41

16 12 5
                                    

Dont forget vote and coment this story for support me spirit writing~

Happy reading!

======

Kerumunan banyak datang menghampiri dua geng yang baru saja beraliansi. Eiko dan Jiro terperangah melihat banyaknya yang keluar dari gedung atau markas yang mulai mengelilingi mereka.

"Apa yang akan kalian perbuat? Kami di sini ada sekitar 1500 orang akan menghancukan kalian!"

Dua geng yang baru saja beraliansi, sekarang dikepung oleh sekitar 1500 orang di sekelilingnya. Anggota geng Api Hitam yang berjumlah 300 kurang ditambah geng Api Hitam yang berjumlah 500, masih kalah jauh jumlah dengan musuh.

Padahal geng Yakuza tadi sudah membuat geng Gagak Merah begitu terdesak. Tapi, setelah pertahanan pintu dibuka semua, malah jumlahnya di luar ekspektasi.

"Bodoh sekali sampai membuka pintu gedung-gedung ini. Membuat semua terhenti, itu artinya semua akan otomatis menyerang mereka. Dengan gelang buatanmu Medhaans, semua akan menjadi lebih terkendali," batin Eiji yang masih otw dengan motor yang berkecepatan diperlambat. Dari kejauhan, dia sudah bisa melihat rombongan orang-orang berbondong-bondong.

Kemudian, dia berhenti di sebuah taman mini masih di area geng Gagak Merah. Tidak ada siapa pun di sana, semua anggota geng Gagak Merah fokus pada satu titik yaitu tempat aliansi Yakuza dan Api Hitam berada.

Di sebuah tiang lampu di taman itu, Eiji menyentuh sesuatu di bawah tiang itu. Kemudian terbuka sebuah pintu rahasia yang dihubungkan sebuah jenjang. Eiji perlahan turun, kemudian memasuki lift rahasia yang kemudian pintu lubang rahasia di taman itu otomatis tertutup.

Perperangan tentu harus dilanjutkan. Penggunaan senjata tidak begitu berarti sedangkan Keola juga harus menghemat penggunaan panahnya untuk saat saat genting. Keola berpikir perlu bertarung tanpa panah untuk saat ini. Maka, Keola bersiap ambil kuda-kuda juga siap bertarung.

Anak bos Yakuza pertama yang menyadari hal itu sambil memasang kuda-kuda siap bertarung itu juga pun berkata, "Jangan bilang kau juga mau bertarung?"

"Tentu saja, Kak. Kau pikir aku tidak bisa bertarung sepertimu?" tanya sang adik kedua, Keola.

"Bukan itu, maksudku pertahankan panahmu karena itu senjata utamamu. Kalau kau ceroboh, panahmu bisa patah dan kau juga yang susah 'kan?!"

"Tentu, Kak. Kita akan memenangkan pertarungan tergila ini. Kau yakin kita basa mengatasi ini?"

"Tentu saja, dan darahku mengalir membara. Sudah lama aku tidak senafsu ini untuk menghajar samsak-samsak ini. Yeah!"

Di samping mereka berdua, ada Eiko yang menatap kosong menanggapi celoteh kakak beradik anak bos Yakuza itu. Dari pada itu, dia lebih fokua untuk menimbang akan seperti apa pertarungan ini selanjutnya. Bahkan dibandingkan dengan jumlah geng Api Hitam, geng Gagak Merah lebih banyak 5x lipat dari mereka.

Senyum remeh dilontarkan kepada aliansi dua geng itu oleh anggota geng Gagak Merah. Eiko kebingungan memulainya bagaimana. Karena kalau dia bertarung sekarang, maka apakah dia masih sanggup mengalahkan ayahnya. Padahal dalam kondisi prima seperti ini pun, Eiji masih saja belum pernah dikalahkan oleh Eiko.

Jiro yang tidak sabar lagi, memimpin geng Yakuza untuk maju dengan bersorak ria, "Graaa!"  Semua geng Yakuza mengikuti dan maju menerjang walau kalah jumlah itu. Satu per satu dikalahkan oleh Jiro.

Kemudian, Keola menyusul membasmi beberapa orang di hadapan mereka. Geng aliansi bersatu menerobos kepungan itu. Semua seakan bukan masalah besar selagi bisa mengatasinya. Ironisnya, hal itu tidak berlaku kepada para anggota aliansi.

The Cage Destroyer HeroNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