Cattivo . 19

679 60 2
                                    

Suha membuang putung rokoknya yang kini tersisa setengah tepat kala mobilnya itu berhenti di halaman depan sebuah rumah mewah yang mana tak lain adalah markas besar milik ayahnya. Tidak ada yang tahu tepat lokasinya kecuali ayahnya dan juga dirinya karena memang pada kenyataannya sang ibu tirinya saja yang katanya istri tercinta ayahnya saja tak tahu menahu mengetahui ini semua.

Penjagaan yang teramat ketat dan pengawal yang tak sembarangan orang bekerja di sana terkadang membuat Suha muak karena harus menghafal setiap pengawal yang bekerja pada ayahnya itu padahal jumlahnya tak bisa lagi di hitung jari. Sedangkan ayahnya itu sendiri suka berganti-ganti pengawal dan itulah yang membuat Suha suka kesal di buatnya.

Tepat kala sepasang kaki jenjangnya itu memasuki rumah megahnya di saat itulah Suha langsung di sambut oleh seorang pria tua yang mana wajahnya teramat ramah dan juga lugu. Bahkan berulang kali Suha selalu mengatakan jujur jika pria tua di hadapannya ini sangatlah tidak cocok bekerja pada keluarga mafia sepertinya yang mana pria itu terlalu baik bahkan di saat usianya sangat rentan seperti ini.

"Selamat datang nona."

Suha menghela nafasnya sebentar dengan tatapannya yang sendu, "apa kakek sudah makan malam?" Tanyanya yang membuat pria tua itu terkekeh mendengarnya, terlalu terbiasa dengan apa yang majikan mudanya itu lontarkan.

Belum sempat pria tua itu menjawab, Suha pun langsung mengajak kepala pelayan tersebut menuju ke arah ruang makan guna ikut makan malam bersamanya.

"Kakek Song sudah makan malam bersama ayah tadi." Ucap ayahnya itu tiba-tiba dari arah tangga yang mana pria itu kini tengah berjalan mendekat pada putrinya yang sudah datang setelah sempat beberapa hari terakhir ini sulit sekali dihubungi dan ditemuinya.

Dan Suha yang mendengar bahkan melihat sosok ayahnya itu pun kini hanya bisa bungkam, memilih mengalihkan pandang tanpa berniat menyapa. Bagaimana pun juga ia masih merasa kesal akan ayahnya itu akibat perdebatannya terakhir kali mereka bertemu.


•••••


"Bagaimana dengan sekolah barumu?" Tanyanya yang mana justru membuat Suha menukikkan alis merasa aneh atas apa yang ayahnya itu katakan mengingat selama ini dirinya tak pernah peduli.

Suha berdecih kemudian, "apa ayah sedang berperan menjadi ayah yang perhatian saat ini?" Tanyanya seraya mengalihkan pandang dengan kekehan yang masih terdengar jelas meski lirih.

"Wae? Kau tak suka?"

"Ani.. ini sungguh aneh, bahkan sangat terasa asing untukku."

Pria paruh itu pun lalu duduk santai di kursi kuasanya sambil menatap putrinya itu tersenyum samar. Tatapan matanya bahkan tak pernah lepas dari sosok cantik Suha meski ia tahu benar putrinya itu tidak pernah sekalipun merasa seperti ini sekarang. Di perhatikan bahkan di butuhkan.

"Bukankah ayah sudah mengatakannya padamu? Lalu mengapa kau begitu terkejut?" Ucapnya mengingatkan.

Suha pun yang semula tertawa kini pun perlahan diam lalu merubah raut wajahnya menatap ayahnya itu dengan penuh amarah bahkan sepasang netranya pun kini telah menatap tajam ke arahnya.

"Jadi inikah maksud dari perkataan ayah? Wah tuan Choi yang terhormat anda sungguh luar biasa." Ucap Suha terperangah menahan rasa kesal bercampur emosi yang hampir menguar jika tak ingat ayahnya itu masih memegang kunci rahasia miliknya yang belum Suha dapatkan sejak 15 tahun lalu.

