22

12 11 3
                                    

Happy reading!

=============

Di sebuah kamar, alarm ayam berbunyi sejak satu jam yang lalu. Sang pemilik belum juga bangun dan tidak berada di kamar tersebut. Ia ternyata tertidur di ruang ruang depan TV.

Tubuhnya seketika itu menggeliat meregangkan otot punggungnya. Dia merubah posisi dan terjatuh dari kursi. Akhirnya ia pun terbangun.

"Aw, sial. Dimana aku?" Matanya melihat sekitar. Terlihat jendela yang sudah cerah di luar. Kemduain pandangannya terhenti melihat jam menunjukkan jam 7.15 A.M. Matanya terbelalak dan pontang panting untuk mandi kilat. Bajunya seragamnya juga dipakai secara kilat. Dia yakin akan terlambat lagi, sehingga dia memutuskan untuk mengendap menaiki pagar sekolah.

Dia melompat dan mendarat dengan gagahnya. Sayangnya hal itu dilihat oleh Yuka yang salah satu petugas OSIS yang betugas mengawasi agar upacara dapat berjalan dengan tertib.

"Ehehehe ...." Pria itu berbalik arah dan bersiap untuk kabur.

Beberapa langkah berlari melangkah menjauh, terdengar perintah yang terlontarkan Yuka. "Berhenti, jangan bergerak! Apa kau mau kabur? Kalau kau kabur, artinya kau pengecut!"

Kata-kata tersebut berhasil membuat pria itu berhenti. Dia berbalik dan mendekat dengan marah kepada Yuka.

"Apa kau bilang tadi? Aku pengecut, hah?!"

"Nah, gitu dong. Siapa namamu?" tanya Yuka sambil mengeluarkan kertas dan pena catatannya.

"Namaku Eiko Makoto." Pria tersebut tiba-tiba menurut.

"Panggilan?"

"Ko," jawabnya.

"Oke, Ko. Namamu telah aku catat. Kalau kau kabur akan dapat sanksi lebih berat lagi."

Dia berbalik lagi dan berkata, "Aku tidak takut."

Ko pergi berlalu. "Hm, dia gak suka dibilang pengecut, ya? Kalau gitu, mungkin dia akan balik lagi kalau aku teriaki pengecut? Gak perlu, 'deh. Aku sudah punya namanya, 'tuh. Yuka berbicara sendiri.

Yuka melanjutkan patroli di sekitar gebrang sekolah. Beberapa OSIS yang bertugas menjaga keamanan menyebar ke seluruh lingkungan sekolah.

Selain menjaga ketertiban barisan, beberapa OSIS dikerahkan juga untuk melakukan pengawasan terhadap anak yang datang terlambat, kabur, makan ke kantin, dan sebagainya.

Sementara di sisi Eiko, ia berdecik dan berkata di dalam hati, 'Kenapa juga aku mengatakan namaku sebenarnya? Dasar bodoh."

Upacara selesai dengan baik sampai selesai. Para OSIS berkumpul dan membicarakan sedikit tentang laporan masing-masing. Semua laporan diterima dan tidak berkendala, keculuai laporan oleh Yuka.

"Yuka, kenapa kamu gak kejar atau menghentikan orang itu. Harusnya kamu bisa dong." Ibu guru pembina OSIS menanyai tentang laporan Yuka.

"Maaf, Bu." Cuma itu yang dapat dijawan Yuka. Faktanya dia emang tidak mencoba menghentikan Eiko.

"Baiklah, kamu ibu minta untuk ... Mengerti?"

"Baik, mengerti, Bu."

***

"Ini tidak adil, kau tahu namaku, sedangkan aku tidak tahu namamu," ujar Eiko.

"Namaku Yuka Megumi, panggil saja Yuka."

"Oke."

"Jangan lihat ke sini! Hormatnya ke bendera yang benar!" tegas Yuka.

"Aku bosan, nih."

"Tinggal 53 menit lagi, kok."

Hukuman yang diberikan kepada Eiko adalah selama 1 jam. Itu artinya, dia baru saja menjalankan hukumannya.

"Hm, kamu gak mau buka topi juga? Di sini cuacanya cerah, 'loh. Matahari pagi itu menyehatkan, bukan?"

"Diamlah dan berdiri homat yang benar!"

Perintah dari Yuka seakan tidak dapat dibantah oleh Eiko. "Oke, salam kenal, cantik."

Bukannya tersipu, Yuka malah menjadi ngambek. Dia marah dan berkata, "Diam!"

Eiko benar-benar langsung terdiam. Yuka marah karena dia sedang tidak ingin banyak berpikir dan fokus menyelesaikan tugasnya. Dia ingin duduk dan bergabung bersama teman sekelasnya.

Perlahan, pandangan Yuka tiba-tiba saja menjadi buram. Perut yang berbunyi dan sakit, mengingatkannya untuk segera sarapan. Dia lupa sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

Tidak hanya itu, tubuh Yuka yang ikut berdiri mukai terhuyung-huyung. Dia berpikir akan baik-baik saja karena baru saja bertugas menjaga murid sekolah yang terlambat menjalankan hukumannya.

Eiko yang diam-diam melirik Yuka, menyadari keanehan Yuka. Ketiak akan jatuh, Ko menangkap Yuka yang telah hilang kesadaran. Dengan berlari kecil, Yuka digendong Eiko ke ruang UKS.

Perawat UKS memberi beberapa pertolongan dan mengatakan penyebabnya karena Yuka belum sarapan.  Eiko pergi ke ruang UKS tersebut.

Eiko balik lagi ke UKS dari kantin. Beberapa makanan dia beli untuk sarapan. Eiko duduk menantikan Yuka bangun.

Beberapa menit menunggu, bahkan melewati waktu hukuman 1 jam tadi, Yuka baru terbangun.

"Hah, berapa lama aku tertidur?"

"Nanti dulu, pertama-tama kamu makan roti ini." Eiko membuka perlahan sebuah roti dan bersiap memasukkannya ke mulut Yuka. Wajah Yuka jadi memerah.

Yuka berkata, "Sudah, aku bisa sendiri!"  Dia merebut roti tersebut dan memakannya dengan lahap.

"Kau memang wanita yang ceroboh, ya. Bagaimana bisa tidak sarapan pagi segala," tegur seorang yang terlambat dan padahal tidak sarapan di rumah. Namun, dia ternyata pergi sarapan di dapur kantin.

"Diamlah, pengecut."

"Hah? Aku bukan pengecut! Lihat saja, aku akan menunjukannya padamu." Ko berjalan ke pintu UKS untuk keluar.

"Mau kemana?" tanya Yuka.

"Aku akan bertanggung jawab." Kasur kantin yang dekat jendela membuat Eiko terlihat dari ruangan UKS.

***
Di suatu rumah sakit, di sebuah ruangan pasien rawat inap berbicara dua sahabat laki-laki.

"Maaf, aku terlambat memberi tahumu, teman."

"Sudahlah. Langsung saja, siapa yang lakukan ini kepadamu, Deon?"

To be continued~

================

See you next part~

Thanks reading and dont forget vote, coment, and input in you library history for follow this next story. Thengkyu.

The Cage Destroyer HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang