55. Confused

178 50 67
                                    

Jangan lupa vote dan komen nya

And

Happy reading

****

Kebahagiaan bisa didapat dengan sederhana, tetapi kebanyakan kebahagian yang didapat di awal pasti berujung kekecewaan

'Author'

Tokk..tokkk...tokkk

Suara ketukan jendela membuat buyar semua lamunan Lisa, mengingat malam sebelumnya Lisa dikagetkan dengan sosok yang nongol di jendela, membuat tangan Lisa gemetar ketika hendak membuka gorden jendela kamar nya. Dan ketika perlahan tangan Lisa meraih gorden jendela itu, Dia membuka sedikit dan melihat dengan setengah mata nya.

"Baaaaaaa," Teriak Zara.

"Sialan lo Zara," Kaget Lisa.

"Ngapain kamu malam-malam kesini?" tanya Lisa.

"Aku izin nginep disini yah Lis? Please?" melas Zara.

"Emang kenapa gitu? Ada masalah di rumah?" tanya Lisa.

"Iya makanya aku kesini, aku juga udah minta izin sama mamah aku dan juga tante sama om," jawab Zara sambil tersenyum.

"Yaelah niat banget lu. Segitu pinginnya yah nginep bareng aku," kesal Lisa.

"Hehehe," ujar Zara terkekeh.

"Tapi gak apa-apa lah, kebetulan aku pingin curhat," batin Lisa.

"Emang mau curhat apaan Lis?" celetuk Zara.

"Hah, kok kamu tahu sih aku mau curhat? Aku kan belum bilang?" ujar Lisa.

"Ya tahu lah orang muka di muka kamu terlihat muka melas pingin curhat gitu," ucap Zara sambil terkekeh.

"Sialan lu," kesal Lisa.

Malam itu Lisa memberitahukan segalanya kepada Zara, Zara yang mendengar hal itu merasa sedikit kesal.

"Iya sih bener, kenapa kak Frans gak terus terang aja kalo Dia suka sama kamu yah, kenapa juga belum nembak kamu," ujar Zara.

"Iya makanya, jadinya bimbang. Jadi serasa di gantung tahu gak?" ucap Lisa.

Malam itu sahabat nya Lisa yaitu Zara menjadi penengah dan penampung bagi curhatan Lisa. Kegelapan malam yang selama ini menyelimuti Lisa, dan kegelapan itulah yang membuat Lisa takut akan adanya sosok yang masuk ke kamar nya.

Akan tetapi aneh sekali, malam itu tidak ada satu sosok pun terlihat oleh Lisa, seakan mereka takut akan sesuatu yang ada di dalam.

Saling curhat dan berbicara tentang satu sama lain itu berlangsung lama, sampai-sampai mereka berdua ketiduran.

Tidur nya pun berantakan, kadang dengan guling dan bantal berserakan di lantai. Kadang ketika tidur, jari kaki Lisa berada di dekat lubang hidung nya Zara, otomatis Zara kaget ketika melihat idung nya mampet oleh jari kaki sahabatnya.

"Ya ampun nih anak tidur nya kok sampe kek gini sih," ujar Zara sambil menepas kaki Lisa.

Beberapa jam sudah berlalu, kegelapan perlahan mulai menghilang. Perannya seakan digantikan oleh matahari yang mulai terbit dari ufuk timur, dengsn pancaran sunrise nya yang khas kekuningan, membuat takjub setiap orang melihatnya.

Dingin nya hawa kesejukan di pagi hari, membuat embun yang cantik perlahan melirik sedih jatuh ke tanah.

Jatuhan embun cantik itu, dibarengi dengan suara ayam berkokok yang seakan memeritahukan bahwa ini saatnya bangun dan memulai kembali aktifitas.

Hari ini, tiba waktunya untuk mengerjakan tugas kuliah tentang vlog yang kemarin sempat dibahas, dimana pengerjaan tugas itu akan dilaksanakan pukul 08.00 nanti.

