30

21 11 11
                                    

Dont plagiat

Stay enjoy

Happy reading!

==============

Di suatu pagi, dalam rumah yang dihuni oleh dua orang yang tidak terikat hubungan darah, sedang berbicara di dapur.

Seorang pria membasuh wajahnya agar segar. "Selamat pagi, Kak Arata," sapa wanita yang sedang memasak.

"Pagi juga, Ayumi. Wah, kamu masak roti bakar, ya?" tanya pria yang baru saja selesai membersihkan wajahnya.

"Iya, hehe." Ayumi cengingisan.

"Oke, deh. Aku mau mandi dulu."

Selesai mandi, ada seorang yang membunyikan bel berulang kali. Itu adalah Yuka yang sudah memakai pakaian sekolah. Dia begitu tidak sabaran untuk masuk ke dalam untuk melihat kondisi. Jujur saja, dia tidak tahan membayangkan hal yang tidak diinginkan pada Arata dan Ayumi.

Kemudian, pintu terbuka dan keluar sosok Ayumi yang baru saja selesai memasak. Ngomong-ngomong, Ayumi baru saja selesai mandi dan keramas sebelum masak, sehingga rambutnya di lapisi dengan handuk.

Tiba-tiba, muncul Arata yang menggunakan sehelai handuk. Yuka dan Ayumi berwajah memerah, kemudian Yuka melemparkan rasnselnya kepada Arata. Lemparan itu ditahan satu tangan, diletakkan baik-baik ke lantai. Kemudian, Arata lari ke kamarnya.

Jadi, ada dua WC di rumah Arata, yang terletak di dekat dapur dan di dalam kamar yang ditempati Ayumi saat ini. Nah, untuk ke kamar dari dapur, perlu melewati dulu ruang makan.

Setelah mereka siap untuk ke sekolah, Yuka memberikan bekal siang untuk Arata dan Ayumi. Yuka memberikan itu dengan mengatakan bahwa bekal itu adalah buatan dari keluarganya di rumah, kali ini Yuka tidak berbohong. Dengan senang hati, Arata dan Ayumi menerimanya.

Ketika mengunci pintu, Arata tidak menduga dengan kehadiran Eiko dengan sepeda motornya. Di sisi lain, Eiko malah terkejut dengan kehadiran Yuka di sana.

"Sedang apa, Yuka?" tanya Eiko.

"Oh, anu--" Yuka tiba-tiba bingung untuk menjelaskannya.

"Itu, keluarga Kak Yuka bagi kami bekal siang, Kak", jelas Ayumi.

Tatapan Eiko datar tanpa ekspresi mengandung arti dibaliknya. Kemudian, dia pindah kepada Arata. "Hei, Atata. Berboncenganlah denganku. Aku ingin membalas hutang budi yang kamaren."

"Hah, kenapa? Tidak perlu. Motorku baik-baik saja dan aku harus mengantar ... a--adikku ke sekolah."

"Ah, sudahlah. Aku tidak mau berhutang budi dengan orang sepertimu. Lagian, adikmu akan lebih nyaman jika naik bersama Yuka." Bukan tanpa maksud, Yuka pun menyadari maksud Eiko adalah nyaman bersamanya.

"Lain kali saja, ya. Hehe ...." Arata menaiki motornya dan telah menghidupkan mesin motornya untuk berangkat. Ayumi pun sudah menaikinya.

Sedangkan, Yuka tampak kesulitan menghidupkan mesin motornya. Eiko yang menyadari itu langsung segera menolong Yuka.

Rupanya, motor Yuka mogok karena sudah lama tidak diservice, jadi Yuka gantian dibonceng oleh Eiko. "Oh, iya. Dengan ini aku sama kamu impas, Yuka."

"B--baiklah," jawab Yuka singkat karena suara di motor sedikit bising.

Jam istirahat baru saja mulai. Berbeda dari sebelumnya, sekarang Arata sekarang membawa bekal bersama Yuka di sampingnya ke suatu tempat. Hal itu dilihat Eiko yang menuju ke kantin bersama Deon.

"Wah, cuacanya pas untuk makan siang. Teduh, tidak panas, juga tidak hujan," ucap Yuka yang melihat ke arah langit ketika baru saja sampai di atap sekolah.

The Cage Destroyer HeroWhere stories live. Discover now