20

17 11 2
                                    

Dont plagiasi!
Dont forget vote and coment for support~
Happy reading, ges!

===================

Setelah tiga hari berlatih bersama Asami, Ayumi telah mengerti tentang dasar dari cara membidik dan menggunakan pistol bius itu. Asami mengatakan kepada Ayumi untuk rajin berlatih menggunakan pistol latihan.

Sementara itu, Arata juga terus berlatih dengan Ichiro. Sangat banyak yang harus Arata kuasai agar bisa menjadi petarung yang kuat. Ichiro mengajarkan Arata untuk melatih kekuatan fisik dan stamina terlebih dahulu.

Untuk sementara waktu, tidak memungkinkan bagi Arata untuk menjemput Ayumi pulang sekolah. Maka dari itu, Asami selalu menyempatkan diri untuk mengantar Ayumi pulang.

Diam-diam di sekolahnya, Ayumi memiliki masalah sendiri tentang pertemanannya yang sekarang. Lingkungan yang ia hadapi sekarang belum pernah ia jumpai pada sekolahnya sebelumnya.

Sekolah sebelum Ayumi adalah sekolah swasta khusus konglomerat. Sekolah tersebut tidak seperti sekolah konglomerat pada umumnya. Di sana, ditekankan tata krama dan sopan santun sehingga menekan pembullyan atau sikap yang tidak baik di sana.

Berbeda dengan SMP umum yang ia tempati sekarang, di kelas Ayumi, terdapat seorang anak perempuan yang dikucilkan oleh teman perempuan yang tampak mencolok. Mereka memiliki geng yang sangat mendominasi di kelas.

Dikarenakan perempuan ini dikucilkan, dia jadi duduk sendiri di kursi bagian belakang, ujung kiri. Perempuan itu biasanya menghadap ke jendela seakan termenung pasrah dengan perlakuan cemooh wanita lain.

"Hai, Za. Selamat pagi," tegur Ayumi kepada perempuan yang bernama Fiza itu. Tanggapan dari Fiza cuma diam dan menoleh ke arah Ayumi. Setelah memberi senyum ramahnya, Ayumi duduk di sebelah Fiza.

Dengan tidak mempedulikan bahwa sapaannya tidak dibalas, Ayumi mengambil buku dari sebuah tas dan membacanya.

Sebenarnya Fiza bukan anak yang jahat. Hanya saja, karena ia telah sering sakit hati akan ucapan anak perempuan lain yang tajam kepadanya, Fiza menjadi dingin dan memasang benteng untuk menerima seseorang yang berteman dengannya.

Beberapa kali sejak Ayumi sebangku dengannya, Fiza belum pernah berbicara bahkan membalas sapaan Ayumi. Dia seakan bisu ketika tidak ditanya guru yang sedang mengajar di kelas.

"Kamu lagi baca buku apa?" ucap Fiza. Pada akhirnya Fiza mulai terbuka kepada Ayumi.

"Wah, iya, ini buku kecantikan dan fashion, hehe."

"Oh," tutup Fiza.

Fiza lanjut menoleh jendela tempat halaman sekolah terlihat cukup luas. Menerima pertanyaan singkat dari Fiza barusan, membuat Ayumi senang karena Fiza mau berteman dengannya.

Di lain sisi, ada perempuan yang keluarganya berpengaruh pada sekolah ini. Orang tuanya lumayan terpandang sebagai pejabat di kota tersebut. Anak perempuan itu bernama Listia.

Listia adalah anak yang memiliki karakter kurang baik. Dia seakan memiliki kelompok sendiri yang biasanya tampak modis dan gaul.

Pada saat Ayumi baru saja memperkenalkan diri di kelas sebagai anak baru, Listia melihat sesuatu yang terpendam yang menarik dari Ayumi.

Pada saat jam keluar main, Listia berkata, "Hai, Aku Listia. Salam kenal, Ayumi." Listia mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Ayumi.

"Salam kenal juga Listia. Aku Ayumi."

Perkenalan mereka cukup memberi kesan pertama yang baik. Namun, kenyataannya Listia memiliki niat terselubung dari setiap tindakannya.

Beberapa kali, Listia mencoba mengajak Ayumi untuk ikut bermain bersama dengan kelompoknya ketika pulang sekolah. Namun, sampai detik ini, Ayumi masih belum menerima tawaran dari Listia.

The Cage Destroyer HeroDonde viven las historias. Descúbrelo ahora