Sekarang jam menunjukkan pukul 06.00 pagi, dan masih ada waktu untuk mempersiapkan segala sesuatu sebelum berangkat.

"Lis, aku pulang dulu yah?" ucap Zara.

"Pagi amat Zar? Mending ikut sarapan dulu disini?" ujar Lisa.

"Em ya udah deh aku ikut," jawab Zara.

Kemudian Zara sarapan bersama dengan keluarganya Lisa. Terlintas dari raut wajah semua orang yang menggambarkan kebahagian sebuah keluarga yang harmonis, ditambah dengan kedatangan sahabatnya yaitu Zara.

"Apakah suasana seperti ini bisa bertahan selamanya," batin Lisa.

Tidak lama setelah sarapan, Zara meminta izin untuk pulang ke rumah. Kebetulan arah rumah Zara sama dengan arah ke sekolah nya Adela dan Dia bersedia untuk mengatarkan Zara ke rumah nya.

Setelah Adela dan Zara berangkat, Lisa bersama dengan kedua orang tuanya hendak melangkahkan kaki nya ke dalam rumah, dan sebelum sempat masuk, terdengar dari kejauhan suara kendaraan bermotor yang memasuki pekarangan rumah.

Dan suara itu ternyata adalah suara motor nya Ravangga. Dia mengendarai motor ninja yang terlihat pas untuk dikendarai olehnya.

Terlihat Dia datang dengan memakai setelan pakaian yang modis dan cool, pantas saja sebelum masuk ke pekarangan rumah Lisa, banyak sekali orang yang berteriak.

Dan ternyata itu adalah para tetangga yang rempong, dan sekarang mereka berdiri di depan rumah untuk sekedar melihat Ravangga.

"Pagi Om, Tante. Perkenalkan Saya Ravangga Putra Nauvaly, calon suami dari Lisa," ucap Ravangga samba tersenyum ramah dengan menjabat tangan kedua orang tua Lisa.

"Ishhhh Ravangga?" ketus Lisa.

Kedua orang tua Lisa, baru pertama kali melihat Ravangga, yang sikap nya terus terang seperti itu. Dan raut mereka yang tadinya memandang tajam sekarang merubah raut wajahnya dengan senyuman yang ramah.

"Masuk dulu sini nak Ravangga?" ujar Ibunya Lisa.

Ketika Ravangga hendak masuk ke dalam, tangan Lisa menggapai tangan dari Ravangga.

"Tidak usah mah, kami mau berangkat sekarang, soalnya udah telat," ujar Lisa sambil menggandeng tangan Ravangga.

"Kami berangkat dulu yah mah, Assalamualaikum," ujar Lisa.

Lisa mengucapkan itu sambil terburu-buru dan Dai menyuruh Ravangga untuk cepat berangkat ke tempat tujuan.

Ayah dan ibunya Lisa hanya tersenyum melhat tingkah laku kedua sejoli itu, dan tidak lama kemudian mereka berangkat menuju ke tempat pertemuan yakni di bekas pabrik itu.

Di perjalanan, Ravangga tersenyum terkekeh dengan wajah Ravangga yang ditutupi dengan helm. Hal itu di ketahui oleh Lisa.

 Hal itu di ketahui oleh Lisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Napa lo senyum," ujar Lisa.

"Hehehe kagak Sa," ujar Ravangga terkekeh.

"Ishhh itu lo tersenyum terus, kenapa sih? Ngeri tahu gue liatnya,"

"Ngeri apa suka nih?" tanya Ravangga sambil tersenyum.

"Ishhhhh Angga?" ujar Lisa sambil memukul pundak nya Ravangga.

"Duh sakit Sa," ujar Ravangga.

"Biarin, wleee," ledek Lisa.

Tbc...

Jangan lupa vote dan komen nya

Follow ig @thoatilah

See you next part...

Upnormal ✔Where stories live. Discover now