Prolog

265 48 30
                                    

Riuh, hiruk, dan pikuk seperti biasanya. Angin segar pun berhembus sepoi-sepoi. Seharusnya, aku mengantarkan kepergianmu dengan gembira. Namun, aku hanya bisa memandangmu, tanpa sedikit pun tersenyum.

Sepertinya, di saat kau dewasa nanti, kehidupanmu tidak akan dipenuhi hal-hal sedih. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu. Namun, itu bukan kata-kata selamat tinggal.

Aku merasa bahwa aku harus menuntunmu dengan uluran tanganku. Namun, kini aku mengerti. Hari-hari yang telah kita lalui bersamalah, yang akan menuntun kita.

Mungkin, di saat kau telah tumbuh dewasa nanti, diriku pun pasti telah berubah juga. Andai saja, perasaanku yang sebenarnya bisa sampai kepadamu, mungkin kita akan selalu terhubung. Setelah semua yang kita lalui bersama.

Bunyi lonceng berbunyi. Seketika itu, kau melepaskan genggamanmu dan menjauh dariku. Kupanggil lagi dirimu dan memelukmu erat.

'Mau dimana pun dirimu berada, aku akan menjaga hatiku hanya untukmu,' batinku saat memeluk dirimu.

Ketika dirimu hadir di kehidupanku, segalanya begitu berbeda. Pagi hari, suara, air mata, dan nyanyian pun mampu kau ubah jadi lebih berwarna.

______
"Apa ini? Kenapa polisi tidak bisa berbuat apa-apa?" ucap Arata kesal.

"Juga, semua akses ditutup untuk keluar dari kota ini. Apakah tidak ada cara lain?" lanjutnya.

"Tidak masalah, aku membawa ATM-ku dan akan menjadi anak yang baik di rumah Kakak," ujar polos gadis SMP itu.

"Tapi 'kan ... kalian bukan keluarga ataupun kerabat." Semua yang mendengarkan suara seorang gadis tersentak.

'Benar sekali. Bisa bahaya jika terus seperti ini,' batin Arata.

____

"Halo, apa kau bisa membantuku?" tanya seseorang misterius di telepon.

"Maaf, ini aku anaknya. Ayah telah tiada," jawab Arata.

"Hah? Oh, maaf, Nak. Perkenalkan, Om teman ayah kamu."

"Siapa?" tanya Arata.
_____

"Kau datang terlambat sekali!"

"Haha ... diam kau! Bukankah kau tergesa sekali menghajar ayahmu?!"

"Masih terlalu cepat 1000 tahun kalian melawanku!"

____

"Tidak!" pekik gadis yang putus asa membangunkan sang pria yang lemas terbaring dengan pisau tertancap dalam perutnya.

================


The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now