34

16 9 2
                                    

Dont plagiat~

Stay enjoy :)

Happy reading! :D

============

Sekarang, sudah ada 3 peluru di pistol dan 20 peluru pada tas kecil Arata. Ingin sekali Arata menggunakan 20 peluru lainnya ini ke pistol yang ada padanya. Namun, dia tidak bisa dan malu meminta tolong untuk memasukkannya. Jadi, dia diam saja dan memanfaatkan sisa tiga peluru yang ada padanya.

Entah bagaimana, dia sekarang berada di di kerumunan rombongan geng motor bersama Eiko menuju suatu tempat yang semakin jauh saja dari rumah Arata ke arah ujung timur kota.

Sedangkan, Ayumi, Yuka, serta Fiza menunggu Ichiro dan ayah Fiza yang baru saja dikabari akan keberadaannya. Motor Arata ditinggalkan untuk nanti dibawa olej Yuka dan Ayumi pulang.

Garry yang menjadi tawanan, disuruh memakai motor bersama Deon serta Zazz dengan motor lain menodongkan pistol ke arahnya. Tangan Garry dalam keadaan terikat dengan tali ke tubuh bagian sampingnya.

Setelah sampai di sebuah tempat dimana rumah besar dengan pagar serta lengkap dengan 6 penjaga bersenjata di depan. Mereka menodongkan senjatanya kepada rombongan bermotor itu. Dalam jarak yang lumayan jauh, semua motor itu berhenti. Kemudian Eiko, Zazz, Arata, Deon, serta Garry yang ditawan berhenti lebih depan dan turun dari motor.

Pistol ternyata langsung saja ditembak oleh penjaga tersebut secara membabi buta. Semuanya tiarap berlindung dibalik motor masing-masing. Tembakan itu berhasil mengenai beberapa anggota geng Eiko. Sepertinya, penjaga itu tidak sadar kalau ada Garry di rombongan itu. Dengan inisiatif sendiri, dua orang yang mempunyai pistol itu segera membidik penjaga-penjaga itu.

"Jangan sampai meleset, Ar!"

"Kau juga, Zazz."

Tiga tembakan betuntun yang serentak langsung dilancarkan oleh Arata dan Zazz. Akhirnya, mengenai tiga orang-orang itu di tempat yang berbeda. Arata seperti biasa, menembak di bagian tangan. Sedangkan, Zazz malah menembak ke arah perut. Arata dan Zazz berlari berdua ke arah penjaga tersebut kemudian mengamankan pistolnya. Arata memukul pingsan dua penjaga dan menyisakan satu penjaga untuk ditanyai. Tiga korban dari Zazz malah tumbang lemas tidak bergeming.

"Apa yang kau lakukan, Zazz? Mereka bisa mati!"

"Bodoh, ini adalah medan perang. Orang-orang di pihak kita juga ada yang tertembak. Mereka yang mulai duluan, 'kan."

"Sial." Arata menekan tombol darurat ambulance, kemudian memberi pertolongan pertama kepada orang-orang yang tertembak itu. Eiko dan yang lainnya maju merapat ke gerbang, lalu sedikit mengorek informasi dari penjaga yang tersisa tersebut.

Karena tidak sembarangan akses yang bisa membuka pagar besar dengan teknologi otomatis itu, Garry diminta untuk membuka gerbang itu.

Gerbangnya terbuka, lalu mereka masuk beramai-ramai ke dalam yang di dalamnya cukup luas dengan lapangan halaman rumah besar begitu. Di dalamnya ada kursi bermeja tempat nongkrong para anggota yakuza.

Beberapa di luar dan di beranda bagia depan rumah berkumpul bersiap bertarung. Pertarungan beberapa orang tersebut tidak dapat terelakkan. Satu gedung seperti asrama bagi anggota geng Yakuza pun mengetahui dan berbondong-bondong untuk ikut bertarung. Pasukan yang awalnya belasan sekarang malah semakin banyak hingga bahkan mengimbangi banyaknya geng milik Eiko.

Deon, Eiko, serta Arata bertarung dengan orang-orang tersebut. Bisa dibilang, pertarung cukup sengit hingga perhatian Zazz menangkap bahwa ada beberapa orang yang membidik dengan pistolnya. Sebelum ada tembakan yang lain, Zazz malah menjadi pusat perhatian dengan temabakan dari pistol di tangannya.

