62

8 2 0
                                    

Please vote and coment~
Dont plagiat, please!

Happy reading, gaes!

====================

Ichiro masuk ke ruangan menggantikan Ayumi untuk menjaga Arata. Pintu di buka, lalu kemudian ditutup oleh Ayumi yang pergi keluar untuk pulang.

Walaupun Arata lagi sakit, tetap saja Ayumi diminta untuk pergi lanjut ke sekolah oleh Arata. Hal itu Ayumi turuti karena tidak ingin membuat Arata khawatir akan pendidikannya. Tentu keputusan ini adalah untuk yang terbaik juga bagi diri Ayumi.

Ayumi pergi pulang bersama Asami yang sudah pulih beberapa hari yang lalu. Walaupun sudah lama sekali misi utamanya selesai, akan tetapi Asami masih menjunjung tinggi profesionalitas untuk tetap menjalankan tugas yang sedang dijalaninya sebagai pengawal Ayumi. Hal yang sebenarnya itu bahwa Asami melakukannya dengan ketulusan harinya.

Tidak terbayang sudah berapa lama mereka bersama. Bagi Asami dan Ichiro bahwa Ayumi sudah dianggap seorang keluarga yang harus dilindungi.

"Akhirnya kau mampu melakukannya dengan sangat baik. Aku berterima kasih banyak karena kau telah berhasil melakukan sesuatu yang harusnya aku yang melakukannya," ucap Ichiro.

Arata mengernyitkan dahi, lalu berkata, "Apa yang kau katakan Paman Ichiro. Aku yang lebih berterima kasih padamu yang telah membimbing aku menjadi seorang pria yang kuat."

"Tapi aku tidak menyangka kau akan menjadi sekuat ini, sampai mampu menghentikan perlawanan adikku yang keras kepala itu. Kau kuat atau kemauan kuat, tekad, serta usahamu."

"Sudahlah. Aku bosan di sini. Mari kita jalan-jalan berkeliling sebentar guru."

Arata melepas infus di tangannya. Kemudian, dia duduk, lalu bangkit berdiri, hendak pergi ke luar ruangan. Ketika akan pergi ke luar, seorang satpam menegur, kemudian menyuruh masuk lagi sampai diizinkan. Tidak punya pilihan lain selain berkeliling dalam rumah sakit saja.

Setelah sedikit berkeliling di sana, sampailah mereka pada atap rumah sakit.

"Apa yang kau lakukan di sini, Paman? Harusnya sudah selesai, 'kan urusanmu di sini. Eiji, adikmu sudah dihentikan. Ah, atau masih menunggu Ayumi siap, ya?" tanya Arata.

Ichiro menjawab, "Aku sekarang sedang menjadi ketua pelatihan polisi darurat. Mungkin satu atau dua bulan atau juga tiga bulan. Aku tidak tahu pasti pelatihan ini selesainya."

"Apa Paman sudah dapat izin dari pimpinan agen, Paman?" tanya Arata.

"Sudah. Akan tetapi, pihak agen akan datang kemari empat orang untuk menyelidiki helikopter yang harusnya dibawa oleh agen bantuan dua orang. Kemungkinan terburuknya adikku membunuh mereka berdua. Pihak agen intel pasti akan sangat marah," ujar Ichiro.

"Sepertinya begitu. Aku turun prihatin dengan adikmu, Paman."

"Tidak usah merasa bersalah begitu. Dia memang harus diberi pelajaran. Jujur saja, malah aku sangat ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri. Bisa-bisanya dia membunuh dengan perasaan tanpa bersalah sedikit pun. Namun, aku tidak mau menjadi orang seperti dia. Masih ada orang yang berharga yang harus kulindungi."

"Iya, sepertinya Kak Asami mulai sekarang aku panggil tante saja kali, 'ya?"

"Hahah, kau bisa saja, Ar."

Arata dan Ichiro tertawa bersama, kemudian diam sejenak. Sembari memandang pemandangan kota dari ketinggian itu, mereka mulai berbicara kembali.

"Apa yang akan kau lakukan setelah keluar dari rumah sakit ini?" tanya Ichiro.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now