25

15 12 5
                                    

Happy reading!

==============

Ketika Eiko pergi bersama dengan Deon, Arata mengerti bahwa mereka itu berteman. Arata jadi mengerti alasan Eiko melakukan itu kepada dirinya. Tapi, syukurlah Eiko tidak sampai membunuhnya karena hal itu bisa saja ia lakukan saat itu.

Kejadian itu, membuat diri Arata tertantang untuk melebihi Eiko dalam bidang sepak bola ataupun bertarung. Latihan dengan Ichiro sebagai latihan untuk memperkuat fisik dan pertarungan, sedangkan latihan sepak bola bisa ia upayakan sendiri di rumah.

Setelah selesai makan malam bersama Ayumi, Arata masuk ke dalam kamarnya. Dia yang biasanya menonton TV atau berdiskusi terlebih dahulu dengan Ayumi tampak sedikit aneh. Hal itu membuat Ayumi bingung dan sedikit intropeksi diri. Namun, tidak ada yang salah yang ia lakukan.

Suara barang berjatuhan terdengar di kamarnua Arata. Ayumi yang di ruangan TV sedikit terganggu menontonnya dan kemudian khawatir dengan kemungkinan apa yang sedang terjadi.

Pintu kamar Arata dibuka, hingga terlihat bola yang lagi-lagi menjatuhkan sebuah benda lagi di meja belajar Arata. Sementara itu, sudah banyak benda lain yang berjatuhan di bawah.

"Cukup, Kak! Bermain bolanya di luar aja bisa 'gak, Kak?!" Ayumi merasa terganggu melihat benda-benda yang berserakan dan suara bising yang mengganggunya.

"Baik, Ayumi." Arata menurut seketika.

Arata memikirkan alternatif lain yaitu bermain di belakang rumahnya. Di belakang rumahnya dibatasi dengan dinding pembatas sehingga tidak perlu khawatir kalau bolanya akan keluar jauh dari tempatnya berada.

Halaman belakang yang sudah lama tidak terpakai itu banyak rumput liat yang tumbuh sehingga Arata membersihkannya terlebih dahulu.

***

Semakin hari, Arata semakin mengerti tentang cara bermain sepak bola. Dasar-dasar bola selalu ia latih setelah pulang latihan bersama Ichiro. Hingga setelah 2 bulan, Arata masuk tim inti untuk bermain turnamen dengan tim-nya.

Posisi yang didapatkan oleh Arata adalah gelandang depan. Sebenarnya dia ingin bersaing mencetak gol dengan Eiko.

Namun, Arata mengerti untuk tidak boleh egois saat permainan berlangsung. Walaupun dia tahu akan hal itu, pada prakteknya dia selalu bersaing untuk mencetak gol terbanyak.

Saat permainan demi permainan saat turnamen, Arata dan Eiko bersaing untuk mencetak gol terbanyak untuk tim. Satu sama lainnya tidak mau mengalah. Ada pun yang menjadi asist dalam tim kebanyakan adalah Batsu.

Dalam tim, Batsu dan Eiko adalah dua posisi penyerang andalan sebagai pemain utama. Entah kenapa, semenja Arata ikut bermain dalam turnamen, malah Batsu jarang mendapat jatah untuk mencetak gol. Bukan karena keegoisan yang lain, tapi itu sebagai pilihannya karena lebih percaya kepada Arata atau pun Eiko yang mencetak skor.

Hasil skor yang mereka cetak imbang hingga pada babak final, tim sekolah mereka tersesak. Di detik-detik terakhir, Arata dan Eiko maju ke depan menanti umpan lambung dari tengah.

Lambungannya mengarah cantik ke depan sehingga bola tersebut tepat antara jarak tendangan Eiko dan Arata. Satu bet dan kiper ada di depan menghalangi. Dengan bola lambung itu mereka serentak menendang hingga bola itu bergerak lurus sedikit berputar kurang seimbang dengan kecepatan yang tak bisa dihentikan oleh bet maupun kiper di depan mereka.

