57. Mulai Nampak

169 48 106
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya

And

Happy Reading

****

Janganlah memberikan harapan palsu kepada seseorang, karena bagi si penerima, Dia tidak bisa membedakan mana harapan mana kekecewaan, Dalam opini nya hanya terbesit bahwa Harapan hanyalah Hayalan.

'Cahya T.S'


Flashback On

Kejadian ini tepatnya ketika kak Frans, berhasil mengungkap kebohongan Citra di depan semua orang. Lalu, tidak lama setelah itu Lisa dan Zara kembali ke kelas untuk mengambil barang yang terlupa, dan kak Frans menunggu mereka di lobby depan.

Ketika sedang tidak ada Lisa dan Zara, kak Frans memberitahukan bahwa Lisa dan dirinya adalah anak indigo.

Kak Frans juga memberikan nasihat dan saran kepada teman-teman nya Lisa, agar mereka mau mengakui Lisa dan berteman biasa seperti sedia kala.

Teman-teman nya Lisa pun mengerti akan keadaan Lisa sebenarnya, dan mereka pun setuju untuk menerima saran dari kak Frans.

“Kalian sudah tahu kan, apa yang dikatakan orang tua Zara dan dosen kalian, kalian harus tetap merahasiakan itu dari Lisa,bagaimana pun juga, kalau Dia mendengar hal ini, maka Dia akan merasa sedih sekali dan tidak menutup kemungkinan akan berakibat buruk pada ingatannya yang hilang,” ujar kak Frans.

Setelah mendengar semua perkataan dari kak Frans, teman-temannya Lisa menyetujuinya dan menuruti apa yang dikatakana kak Frans.

“Baik kak, kami akan merahasiakan itu demi Lisa,” ujar Alvino yang mewakili suara teman-temannya.

Flashback Off

“Eh si Citra juga udah ga pernah masuk kelas lagi kan?” ujar Gavian.

“Iya. Katanya sih udah pindah kampus,” ujar Alesha.

“Udah bicaranya, kita lanjut lagi pengerjaan tugas nya,” ujar Alvino.

Pengerjaan tugas vlog itu mereka lanjutkan hingga sore hari. Pergantian suasana antara siang ke sore hari pun mulai terasa, dengan perlahan hawa dingin mulai terasa menusuk ke dalam setiap tulang rusuk, membuat semua bulu kuduk berdiri.

Karena di tempat bekas pabrik ini merupakan ruangan terbuka, otomatis angin bisa leluasa menghembuskan nafasnya ke segala arah. Cuaca pun semakin tidak bersahabat, terlihat awan ‘Kumulonimbus’ mulai mengelilingi langit, Terlihat awan itu berwarna abu-abu hingga perlahan mulai berubah menjadi hitam.

Dirasa sudah cukup untuk pengerjaan tugas kuliah itu, sebelum air hujan menggapai dan membahasai tubuh mereka, mereka pun bergegas untuk membereskan perlengkapannya dan segera pergi dari tempat terbuka itu.

Dengan cepat mereka membereskan perlengkapan nya, ketika Lisa membereskan itu, Dia merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam hati nya, sesuatu yang menahan dirinya untuk mengucapkan sesuatu.

Ketika Lisa melihat mereka yang tidak terlihat, ada suatu perubahan yang Dia alami, seperti penglihatan yang tiba-tiba menjadi tidak jelas, seperti banyak sekali air di kornea matanya, lalu setelah penglihatan Lisa kembali normal, terlihat sekumpulan asap hitam yang keluar dari dalam tanah, asap itu menembus keluar tanah dan mulai membentuk suatu wujud dan akhirnya menjadi satu sosok utuh.

Itulah yang sekarang Lisa lihat, banyak sekali asap hitam yang mengumpul dan mulai terbentuk. Asap itu bermunculan di setiap titik-titik yang memiliki energi, Lisa yang melihat hal itu segera memberitahukan kepada teman nya untuk lebih mempercepat membereskan barang-barang yang sudah digunakan tadi ketika pengerjaan tugas.

Tetapi, sialnya air hujan tidak bisa diajak kompromi. Mereka dengan cepat menggapai tubuh mereka dan membasahi semuanya. Tidak ada jalan lain, mereka pun berteduh di lorong-lorong bekas pabrik itu, dan menunggu hujan nya reda.