DOR!

Tembakan melesat ke atas oleh Zazz yang membuat semua orang di sana teralihkan kepadanya. Pemimpin Yakuza beserta satu pria berambut panjang pun terlihat dari beranda atas rumah mewah tersebut.

"Lihatlah, cecunguk sialan! Di sini ada salah satu anggota keluargamu yang berharga. Apa yang akan kalian lakukan dengan pistol-pistol itu?"

Para anggota Yakuza yang terlihat akan menembak itu menjadi bungkam dan terdiam. Semuanya baru menyadari bahwa kelompok motor Eiko memiliki satu tawanan yaitu Garry.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya seorang di atas rumah yang tampak lebih tua dari pemuda bersamanya. "Aku adalah ketuanya."

Zazz hanya diam dan tersenyum menanggapinya. Eiko yang mengerti bahwa dialah yang bertanggung jawab untuk menjawabnya berkata, "Aku adalah ketua dari geng Api Hitam ini. Di sini, kami ingin bernegosiasi denganmu, Pak Tua."

"Berani juga kau, bocah. Sebenarnya nyawa anak itu tidak begitu berarti bagiku. Sekarang, apa yang akan kau lakukan, bocah?"

"Kau akan menyesal dan riwayat kalian akan berakhir di sini," ancam Eiko. Semua bungkam, tidak ada satu pun yang berani menyela. Semua anggota Yakuza sekarang penuh dengan amarah.

Kemudian, suasana hening itu pecah oleh pemimpin Yakuza. "Hahaha, boleh juga kau, bocah. Sebelum itu, aku ingin melihat kelayakan dirimu. Silakan kalahkan putra pertamaku jika kau bisa."

Dari teras rumah tersebut, terlihat seorang dengan tubuh kekarnya maju di hadapan Eiko. Dia cukup terlihat kuat dan menyakinkan. "Ayo, bocah. Kuharap kau tidak kencing di celana."

Eiko tersenyum kecut dan mengambil ancang-ancang untuk bertarung. Dengan cepat, dia berlari sampai sudah sangat dekat dengan lawannya. Lawannya siap menghantamkan pukulannya kepada Eiko.

Namun, Eiko malah jongkok sehingga berhasil menghindari pukulan itu. Lalu, dia melesatkan tentangan dari kakinya dari bawah ke atas, mengenai dagu lawannya. Seketika, lawannya terperangah linglung dibuatnya.

Kemudian, Eiko langsung melesatkan pukulan bertubi-tubinya. Kondisi lawannya kena telak tanpa satu serangan pun yang dapat ditangkisnya. Tubuhnya seakan telah menjerit kesakitan menerima pukulan-pukulan itu. Lalu, Eiko menutupnya dengan tendangan berputar ke samping membuat lawannya itu tumbang hilang kesadaran.

Di saat Eiko berdiri menunggu apakah lawannya itu akan berdiri lagi atau tidak, tiba-tiba, melesat anak panah dari atas yang mengarah kepada Eiko. Dengan cepat, Arata menangkap sebelum mengenai tubuh kepala Eiko. Tindakan itu diikuti oleh suara tembakan yang merusak panah pemuda yang bersama dengan bos Yakuza tersebut.

Pemuda di atas tersebut jengkel kepada Arata yang menggagalkan serangannya. Eiko yang menyadari pertarungannya akan dicurangi berusaha menahan emosinya yang menggebu-gebu yang tersirat dari tatapan tajamnya kepada ketua bos Yakuza tersebut.

"Boleh juga kau, bocah," ucap bos Yakuza tersebut, "naiklah perwakilan dari kalian untuk negosiasi ke dalam. Aku akan segera menyusul.

Eiko meminta Deon, Zazz, serta Arata untuk negosiasi tersebut. Tentunya, Garry masih ditawan oleh Zazz yang memegangi pistolnya. Di sini, Arata sudah kehabilan peluru di pistolnya. Peluru ia simpan saja di tas kecilnya.

To be continued~

================

See you next part~

Thanks reading and dont forget vote, coment, and input in you library history for follow this next story. Thengkyu.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now