29

11 10 4
                                    

Dont plagiat, yak.

Stay enjoy~

Keep calm_-_

Happy reading! :)

===============

"Ehem, jadi, ya. Aku dapat informasi mengenai markas pabrik geng Gagak Merah. Ternyata letaknya di hutan dekat perbatasan. Untuk saja tidak dekat dengan terowongan markas darurat kita itu," papar Ichiro.

"Hm, bolehlah. Tapi Ichiro, aku dapat seseorang sesuai target kita," ucap Asami.

"Maksudmu?" tanya Ichiro bingung.

"Iya, kemaren, tepatnya sore hari, aku dapat seorang pelanggan yang merupakan anggota geng Gagak Merah. Langsung saja, aku menawarkan dia untuk mencoba dengan kalung yang ditanam alat sentrum buatan teknisi kita. Aku mencobakan dengan tegangan rendah saja membuat dia mengerti dan menurut. Dia--"

Perkataan Asami terpotong karena kedatangan seseorang yang datang sendirian ke hadapan Asami dan Ichiro.

"Sepertinya, orang yang kita bicarakan sudah datang." Asami tersenyum senang karena rencananya sudah berjalan lancar sampai saat sekarang ini.

"Perkenalkan, namaku Desmon." Pria tersebut bermaksud bersalaman dengan Ichiro.

"Aku kurang suka berbasa-basi dengan orang asing. Kita langsung masuk saja dulu," ucap kerus Ichiro.

"Baiklah." Pria itu menyikapi dengan sabar dan senyum tipisnya.

***

Seperti biasa, sepulang sekolah, Yuka biasanya sudah stand by membaca buku di perpustakaan. Ia membaca buku sambil menunggu jadwal pertemuan OSIS rutin di sekolahnya. Dia menjabat sebagai sekretaris di sana.

Tiba-tiba, seseorang yang jarang terlihat di sana, duduk di depannya. Dia terkejut dan berkata, "Hah, kau mau apa ke sini?! Jangan buat kekacauan, ya di sini!" Suara Yuka terdengar mengkondisikan.

Orang itu adalah Eiko. Dia menjawab, "Aku ke sini mencari Arata. Dia bilang sering ke sini selepas pulang sekolah sebentar. Apa dia sudah di sini tadi?"

"Wah, kau terdengar sudah dekat sekali, ya. Apa yang terjadi? Kenapa juga kau masih belum diproses hukum. Apa tujuanmu?"

"Maaf, aku bertanya dulu, 'kan?!"

"Arata belum ke sini hari ini. Sekarang gantian kau yang jawab!"

Eiko menjawab, "Oh, oke." Atensi datarnya beralih dari Yuka kepada buku yang dibacanya.

Yuka kesal karena tidak dijawab pertanyaan darinya. Lalu, dia teringat kalau di sini adalaj perpustakaan, jadi dia memilih sabar dan lanjut membaca. Akan tetapi, dia sedikit terganggu dengan Eiko, yang masih ingin dia tanyai.

Yuka pun bertanya, "Ada perlu apa dengan Arata?"

"Aku ingin menumpang pulang kepada Arata."

"Hah, kenapa tidak naik angkutan umum saja? Lagian, bukannya kau punya motor?!"

"Iya, motorku lagi di-service karena tetabrak oleh motor Arata. Kuat juga motor itu cuma tergores dan tidak bonyok setelah beradu dengan motorku. Padahal motorku bonyok parah, loh."

"Hm, kenapa kau jadi begitu dekat dengan Arata yang hampir kau bunuh waktu itu?"

"Kami tidak dekat. Tapi, bukankah priamu itu tampak berubah pesat akhir-akhir ini?!"

"Maaf, dia bukan pacarku."

Eiko menatap terkejut mendengar hal itu. Kemudian, dia tersenyum sekilas dan bersikap cool membaca bukunya.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now