"Dengar Choi Suha.. ayah tidak pernah melarang ataupun memarahimu jikapun kau melakukan kekerasan pada siapapun itu. Karena ayah yakin kau memiliki alasannya sendiri, tapi ingat satu hal.." ada jeda di mana pria itu tak segera mengatakannya dan justru diam sejenak menatap sosok putrinya itu dengan raut tak terbacanya sama sekali.

"..jangan pernah membunuh seseorang." Lanjutnya yang kemudian langsung membuat Suha pun menoleh kemudian menatap ayahnya itu dengan raut wajahnya yang datar andalannya.

Sampai pada akhirnya pun Suha mengulas senyum menyeringai kemudian, "ayah tenang saja.. aku bahkan tidak pernah membunuh siapapun."


🌼🌼🌼🌼



Baekhyun menatap tajam ke arah Lay setelah apa yang baru saja pria itu katakan padanya mengenai hal yang tak pernah ia bayangkan sama sekali.

"Kau bilang apa tadi?" Tanya ulang Baekhyun berusaha keras untuk mempercayai bahwa apa yang dirinya dengar adalah sebuah kesalahan dan bukan kebenaran.

"Baek.."

"Katakan padaku sekali lagi."

Lay mengetahui benar jika apa yang ia lakukan adalah hal yang tak seharusnya dirinya benar-benar lakukan. Mengingat Baekhyun adalah pria yang tak cukup pintar untuk mengontrol emosinya yang masih sangat tidak stabil.

Gemas akan pria Zhang itu yang tak kunjung berucap maka disaat itulah Baekhyun melempar gelas cangkir keramik miliknya yang berada di hadapannya itu tepat ke arah dinding belakang Lay yang mana di saat itulah pria Zhang itu memejamkan matanya akibat suara nyaring pecahan keramik itu yang sempat memekakan telinga.

"AKU BILANG KATAKAN PADAKU SEKALI LAGI BR*NGS*K!!" teriak Baekhyun setelahnya. Emosinya mulai menguar sekarang.

Lay yang melihat itu pun langsung merasa panik dan berusaha keras untuk membuat pria Byun itu tenang namun hasilnya nihil, karena setiap kali Lay berusaha menyentuh tangan Baekhyun maka di saat itu juga pria Byun itu jelas menghindar dan bahkan tak segan-segan menghempaskannya dengan kasar. Inilah yang dirinya takutkan selama ini.

"Baekhyun aku mohon tenangkan dirimu dulu.." ucap lembut Baekhyun.

"Tenang kau bilang? Kau pikir aku bisa tenang setelah mengetahui kau menyukai Shin ae?"

Baekhyun pun langsung mencengkram kuat kerah kemeja yang dipakai Lay saat itu juga dengan begitu kuat bahkan tatapan matanya yang tajam sudah ia layangkan pada pria Zhang itu tanpa ada rasa iba meski pada kenyataannya mereka adalah kawan.

"..dengarkan aku baik-baik. Aku tidak akan pernah melepaskan Shin ae sampai kapanpun walau kau mencintainya." Geramnya berbisik penuh emosi.

"Kau sangat egois."

"Mwo?"

"Kau mencintai Suha tapi kau masih mempertahankan Shin ae. Apa kau sungguh menjadi pria br*ngs*k sekarang?"

"JAGA BICARAMU!!"

"Wae? Kau marah? Kau tak suka? Kalau begitu katakan padaku yang sebenarnya, siapa yang kau benar-benar cintai? Sahabatmu Shin ae atau mainan barumu, Suha?" Tanya Lay sambil tersenyum licik menyeringai puas menatap Baekhyun yang mana pria itu justru semakin kuat mencengkram kemeja miliknya.

Rahang Baekhyun mengeras hingga membuatnya terkatup diam tak mampu mengatakan apapun sebagai jawaban.

"Aku..."

Lay menunggu, tatapan matanya pun sesekali melirik samar pada sosok 2 wanita yang mana Shin ae dan juga Suha berada di sana tengah menatap Lay dan juga Baekhyun dengan raut wajah bingungnya guna memahami situasi. Meski pada kenyataannya Baekhyun tak mengetahui keberadaan 2 wanita itu lantaran posisinya yang berdiri memunggungi pintu masuk apartementnya saat ini maka ini juga menjadi keuntungan Lay karena pria itu memahami situasi.






Continue..

See u next..

CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now