untuk diminum, Lisa menggunakan air putih itu untuk menyiram wajah dari tante Yani, sehingga tante Yani menjadi basah kuyup.

"Maaf tante, tolong jaga ucapannya," ucap Lisa dengan nada tegas.

"Tante boleh saja menghina saya, tapi tante jangan sekali-kali menghina orang tua saya," lanjut Lisa.

"Apa-apaan ini HAH?" teriak tante Yani.

"Tidak sopan yah kamu Lisa?" lanjut tante Yani.

"Untuk apa saya sopan kepada anda! yang tidak tau sopan santun dan tidak punya etika," balas Lisa.

"Kamu ini jangan sok pintar, ikut campur masalah orang tua?" bentak tante Yani.

"Saya akan ikut campur, karena anda telah menghina orang tua saya, kalau anda tidak mau saya siram lagi pake air, silahkan pergi dari sini SEKARANG! Tegas Lisa.

"Tunggu saja pembalasan saya Lisa," ucap tante Yani.

"Apa yang anda katakan HAH?" teriak Lisa sambil menghampiri tante Yani.

"Udah udah kak jangan diladenin," ucap Adela sebari menenangkan kakak nya.

Dengan tubuh nya yang masih basah kuyup, dan mimik wajah nya terlihat sangat kesal karena Lisa berhasil menyudutkannya, Tante Yani melangkah sebari menghentakkan kakinya ke lantai, lalu Ia bergegas pergi. Ia terlihat seperti anak kecil yang baru saja kalah dari perkelahian.

Memanglah benar bahwa memiliki masalah dengan anggota keluarga yang lain itu bukanlah hal lumrah lagi dalam suatu hubungan keluarga besar. Baik itu masalah kecil maupun masalah besar seperti hal ini, perihal warisan.

Warisan itu sendiri merupakan pemberian harta dari orang tua kepada anak-anak nya, pemberian harta itu sendiri harus adil dan bijaksana, jangan sampai ada yang berat sebelah, semua harta diberikan harus dibagi sama rata dan keputusan itu harus sesuai dengan hukum agama maupun hukum yang telah ditetapkan di Negara itu sendiri, termasuk Negara Indonesia.

"Mamah tidak apa-apa kan? ucap Lisa dengan khawatir.

"Mamah baik-baik saja sayang," ujar Ibunya.

"Mamah minta maaf yah sayang, sudah menganggu waktu istirahat kamu?" lanjut Ibunya.

"Tidak usah minta maaf mah, itu bukan salah mamah, itu salah nya si tante cerewet tadi." kesal Lisa.

"Sabar sayang yah, mamah tahu kamu marah dengan sikap tante kamu terhadap mamah. Tapi kamu jangan sampai punya pikiran benci sama tante kamu yah. Walaupun Dia begitu, tapi tetap saja Dia itu tante kamu sayang," ujar Ibunya.

"Iya mah aku ngerti kok, aku tidak membenci tante Yani, hanya saja cuma kesal dengan sikap nya tadi," ucap Lisa.

"Iya mamah ngerti kok, ya udah ganti topik aja," ujar Ibunya.

"Kak? bagaimana dengan kutukannya?" tanya Adela.

"Alhamdulilah kutukannya sudah tidak ada lagi, hanya saja yang menempel pada diri kakak masih ada," ucap Lisa.

"Alhamdulilah kalo sudah tidak ada sayang," ucap Ibunya.

"Lalu gimana cara ngusir sosok itu kak?" tanya Adela.

"Kata paman Sigit sih, kakak harus mencari tahu dulu siapa identitas dari sosok tersebut, dengan begitu kita bisa mengungkap tujuan Dia memasuki tubuh kakak itu apa," ucap Lisa.

"Kakak juga sudah melihat vision yang didapat setelah pemusnahan kutukan itu," lanjut Lisa.

"Kalo kakak perlu bantuan aku, langsung ngomong aja yah kak, Aku siap membantu kakak," ujar Adela.

"Semangat yah sayang. Do'a mamah selalu menyertaimu," ujar Ibunya.

"Terimakasih banyak yah mah," jawab Lisa sambil memeluk Ibunya.

Secara spontan tangan Lisa merangkul Ibunya, Lisa merasa senang sekali sudah kembali ke rumah, Dia bisa memeluk Ibunya lagi. Pelukan itu terasa hangat sekali, dengan dibarengi oleh tetesan air mata yang mengalir perlahan ke arah pundak Ibunya.

Air mata itu bukanlah air mata tanda kesedihan, tetapi air mata kebahagiaan setelah selama ini Lisa dirundung masalah dan kesedihan selama Dia pergi.
Adela pun mendekati kakak dan ibunya, dan Dia pun bereaksi terhadap suasana mengharukan itu dan ikut memeluk ibunya.

Batin Lisa...

"Sudah lama sekali, aku tidak memeluk mamah seperti ini."

"Pelukan dari seorang ibu memanglah nyaman sekali, seperti di surga."

"Oh iya sayang, kamu tidak apa-apa kan? kaki kamu bak-baik saja kan? soal nya kata Frans kamu kerasukan lagi?" tanya Ibunya.

"Iya mah. Aku kemarin kerasukan lagi, aneh nya kerasukan kemarin itu lebih intens dan lebih mengerikan. Sampai-sampai mencelakakan diri aku sendiri mah. Tapi alhamdulilah mah aku baik-baik saja kok," ucap Lisa.

"Iya syukur alhamdulilah kalau begitu sayang," ucap Ibunya.

"Oh iya mah, papah kemana? Kok belum kelihatan," tanya Lisa.

"Papah mu masih kerja sayang belum pulang," jawab Ibunya.

****

Ayah nya Lisa bernama Aldi Ari Wijaya. Beliau adalah ayah yang hebat bagi istri dan anak-anaknya. Beliau sudah banting tulang untuk mencari nafkah demi istri dan anak-anaknya, dengan bekerja di salah satu perusahaan ternama.

Perusahaan itu bergerak dalam bidang perkantoran, dan ayahnya Lisa bekerja pada bagian administrasi.

Bekerja dalam suatu perusahaan yang notaben pemilik nya itu orang lain, bukanlah hal yang mudah dan nyaman, kadang sesekali ayah Lisa pulang larut malam tanpa diberikan gaji tambahan.

Tapi sebagai seorang suami bagi istrinya dan seorang ayah bagi anak-anaknya, Ayah Lisa tidak mudah pantang menyerah, dan beliau tetap berusaha untuk menafkahi anak dan istrinya.

Yunita Fania Ayudia adalah Nama Ibunda dari Lisa. Beliau merupakan Ibu yang terbaik dan terhebat, sebagai Ibu rumah tangga seperti layaknya seorang Ibu yang dimiliki oleh orang lain. Ibunya itu selalu menerima apapun kekurangan yang dimiliki oleh Lisa maupun adiknya.

Linda Fradella Ayudia ialah adik dari Lisa, meskipun sebelumnya Dia jarang berbicara dan tidak terbuka kepada kakaknya Lisa, akan tetapi setelah diketahui bahwa mata batin kakaknya sudah terbuka lagi, Adela berubah seketika dan menjadi lebih terbuka kepada kakaknya.

****

Tbc...

Jangan lupa vote dan komen nya

And

Follow ig author : @thoatilah

See you next part...

Upnormal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang