21

12 11 2
                                    

Happy reading!

==============

Sebuah mobil melaju santai menuju rumah Arata.  Di dalamnya berbincang dua perempuan yang berbeda usia.

"Wah, Nona. Kau sudah ada peningkatan," ucap penyetir mobil tersebut.

"Tidak, Kak. Tadi itu menakutkan sekali, Kak," balas pwrempuan yang duduk di samping supir.

"Tadinya aku mau nembak dari jauh. Tapi, kamu udah beresin lebih dulu, hehe."

"Sudahlah, Kak. Aku gak mau ikut-ikutan mereka lagi. Bodoh amat kalau mereka menjauhiku." Mereka terdiam sejenak santai menunggu melakukan ritme berpikir sejenak.

"Oh iya, ngomong-ngomong Kak Asami ngikutin Ayumi sejak kapan, Kak?"

"Sejak jam 6 sore. Bukannya saya pesan untuk pulang sebelum matahari terbenam, Nona?"

"Eh, kok bisa tahu aku di situ?"

"Ada CCTV untuk mantau rumah yang kamu tempatin. Saya mengawasi dari balik layar juga melakukan aktivitas penting lain. Tapi tenang saja. Wilayah privasi seperti kamar juga toilet gak dipasang."

"Oh, gitu ya, Kak." Ayumi berpikir CCTV tidak ada lagi semenjak Satoshi mencabut CCTV-nya dari rumah.

"Btw, Kak. Panggil aku Ayumi aja, Kak. Juga Kakak santai aja sama aku."

"Ehm, hehe ... maaf kebiasaan, 'nih. K--Kakak coba, ya."

"Siap, Kak. Hehe ...."

Senyum Ayumi selalu berhasil mencairkan suasana tegang dan serius menjadi santai dan hangat.

***

Beberapa hari telah berjalan. Di sekolah, benar saja kalau Ayumi ikut dijauhi bersama dengan Fiza di kelas. Bahkan gosip kalau Ayumi memiliki kekuatan mistis yang menakutkan mulai tersebar.

Hal itu tidak membuat Ayumi terlalu terganggu. Sikapnya yang baik dan ramah berhasil membuat beberapa anak tidak percaya dengan berita burung itu. Walaupun begitu, Fiza telah menjadi teman dekat dengan Ayumi.

Sementara itu, Arata sangat giat melakukan latihannya bersama Ichiro. Latihan yang dilakukan berupa latihan fisik dan memperkuat dengan latihan meniju samsak. Tubuh Arata yang sedikit buncit kini sudah tampak kurus dengan sedikit bidang.

Di tempat lain, dua adik kelas yang satu sekolah dengan Chitra baru saja melaporkan kejadian yang menimpa mereka waktu itu. Deon cuma tahu kalau Arata dihajar habis-habisan oleh mereka, namun tidak mengetahui kejadian setelahnya.

Deon yang mendengar itu marah mengetahuinya. Mereka bertemu lagi di tempat bermain billiard dan berbicara di gang eksekusi waktu itu.

"Lyman ... Malik ...!" seru Deon.

"Iya, Bos!" jawab Lyman dan Malik serempak.

"Besok, setelah pulang sekolah datanglah ke depan gerbang sekolahku. Kita akan eksekusi orang itu segera."

***

Pssh... pssh... pssh...!

Pukulan semakin cepat dilesatkan pada samsak seadanya. Semakin cepat juga kuat sehingga suatu pukulan melesat menembus kantung plastik tebal itu. Beberapa sampah daun keluar dari sana.

"Maaf Paman, aku merusaknya lagi."

"Sepertinya perlu dirubah dengan samsak yang asli, ya."

"Hehe ...." Arata cengingisan melihat Ichiro dengan raut wajah mengeluh.

Ketika hari lumayan larut, Arata datang lebih cepat dari biasanya. Ayumi yang biasanya diam-diam latihan menembak di rumah, ketahuan oleh Arata.

"H--hei, Kak. Kau sudah pulang?! Kenapa?" Ayumi sedikit gagap dan sedikit malu.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now