63

7 4 0
                                    

Please vote and coment~
Dont plagiat, please!

Happy reading, gaes!

====================

Setelah berkunjung ke tempat pelatihan Ichiro. Arata pulang ke rumahnya kembali. Walaupun sudah diperbolehkan pulang, dia masih harus beristirahat selama tiga hari di dalam rumah.

Meski pun begitu, Arata masih saja bertarung melawan Ichiro. Tidak tanggung-tanggung, dia bahkan membuat Ichiro mengerahkan kekuatan penuhnya. Ya, meski begitu, pertarungan mungkin cukup imbang dengan kondisi masing-masing. Ichiro setelah mengalahkan 30 orang, sedangkan Arata yang masih keadaan harus benar-benar beristirahat karena baru pulih.

Setelah pertarungan, Arata merasakan sakit di luka tusukan Eiji. Tubuhnya melemas dan hampir saja dia jatuh pingsan. Untungnya Ichiro menahan tubuh Arata.

"Kau baik-baik saja, Nak?"

"Ya, tentu saja. Mungkin ini efek samping bertarung sama Paman," ucap Arata.

"Tidak, Kakak Bodoh. Kakak lupa kalau dokter bilang nggak boleh beraktifitas berat dulu setelah tiga hari." Ayumi marah bercampur rasa khawatir. Ayumi membuka baju Arata dan memeriksa perban yang membalut luka Arata.

"Aaargh," jerit Arata.

Ayumi baru saja mengencangkan ikatan perbannya. "Dasar, jelas longgar kalau bergerak banyak gitu. Ini udah lebih dari sekadar aktifitas berat. Kamu nggak mau sembuh, Kak?"

"Mau."

"Makanya, kamu jangan bandel. Nurut kata dokter!"

"I--iya, Ay."

Zazz yang mau berkata hanya bisa terdiam. Kata-kata yang ingin diucapkannya soal hal yang sebaiknya sudah tersampaikan semua oleh Ayumi. Sedangkan, Ichiro hanya tersenyum melihat tingkat Arata dan Ayumi.

Setelah itu, Arata dan Ayumi dibawa dalam mobil Zazz. Arata duduk di kursi tengan bersama Ayumi. Sedangkan, Zazz seperti supir saja di depan sendiri. Kemudian, Ichiro yang membopong Arata ke dalam mobil, berangkat juga membawakan motor Arata.

Setelah sampai, Arata diantar ke dalam kamar oleh Ichiro. Lalu, Zazz dan Ichiro pamit untuk kembali ke tempat pelatihan.

Pintu kamar Arata ditutup dan ditinggalkan sendirian. Tidak lupa tadi Arata mengucapkan terima kasih kepada Ichiro yang telah mengantarnya sampai ke kasur kamar.

Beberapa menit kemudian, matahari hampir saja akan tenggelam. Arata mulai bangkit dan menghidupkan lampu kamarnya. Setelah itu dia duduk dan melihat tangannya yang telah adu pukulan dengan Ichiro tersebut.

"Hahaha, aku sudah benar - benar jadi orang kuat, ya." Arata mengingat bahwa pertama kali dia mencoba melawan Ichiro saat surat ancaman tipuan oleh Ichiro dan Asami. Di depan CCTV, cuma dengan satu kepalan itu, semua serangan Arata ditangkisnya. Sekarang, Arata benar-benar bisa menyerang dan adu pukulan penutup seperti tadi. Arata sungguh bersyukur.

Kemudian, dia juga merasa senang bahwa dia benar-benar berhasil menyelesaikan tugas sekaligus memberi pelajaran kepada pembunuh ayah dan kakeknya. Dia memejamkan mata dan mengheningkan cipta.

Tok tok tok

Heningan cipta Arata yang berlangsung beberapa menit itu disentakkan oleh seseorang yang mengetuk pintu, lalu tanpa permisi membukanya.

"Hai, Kak. Kakak belum mandi, 'kan?"

"Eh, i--iya sih, sudah dua hari, aku tidak mandi." Arata mulai menciumi badan dan ketiaknya. Lalu, dia mulai menggaruk bagian-bagian yang merasa gatal. "Ah, karena diingatkan, aku baru sadar rasa tidak nyaman pada tubuhku."

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now