Mereka memenangkan turnamen sepak bola tingkat kota dengan mencetak skor yang sama untuk tim mereka. Eiko sedikit jengkel melihat ke Arata, namun Arata tersenyum senang kepada Eiko. Batsu yang mengumpan pun merangkul bahu mereka berdua dengan wajah gembira.

Dalam diam, ketika tidak ada yang memperhatikan, Eiko tersenyum senang juga.

Seluruh anggota tim memeriahkannya dengan minum di sebuah kafe dengan pelatih yang membayar semuanya. Berhubung hadiahnya lebih banyak dari itu, mungkin akan dibicarakan untuk apa sisa uang hadiah yang tidak sedikit itu. Tentu saja, pelatih adalah orang yang bisa dipercaya.

Di saat semua pulang, Arata tertinggal oleh teman-temannya karena kebelet ke toilet cukup lama. Arata bisa memaklumi bahwa dirinya ditinggalkan karena lama, tapi tidak maklum untuk teman yang meminum minumannya yang harusnya masih tersisa setengah gelas lagi.

Dalam perjalanan Arata pulang di malam itu, ia melihat sekelompok anak sedang melakukan pengkeroyokan kepada seorang anak. Semakin dekat Arata memperhatikan, ternyata itu adalah Eiko.

Orang-orang selain Eiko memasang topeng seperti begal sehingga tidak ada satu pun yang dikenali Arata. Namun, yang ia tahu pasti bahwa tubuhnya tidak jauh berbeda dari Arata yang telah bertambah tinggi.

Arata dan Eiko memiliki tinggi yang sama saat ini. Namun, orang-orang itu kebanyaka lebih tinggi dari Eiko. Arata waswas dan bersiap untuk membantu.

Pertarungan tampak tidak adil. Tidak hanya jumlah, melaoinkan orang-orang itu memiliki pemukul bisbol di tangannya. Melihat itu, Arata mencari keberadaan benda yang bisa dijadikan senjata untuk pertarungan jadi tidak terlalu berat sebelah.

"Siapa kalian? Apa mau kalian, 'huh?"

Seseorang yang tampaknya adalah pemimpin kelompok itu berkata, "Tentu saja itu adalah menghabisimu, hahaha."

Eiko diam sedikit bingung dan bersiap untuk menghadapi mereka tanpa rasa gentar. Dengan cepat, Eiko menendang ke arah yang terduga bosnya itu. Akan tetapi, dia berhasil menangkis dengan sedikit terpental ke belakang.

"Serang!" seru orang yang ditendang Eiko. Pertarung sengit karena orang yang jatuh dapat bangkit lagi. Mereka memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat sehingga tidak mudah dikalahkan. Seseorang yang memiliki tinggi sama dengan Eiko melesatkan pebilah pisau ke perut Eiko dari belakang.

Ketika akan sampai ujung pisau tersebut ke bajunya Eiko, sebuah kayu memukul tangan orang tersebut sehingga pisaunya jatuh. Setelah itu, orang itu ditendang juga oleh Arata.

Sekarang, Arata bergabung dengan Eiko dan membelakanginya.

"Ini, ambillah!" seru Arata kepada Eiko.

Eiko tidak mengambil dan malah mengatakan, "Tidak, aku hanya akan bertarung dengan tangan kosong.

Arata tersenyum tipis mendengar jawaban Eiko. Dengan tidak terduga, Arata melemparkan sapu yang dipegangnya jauh ke belakang musuh-musuh mereka. Tidak lupa, ia mengambil pisau yang berbahaya itu ke dalam sakunya.

"Ayo lanjutkan!" seru Arata.

Eiko tersenyum dan semakin bersemangat melanjutkan pertarungan.


To be continued~

================

See you next part~

Thanks reading and dont forget vote, coment, and input in you library history for follow this next story. Thengkyu.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now