31

15 9 0
                                    

Happy reading!

============

Di belakang taman sekolah itu, Zazz menunggu Arata bangun dan berucap, "Kau sama sekali tidak berubah, Ko."

Beberapa saat kemudian, hari hampir menunjukkan pukul empat. Eiko baru saja terbangun, kemudian terkejut melihat cahaya matahari yang tidak begitu menyengat.

"Aw," ucap Eiko. "Oh, iya. Bagaimana dengan Arata?"

"Kalian sama-sama terkapar setelah melesatkan pukulan kepada telapak tangan orang itu.

"Padahal kami sudah mengerahkan tenaga terakhir pada pukulan tadi. Tapi, sekarang aku harus buru-buru. Sudah dulu, ya. Aku ada urusan."

Eiko mencari keberadaan wanita yang bersamanya berangkat. Tidak tahu terlambat atau tidak, yang pasti Eiko mau memastikannya dulu ke dalam perpustakaan. Ketika di koridor menuju ruangan perpustakaan, terlihat Yuka yang baru muncul keluar.

"Eiko, kamu kenapa?" tanya Yuka.

"Aku tidak apa-apa."

"Bohong! Mari kita ke UKS sebentar."

Sesampainya di UKS, Yuka mengobati lukanya Eiko. Terutama saat ini yang paling menonjol adalah bonyoknya wajah Eiko. "Kau habis berantem dengan siapa?" tanya Yuka.

"Dengan Arata."

"Hah, jangan bohong! Bukannya waktu itu kau sudah menghajarnya dan kondisimu baik-baik saja?!"

"Tidak, Arata yang sekarang sudah banyak berubah dan semakin kuat."

"Kenapa kau memukul Arata lagi? Bukannya kau sudah pernah membuatnya masuk rumah sakit?! Kau jahat! Katakan sekarang dimana Arata?" Yuka menghentikan pengobatannya dan membentak Eiko.

"A--aku tidak tahu. Ada seorang pria dewasa yang membawanya."

"Baiklah, aku pulang."

"Ei, tunggu dengan apa kau akan pulang?"

"Bukan urusanmu."

Yuka berjalan keluar, lalu diikuti oleh Eiko yang masih jalan dengan kaki terkilirnya. .

"Hey, ayo pulang dengan motorku," ucap Eiko kapada Yuka.

Yuka marah dan tidak menghiraukan Eiko. Awalnya dia berniat untuk menunggu angkutan umum atau ojek yang lewat. Namun, tidak ada yang lewat di sana setelah beberapa menit.

"Ya, sudah. Aku minta maaf. Aku akan bertanggungjawab kali ini. Tapi, itu kembali kepada Aratanya, 'kan?"

"Y," Yuka membalas singkat dan terus berjalan ke depan. Sementara itu, Eiko juga ikut dengan berjalan mengiring motor menemani Yuka.

"Apaan, sih? Kalau mau pulang, dipake dong motornya!" sindir Yuka.

Yuka melihat Eiko yang tidak menjawab. Terlihat dia sedikit kesusahan berjalan. Melihat itu, Eiko jadi tidak tega melihatnya. Oleh karena itu, untuk kali ini, Yuka mengorbankan harga dirinya dan mengalah untuk Eiko.

"Ya, sudah. Ayo antar aku pulang." Yuka duduk kursi belakang motor Eiko.

"Siap, berangkat!"  Eiko menjadi semangat mengendarai motornya.

***

Di lain tempat, Arata bangun di saat yang hampir sama dengan Eiko. Ketika membuka mata, Eiko melihat ruangan asing dan kemudian mendapati wajah seorang yang tidak ia kenal dan juga Ichiro.

"Wah, kau sudah bangun, Nak. Pertarungan tadi cukup memuaskan, Nak. Bukan karena kau yang lemah, tapi dia juga cukup kuat untuk mengimbangimu," ucap Ichiro.

The Cage Destroyer HeroHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin