53. Kelam

167 44 42
                                    

Maaf yah baru bisa update, soal nya tugas lagi numpuk nih.
Aku nyempetin update chapter ini buat kalian loh jadi...
.
.
Jangan lupa vote dan komen nya

And

Happy Reading

****

“Lisa?”

“Lisa bangun hei?”

“Hah?” bingung Lisa.

Dan ternyata semua itu hanyalah bayangan dalam lamunan nya. Tetapi bayangan itu terasa nyata sekali, seakan memberikan sesuatu pesan yang belum terungkap. Entah apa maksudnya, penglihatan itu seperti teka-teki baru yang harus dibongkar oleh Lisa.

Lalu terbesit dalam pikiran Lisa, bahwa Dia akan mencari tahu sejarah dari gedung ini sebelum dijadikan sarana pembelajaran, jika dirasa bermasalah maka Lisa akan menyarankan kepada pihak dosen untuk mengadakan syukuran terlebih dahulu, agar tidak ada sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang.

“Lo kenapa Lis?”

“Eunghh, tidak ada apa-apa kok,” jawab Lisa sambil terlihat bingung dan ketakutan.

“Memangnya tadi gue kenapa?” tanya Lisa.

“Yang gue tahu sih, tadi lo ngelamun terus kejang-kejang gitu, beneran lo gak apa-apa?” jelas temannya.

“Emmm, iya beneran kok gue baik-baik saja. Makasih udah bangunin gue,” ucap Lisa.

“Iya sama-sama Lisa.”

“Eh, itu tadi pak Deri bahas apa aja sih? gue ketinggalan info nih,” tanya Lisa.
“Pak Deri Cuma ngasih tugas Lis,” jawab temannya.

“Apa tuh?” tanya Lisa.

“Tugasnya itu. Kita harus buat vlog untuk membahas masalah-masalah tentang perekonomian di Negara kita saat ini, kalau masalah tempatnya sih bebas, asalkan di luar kampus,” ujar temannya.

“Oh iya makasih yah info nya. Tapi aneh deh, baru masuk udah dikasih tugas aja yah,” ujar Lisa.

“Yah namanya juga pak Deri, masa lo lupa sih karakter beliau seperti apa,” ucap temannya.

“Iya sih,” singkat Lisa sambil menurunkan dagunya ke meja.

Tidak lama kemudian pertemuan pertama kuliah itu berakhir dan kelas pun perlahan kosong.

Perlahan Lisa melangkah kan kaki nya keluar gedung itu, dan menuju ruang kesehatan untuk mengambil plester, karena jari-jari nya berdarah. Jari-jari tangan Lisa berdarah dikarenakan tadi ketika Lisa kejang-kejang, Dia menancapkan kuku jarinya ke meja, sampai membuat sebagian kuku jarinya terluka.

Posisi ruangan kesehatan itu berdekatan dengan ruangan tempat penjaga kampus, kebetulan Lisa ingin menanyakan tentang asal mula gedung itu sebelum dibangun dan menjadi seperti sekarang.

Lisa pun mendatangi ruangan itu, dan disana ternyata ada seorang pria paruh baya yang selalu ada di kampus untuk membersihkan area sekitar kampus.

Tanpa berfikir panjang Lisa menanyakan langsung hal itu kepadanya, pembicaraan mengenai asal-usul gedung itu berlangsung lumayan lama.

Perkataan terakhir dari bapak itu sangatlah mengerikan, Lisa yang mendengar jawaban dari bapak itu membuatnya tercengang dan Dia hanya bisa menelan ludah nya sendiri.

Lisa sekarang sudah mengerti, mengapa setiap dirinya memasuki gedung itu, energi yang Dia rasakan dari luar sangatlah panas dan berpotensi negatif.

Upnormal ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang