Part 07

34 21 38
                                    

Dont forget follow and vote~

Happy reading, gaes!

Arata melaju dengan kecepatan maksimal motornya. Ayumi berpegangan erat pada Arata karena kecepatannya sangat cepat yang bisa membuat Ayumi jatuh dari motor jika tidak berpegangan. Tidak lupa helm sudah dipasang dengan tali pengaitnya agar helm tersebut tidak mudah jatuh dari kepala.

Motor Arata dan Ayumi pada jarak satu kilo meteran lagi jalan lurus ke depan, akan mencapai jalan raya utama. Di sana banyak pengendara yang memungkinkan untuk dapat selamat dari kejaran dari orang-orang itu.

“Berhenti kau, Bocah!”

Arata dan Ayumi sontak kaget karena orang-orang itu semakin cepat dan dekat dengan mereka. Arata merasa ragu bahwa mereka dapat sampai pada jalan utama kalau terus berjalan lurus dengan laju motor pengejar terasa jelas lebih cepat dari laju motor Arata. Dia merasa akan tertangkap terlebih dahulu sebelum berhasil sampai ke jalan raya besar.

Setelah berpikir langkah apa yang tepat untuk diambil untuk saat mendesak ini, dia langsung melakukannya tanpa pikir panjang lagi. Dia siap dengan konsekuensinya. Suatu ide yang terpikir langsung muncul setelah melihat sebuah sebuah gang kecil tempat dia sering lewat.

Ketika awal masa sekolah SMU, Arata mendapati sekolah barunya itu memiliki jadwal jam masuk jauh lebih cepat daripada yang sekolah sebelumnya (SMP). Ditambah ada sistem bobot yang cukup ketat dari SMP yang Arata ikuti, salah satunya tentang bobot dari keterlambatan sekolah. Hal tersebut membuat Arata benar-benar tidak boleh terlambat ke sekolah. Satu kali saja terlambat, maka harus dipanggil orang tua atau wali.

Saat baru pertama kali sekolah, Arata belum terbiasa dengan jadwal bangun yang lebih cepat, sehingga dia terlambat datang ke sekolah. Sayang sekali, saat itu Arata tinggal sendiri di rumah dan jauh serta tidak bisa menghubungi keluarganya. Keluarga tetangganya yang cukup dekat dengannya dengan sukarela menolong dan bersedia menjadi wali untuk menghadap guru BK ke sekolah.

Setelah itu, Arata menjadi malu untuk terlambat karena tidak mau merepotkan lagi tetangganya untuk datang ke sekolah untuk dirinya. Maka, Arata mencoba melalukan berbagai upaya memakai alarm, menyiapkan segalanya pada malam hari, mengerjakan tugasnya sebelum hari H (Pada SMP, Arata sering mengerjakan tugas hari itu ketika baru bangun tidur), dan sebagainya. Salah satu usaha lainnya adalah melewati lampu merah dengan menelusuri jalan pintas yang mengantarkannya lebih cepat ke sekolah.

Gang yang dilihatnya mengarah pada jalan pintas yang terkadang Arata lalui, sehingga dengan kelajuan yang sedikit dikurangi, Arata berbelok layaknya  pembalap jalanan. Motornya melaju cepat dengan kelokan mantap ke sebuah gang kecil yanh terlihat.

Tiga pengendara tadi sedikit terhambat karena perlu menyesuaikan kecepatan dan masuk satu per satu ke gang yang kecil tersebut. Gang tersebut cukup kecil, walaupun muat untuk satu mobil tanpa berselisih dengan pengendara lain.

Walau sedikit terhambat, namun mereka masih mampu segera menyusul di belakang Arata dan Ayumi. Arata masih melajukand motornya secepat yang ia bisa, dengan menyesuaikan medan lintasan yang ditempuhnya. Dalam jarak setengah kilo meter lurus dari tempatnya berada, Arata mungkin dapat berhasil sampai ke jalan raya besar. akan tetapi, tiba-tiba saja ada rombongan bebek yang lewat dan memenuhi gang tersebut.

Sempat juga kaget dan panik saat mendapati kawanan bebek sudah memenuhi gang harapan itu, namun dengan sigap, Arata melaju ke terus mencari jalan keluar lain yang bisa ia trmpuh untuk saat ini.

Sempat sejenak merasa panik, lalu kemudian berhasil menemukan alternatif lain yaitu dengan melihat gang yang lebih kecil. Saat itu harapan kembali muncul untuk lolos setelah melihat celah gang kecil ke arah sungai.

The Cage Destroyer HeroKde žijí příběhy. Začni objevovat