15

23 16 15
                                    

Dont forget follow, vote, and coment-nya yaa, hehe...

Happy reading!

===============

Kesepakatan berlangsung antara Arata dan Ayumi. Dengan ikhlas, Arata menerima masukan-masukan dari Ayumi mengenai hal-hal agar Arata menjadi sosok yang enak dipandang.

Sebelumnya Arata sudah rapi dalam menatap aurat, namun masih belum pandai dalam hal berpenampilan sebagai pria yang keren.

Walau tidak keren, minimal Arata perlu untuk berpenampilan rapi dan sedikit elegan untuk modal mendekati wanita yang dia incar.

Ayumi merubah penampilan Arata dari rambut, tubuh yang tegap, intonasi bicara, dan sebagainya. Hal itu tentu bukan suatu hal yang instan dapat dikuasai tanpa praktek dan keberanian yang nyata dari orangnya.

"Aduh, Kakak kok masih pakai sabun batang doang, Kak? 'Kan sabun wajah dan lainnya juga perlu, Kak. Dan ...." Ayumi berkomentar blak-blakan mengkritik Arata.

"I--iya, iya, hehe ...." Arata pasrah dan mengakui bahwa dia tidak mau ribet memikirkan penampilan.

Ayumi menanggapi, "Bukan cuma cewe yang perlu memperhatikan perawatan diri. Tapi anak cowo juga perlu tau, Kak!" Sikap Ayumi menjadi rewel dan banyak omel.

"O--oke. Jadi, apa yang perlu aku lakukan?"

"Kebetulan aku ingin melanjutkan belanjaan. Mari kita ke mall lagi."

"Kita akan bermain timezone lagi?" Arata mulai lagi dengan logat kekanakan yang dibuat-buatnya.

"Tidak! Sekarang udah siang, tidak ada untuk kita bermain, Kakak." Bukannya tidak ingin, cuma Ayumi bertindak efisien dengan waktu yang ada.

Dia memang gadis yang cukup cerdas. Sekarang dia tidak menunjukkan ekspresi suram terselubung lagi. Dia sudah mulai menerima keadaan dan merasa nyaman bersama Arata.

Walaupun begitu, jangan salah paham. Ayumi tentu masih rindu keluarganya dan ingin segera kembali pulang ke rumahnya.

Arata berangkat ke mall terdekat dari rumahnya. Setelah diparkir, dia langsung masuk bersama Ayumi.

Di perjalanan menuju tempat membeli pakaian, Ayumi menahan Arata dengan memegang kerah lengan jaketnya.

"Ada apa, Ayumi? Kenapa berhenti?"

"Kita ke sini dulu, Kak."

Ayumi menarik Arata ke dalam suatu tempat yang ternyata adalah tempat salon.

"Kamu mau nyalon rambut, Ayumi?"

"Enggak, yang mau disalon 'kan, Kakak," jawabnya.

"Hah?!" Reaksi Arata kaget bercampur heran kepada perkataan Ayumi. "Bukannya salon tempat perempuan?! Anak laki-laki mah di tempat potong rambut biasa aja," papar Arata.

"Kakak ini ngomong apa? Udah ikut aja dulu."

Kebetulan ada satu tempat penyalonan yang tersisa untuk Arata duduk di sana.

"Tolong dibikin rapi dan keren aja ya, Kak."

"Oke. Siap, Dik." Setelah mendengar itu dari kakak yang menyalonkan rambut Arata, Ayumi beranjak duduk ke ruang tunggu.

Sementara itu, ketika Arata sedang disalon, penyalonnya berucap, "Pacarnya cantik ya, Dik."

"D--dia bu--" belum selesai Arata menyelesaikan ucapannya, Arata dibaringkan dan disemburkan air segar di rambutnya.

"Jangan bicara dulu, Dik. Nanti airnya masuk mulut."

Arata menurut dan mematuhi perkataan orang itu. Dia menikmati rambutnya dilayani dengan jauh lebih baik dari tempat potong rambut.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now