17

21 13 14
                                    

Dont forget vote and coment for support this story. Dont plagiariasi, yak.

Happy reading!

==============

Tok tok tok ...
tok tok tok ...!

Ayumi mendekat kepada pintu yang diketuk banyak itu. Anehnya tidak ada suara orang yang menyahut.

Ketika baru saja mendekat untuk mengintip siapa pengetuk--

Klek

Pintu yang harusnya sudah terkunci itu terbuka. Ternyata dia adalah wanita misterius yang membobol rumah dengan rekan prianya.

Ayumi terdiam dan bergetar. Trauma baku tembak yang dia hadapi, kejaran mereka yang tiada henti menghantui, sangat jelas mengancam nyawanya. Dia merasa ketakutan dan bergetar. Ayumi duduk terjatuh dengan raut yang tidak berkutik.

"T--tolong. Salahku apa?"

Perempuan itu menutup pintu dan mendekat kepada Ayumi. Anehnya, dia memeluk Ayumi dengan penuh sayang.

"Saya bukan bagian mereka, Nona. Maaf membuatmu takut. Memang selama bekerja di keluargamu, saya menggunakan topeng sehingga sosok saya yang asli tidak begitu kau kenali," papar wanita yang memeluk Ayumi.

"Hah? K--kau siapa?" tanya Ayumi heran.

"Saya adalah supir yang bekerja mengantar jemput Nona sejak Nona masuk SMP. Saya supir tua yang bernama Pak Pram itu Nona."

Ayumi terheran dengan apa yang diucapkan wanita itu.

"Saya adalah agen yang bertugas melindungi keluarga Nona," lanjutnya

"Melindungi dari apa?"

"Melindungi keluar Nona dari pembunuhan yang banyak mengincar kepala keluarga konglomerat."

Wanita itu menjelaskan panjang lebar ke Ayumi sehingga dia membuat Ayumi berhenti takut. Ayumi menjadi yakin bahwa dia bukan orang jahat.

"Baik, Nona. Perkenalkan kembali, saya Asami."

"Ba--baik, Kak."

Ayumi bertanya tentang bagaimana Asami bisa selamat dari kejaran orang-orang itu. Asami menjelaskan bahwa dia melajukan mobilnya ke jurang masuk ke laut. Kemudian, di saat mobil itu terjun ke laut, Asami keluar dari mobil dan menembakkan tali pengait ke goa di jurang itu.

Di saat itu, Asami meleset. Untung saja rekan prianya sudah datang lebih dulu dan menangkap pengait tali dari Asami. Mereka berhasil mengelabui mereka dengan ledakan mobil yang membuat mereka berpikir bahwa Asami dan rekannya sudah tewas.

Mendengar penjelasan panjang lebar itu, Ayumi menganggukkan kepala menunjukkan  bahwa dirinya mengerti.

***

Di sebuah pondok kayu yang sederhana, di tengah hutan, Arata baru sadar dan perlahan membuka matanya. Dirasakan wajahnya penuh bonyok dan tubuh dan kakinya masih terasa sakit.

"Aku sudah sedikit mengobati dengan sedikit ilmu urutku dan tumbuhan darurat dari alam sekitar."

"Jadi, ini beberapa daun yang telak digeprek di tubuhku ini adalah betadin, ya?"

"Yap, tepat sekali."

"Ini adalah persembunyian darurat dan aku berencana melatihmu di sini."

"Melatih?"

"Iya, kau sudah banyak terlibat dengan geng itu. Jika tidak ingin mati, kau harus menjadi kuat. Kau yang sekarang sangat lemah, Nak."

Dengan sedikit meratap, Arata tidak menolak dan membenarkan pernyataan dari pria dewasa itu.

The Cage Destroyer Heroحيث تعيش القصص. اكتشف الآن