Lisa bersama dengan teman-teman nya berteduh di lorong yang sering digunakan masyarakat sekitar bersua foto dan mengabadikan moment kebersamaan.

Terlihat hujan itu sangat deras sekali, dengan sesekali disertai sambaran petir yang menjulang runcing dari atas ke bawah.

Bersamaan denga turun nya hujan deras itu, Lisa melihat sebuah kerajaan besar sekali. Kerajaan itu Dia lihat tepat di depan matanya, dan posisi bangunannya tepat di atas tempat yang tadi mereka gunakan untuk mengerjakan tugas.

Lisa hanya bisa menatap tajam melihat semua itu, Dia melamun dan tanpa sadar mengosongkan pikirannya.

“Lisa hey, lo gak apa-apa kan?” tanya Alesha.

“Hah, gak ko Sha gue gak apa-apa,” jawab Lisa.

“Jangan ngelamun gitu ah,” ujar Alesha.
“Iya Sha,” singkat Lisa.

“Udah sini, jangan berdiri aja disana. Deket-deket aja biar anget,” ujar Alvino.

Lisa yang tadi berdiri bersama Alesha, kemudian perlahan duduk berdekatan dan berkumpul bersama dengan mengelilingi bara api kecil yang menyala pada tumpukkan kayu yang di pungut seadanya oleh para cowok.

“Nih minum dulu Sa, gue ada air anget di tumbler,” ujar Ravangga.

“Enghh, makasih,” ucap Lisa.

“Ehem ciee uwu uwu,” sahut Gavian memecahkan suasana.

“Apaan sih lo Gav, cemburu?” tanya Lisa.

“Kagak lah, gue udah punya ini nih,” ujar Gavian sambil merangkul tangan Alesha.

Alesha hanya tersipu malu dan menatap muka Gavian dengan wajah seperti udang rebus.  Alesha tidak menepas Dia hanya berdiam diri, ketika tangan Gavian menggapai tangannya.

“Iya itu wajar sih, toh mereka juga udah pacaran kan, aku harus hati-hati, soalnya kehadiran mereka sekarang begitu banyak, dan mungkin mereka tidak suka dengan keberadaan kami disini,” batin Lisa.

“Mikirin apa Sa?” tanya Ravangga memecahkan lamunan Lisa.

“Gak ko, gue gak mikirin apa-apa,” ujar Lisa sambil tersenyum.

“Kita udah tahu Sa, kalo lo adalah anak indigo,” celetuk Alesha.

“Hah! Tau darimana lo Sha?” tanya Lisa menatap tajam.

“Gue tau dari kak Frans, semua orang juga udah tahu kalo lo anak dan kak Frans adalah anak indigo,” ujar Alesha.

“Bentar. Emang kapan kak Frans ngomong gitu ke kalian?” tanya Lisa.

“Dulu sih, ketika lo menyelesaikan urusan lo dengan si Citra, lo inget kan pas di lobby kampus kak Frans menolong lo membongkar kebohongan si Citra, nah pas setelah itu kak Frans ngomong ke kita, bahwa Dia dan Lo sama-sama memiliki mata batin terbuka,” ujar Alesha.

“Terus sekarang gimana, kalian semua pada takut gak temenan sama gue?” tanya Lisa.

“Iya kagak lah Sa, anak indigo juga sama manusia, kalau anak indigo nya makan besi, gue baru takut tuh,” ujar Alvino.

“Lagian kan lo juga tetep temen kami Sa,” ujar Gavian.

“Iya bener Sa, apapun keadaan lo, kami tetep berada di pihak lo kok,” ujar Alesha.

“Ijinkan gue tetep di samping lo Sa?” sahut Ravangga.

“Iya ini kan lo lagi di samping gue gimana si?” ucap Lisa.

“Bukan gitu, maksudnya ijinkan gue berada di samping lo selamanya dan menjadi pendamping hidup lo,” ujar Ravangga sambil tersenyum.

“Yaelah malah ngebucin nih anak?” sahut Alvino.

Tbc...

Jangan lupa vote dan komen nya

Tetep jaga kesehatan readers dan keluarga yah

Follow ig : @thoatilah

See you next part...

Upnormal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang