57

13 5 15
                                    

Please vote and coment~
Dont plagiat, please!

Happy reading, gaes!

====================

Tubuh Ayumi terikat dengan erat di atas pohoh dengan keadaan mulutnya ditutup. Setelah melihat itu, Arata marah dan ingin memusnahkan segera mungkin Eiji dari muka bumi. Akan tetapi, semua itu berhasil ia tahan demi mengutamakan misi utamanya yaitu  menyelamatkan Ayumi.

Dengan hati-hati, dia bergerak untuk menyelamatkan Ayumi. Tidak masuk di akal bahwa ada yang yang sekeji itu melilitkan selotip ke seluruh tubuh Ayumi demi terikatnya dia di atas pohon itu. Air mata itu, ternyata dari Ayumi yang menahan tangis karena tidak dapat didengar suaranya oleh Arata.

Ayumi tadi berusaha berontak agar disadari oleh Arata. Sayangnya, situasi angin riuh tidak begitu membuat Ayumi begitu mencolok dengan sedikit goncangan yang ia buat.

Setelah melepaskan tubuh Ayumi dari lilitan selotip itu, Arata merangkul Ayumi, kemudian turun ke bawah secara perlahan. Selotip pada mulut Ayumi dibuka pelan-pelan juga, sembari itu Arata berucap pelan, "Maaf, membuatmu lama menunggu."

Ayumi yang mendengar itu menangis terharu dibuatnya karena Arata benar-benar telah datang untuk menyelamatkannya.

Eiko tumbang karena Eiji memakai cara kotor. Dia terkapar lemas karena lukanya ditekan semakin dalam dengan jari kuat Eiji. Tidak hanya ditekan, sadisnya Eiji memperlebar jari-jarinya ketika jarinya itu masuk ke dalam luka Eiko. Jahitan itu dia robek hingga pendarahan kembali dialami oleh Eiko.

"Oh iya, aku ingat akan membunuhmu, kau ingin sekali kubunuh pertama, ya, Bocah. Aku kira kau cukup pintar untuk memilih menyerah. Tapi, dengan bangkangnya kau ambil tawanan berhargaku." Arata ketahuan oleh Eiji.

***

"Menyerahlah, kau tidak akan bisa melarikan diri lagi! Kau tahu kau sudah pernah dariku, 'kan?!" Ichiro mencoba cara baik-baik kepada Miyuki.

"Ini waktu yang pas sekali. Sudah lama aku ingin membunuhmu, Ichiro. Akan kupastikan kau akan benar-benar tamat sekarang."

Pada pertarungan sebelumnya, Miyuki mendapat luka tembakan pada telapak tangannya. Kali ini berbeda. Pada lengan serta tangannya, terpasang satung tangan keras berbentuk pedang yang menutupi dari lengan sampai ke jari-jarinya Miyuki. Senjatanya terlihat seperti modern dan tidak ada pengaruh apakah telapak tangannya cidera atau tidak. Cukup dengan ayunan saja, dia bisa melesatkan serangam mematikan.

Ichiro mendecih kesal. "Sial, merepotkan sekali."

Miyuki tersenyum sadis dan maju lebih dulu menyerang Ichiro. Dengan pedangnya, dia mengambil ancang-ancang untuk bertarung senjata tajam bersama dengan Miyuki kembali.

Serangan Miyuki begitu brutal mengincar daerah sekitaran perut. Juga sesekali seranga  dipusatkan ke leher. Untungnya, dengan kelihaian Ichiro dia masih saja mampu mengimbangi dengan raut seriusnya.

Kemudian, lama kelamaan gerakan Miyuki semakin sulit untuk dihentikan dan diprediksi. Miyuki menggunakan gaya bertarung khas pembunuhnya yang begitu cepat dan mengincar daerah vital.

Ichiro semakin terdesak, hingga kemusian dia menggunakan kakinya untuk menghantam perut samping Miyuki. Sayangnya, serangan itu berhasil ditangkis dengan pedang Miyuki.

"Kena, kau! Hihi!" Miyuki tersenyum licik karena Ichiro melakukan kesalahan bodoh dengan mengadu lututnya langsung dengan pedang Miyuki.

Ichiro tersenyum dan membalas, "Kau yakin yang kuhantamkan itu lututku?"

Miyuki terdiam dan merenung dengan apa yang dinyatakan oleh Ichiro. "Cih, Sial!" Ichiro menarik kembali kakinya dan melompat mundur sedikit menjauhi Miyuki.

"Hehe." Ichiro cengingisan karena dirinya ternyata sedang memakai engkel kuat dan sepatunya juga dilapisi campuran besi dan alumnium.

Kesal dengan susahnya menembus pertahanan Ichiro, Miyuki mundur dan menghilang dalam hutan yang gelap. Keadaan jadi sangat gelap dan tidak ada cahaya di sana. Ichiro tidak bisa melihat begitu jelas dan samar-samar saja dia telah beruntung karena rembulan cahaya bintang dan bulan yang masih sedikit menerangi. Tetap saja, cuma langit yang bisa dilihat, sedangkan di bawah hutan rimba itu sangat gelap.

Tubuh Ichiro tiba-tiba tersayat pada bagian lengan. Ichiro tidak berkutip untuk bereaksi sebelum ada sayatan itu.

"Oke, aku akan menyayatmu dan menyiksamu hingga kau menjadi daging cincang untuk binatang karnovora."

"Cih, ini tidak baik." Ichiro kembali berkonsentrasi dengan lingkungan sekitarnya.

Kali ini, serangan Miyuki tidak terlalu brutal. Sepertinya Miyuki berniat membuat Ichiro menyerah frustasi kesakitan kemudian membunuh dirinya sendiri atau benar-benar sampai Ichiro minta dibunuh. Oleh karena itu, sayatannya cukup dangkal dan cenderung bukan pada tempat vital.

Ichiro menyadari itu setelah luka irisan menyayat bagian wajah, lengan atas, lengan bawah, rambut, serta telinga Ichiro. Memang cukup ngilu dan pedih, tapi jangankan menyerang, menangkis satu serangan saja Ichiro bahkan tidak mampu. Dengan demikian, Ichiro mencoba tetap tenang dan berkonsentrasi pada indra yang bisa dia gunakan untuk menyerang balik.

Sayatan tidak kunjung henti dan menunggu Ichiro berhasil tenang melakukannya.

***

"Lari!" pinta Eiko.

Arata ingin membantu, tapi Ayumi sedang dalam keadaan sangat lemah.

Dengan berat hati, Arata berlari sekencang-kencangnya ke dalam hutan sambil menggendok belakang Ayumi. Saat berlari pun getaran tubuh Ayumi bisa Arata rasakan. Arata kemudian berucap, "Tenanglah, kita akan selamat!"

Setelah cukup dalam berlari, Eiji berhenti dan tidak mendengar suara larian. Arata yang merasa cukup lambat dalam berlari memilih untuk bersembunyi.

Saat Eiji berhenti juga, keadaan malam itu cukup hening. Langkah kaki masih saja terdengar walau tidak pasti dari arah mananya. Eiji tidak bergeming bersuara, cuma langkah kaki menakutkan yang terdengar oleh Arata dan Ayumi yang ketakutan.

***

Ichiro berjalan menjauhi hutan. Tanpa cahaya yang jelas, dia berjalan dengan merentangkan tangannya ke depan agar tidak berbenturan dengan pohon. Dia juga memakai ranting kayu cukup panjang untuk mengecek jalan yang ia lalui aman bukan jurang dan bukan lubang. Dengan radar pada lengannya, dia mengikuti intruksi Satoshi untuk kembali ke rombongan kelompok aliansi.

Seketika, Ichiro terjatuh tumbang dan tidak sadarkan diri.








To be continued

=======

Thanks reading and dont forget vote, coment, and input in you library history for follow this next story. Thengkyu.

See you next part~

The Cage Destroyer HeroNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