37

15 10 3
                                    

Happy reading!

==========

Siang itu, sepulang sekolah, Arata kembali ke tempat latihannya. Di sana, sudah sangat jarang terlihat Ichiro untuk mengoreksi gerakan atau pun menunjukkan gerakan baru yang belum Arata ketahui. Saat ini sudah cukup banyak gerakan dan koreksi yang telah diberikan, diingat dengan kesungguhan hati.

Di tengah hutan, sedikit jauh dari maskas besar geng Gagak Merah, Ichiro sedang bersantai menikmati makan siang yang tengah dibuat oleh calon istri tercinta.  Dia begitu menikmatinya karena Asami meningkatkan kemampuan memasaknya dengan kesungguhan hati. Walaupun Ichrio makan di waktu sore.

Bahkan, Ichiro pernah melihat catatan Asami tentang pengamatan menu makanan yang membuat Ichiro keenakan. Hal itu membuat dirinya tersanjung sehingga terkadang ingatan itu saja menjadi sumber semangat baginya.

Ketika siap menyantap makan siang disuapan terakhir, terlihat asap hitam  dari 1 KM ke arah jalan aspal. Tersengar samar ledakan tersebut, dengan arahnya berlawanan dengan 2 KM dari arah ke markas geng Gagak Merah. Penasaran dengan apa yang terjadi, Ichiro bergegas pergi ke sumber asap tersebut.

Beberapa saat sebelum Ichiro melihat asap itu, Arata sedikit beristirahat dari latihannya dan mulai mengaktifkan ponselnya kembali. Arata melihat nontifikasi yang ada. Di sana terlihat Ayumi cukup banyak panggilan tak terjadi dari Ayumi. Itu membuatnya kaget dan mencoba menelepon balik.

Baru saja akan menelepon balik, telepon dari Ayumi malah masuk duluan.

"Hai, Ay. Maaf a--"

Perkataan Arata terpotong dengan suara lirih Ayumi.

"T--tolong, aku baru saja kecelakaan. Badanku lemas dan terjebak sabuk pengaman mobil. A--"

Sekarang gantian suara Ayumi yang terpotong. Bukan Arata yang memotong, tapi ponsel Ayumi yang mati karena kehabisan baterai. Dengan pelacak lokasi terakhir nomor Ayumi berada dengan ponsel, Arata dengan panik bergegas ke lokasi tersebut berlari ke arah motornya, langsung tancap gas setelah menaiki motornya dengan kecepatan ekstra. Bahkan dia lewat jalan memotong di hutan.

Sesampainya Aratai di lokasi tersebut, ia menemukan mobil yang terbakar di hadapannya. Kemudian, dia turun dan berlari ke arah mobil itu, berharap Ayumi masih bisa diselamatkan. Air mata Arata malah mewakilkan kalau dirinya merasa telah telambat kareka kobaran api serta mobilnya sudah hangus terbakar.

Ketika Arata sudah berada di samping mobil bagian depan, terlihat beberapa orang di tepi jalan yang baru kelihatan oleh Arata. Ternyata itu adalah Ayumi yang sedang diberi pertolongan pertama dengan dedaunan yang punya kasiat untuk pereda sakit luka Ayumi.

"Ayumi!?" Arata berlari dengan cepat ke tempat orang-orang itu. "Apa yang terjadi, Paman?" Di sana ada Ichiro.

"Tenanglah, Nak. Dia sedang diberi pertolongan pertama sembari menunggu ambulans datang," papar seorang pria dewasa yang belum Arata kenal.

"Iya, Kak. Fiza udah menghubungi ambulans untuk ke sini," sambung Fiza yang membuat Arata mungkin menjadi lebih paham dengan kondisi yang terjadi saat ini.

Betapa menyesalnya Arata bahwa dia kurang becus menjaga Ayumi. Dia berpikir kalau andai saja dia tidak mematikan ponselnya, mungkin dia bisa lebih cepat datang ke tempat Ayumi dan mencegah kejadian ini terjadi. Arata terduduk lemas berharap ambulans akan segera datang. Fiza juga merasakan hal yang serupa karena harusnya dia memberi tahu ayahnya lebih awal.

Flash back mode on

Di dalam perjalanan pulang, Fiza yang dibonceng ayahnya cuma diam menenangkan pikiran dari apa yang telah terjadi. Keadaannya juga masih lemas karena pengaruh bius dari rombongan Listia.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now