Cattivo . 24

610 70 3
                                    

Ini mungkin bisa dikatakan masih awal baginya tapi percayalah jika pun ini hal yang baru tentu bagi Baekhyun itu semua tidak akan pernah mudah.

Perasaan yang dipaksakan dan sesuatu hal yang perlu dirinya ubah dalam waktu singkat. Itu bukan hal yang baik. Semua itu sebuah kebohongan. Semua rekayasa dan jelas itu bukanlah tipe Baekhyun sama sekali sebagai pria yang selalu bertanggung jawab di setiap perbuatannya.

"Apakah ayah memang selalu seegois ini?" Tanyanya yang sudah merasa putus asa.

"Kenapa? Kau merasa tertekan? Kau baru menyadarinya?" Tanya ayahnya itu yang justru semakin membuat Baekhyun merasa terkejut dibuatnya. Inikah ayahnya yang selama ini dirinya hormati? Lalu bagaimana bisa ia tak tahu jika ayahnya itu adalah orang yang teramat egois bahkan pada putranya sendiri.

Pria paruh itu pun langsung membuang putung rokoknya yang tersisa setengah itu ke sembarang arah yang mana Baekhyun yang melihat itu hanya menatapnya datar. Terlalu terbiasa dengan pemandangan yang semacam ini terjadi.w

"Seharusnya kau tak perlu protes. Lagipula gadis itu cantik bahkan jika ayah mau ayah bisa--"

Seketika itu juga Baekhyun mencengkram kuat kemeja ayahnya itu tiba-tiba lantaran sudah tak mampu lagi menahan kesalnya.

"Jika ayah menyentuhnya sedikit saja maka aku pastikan ayah mendapatkan akibatnya." Gumamnya dengan penuh penekanan emosi yang mana kedua matanya pun kini tengah menatapnya tajam.

Pria paruh itu pun terkekeh kemudian dengan melepas kuat tangan putranya itu dari kemejanya.

"Kau mulai durhaka sekarang pada ayah."

"Ayah pantas mendapatkannya." Jawabnya lalu berbalik berjalan meninggalkan tempat dengan menghentak-hentakkan langkahnya keluar ruangan.

Inilah hal yang paling Baekhyun sesalkan jika ia datang ke rumah ayahnya, selalu akan berakhir lagi dengan pertengkaran dan itu pasti terjadi.

"Sial!" Umpatnya dengan masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir manis di halaman rumahnya yang mungkin kini tak bisa lagi ia katakan rumah. Karena memang semuanya telahlah berubah.


••••


Tidak ada yang berbicara selama beberapa menit, hanya ada kegelisahan yang terpancar dari kedua mata Shin ae kala sepasang mata Suha terus saja menatapnya bagai pisau yang tajam. Padahal jika diperhatikan pun wanita itu hanya memandangnya dalam diam tanpa mengatakan apapun.

Shin ae berdeham sejenak sambil menyeruput kembali teh miliknya guna menyibukkan diri atau paling tidak dirinya berusaha untuk mencairkan suasana yang teramat canggung baginya sejak tadi.

"Aku mencoba untuk memahami apa yang kau katakan namun sepertinya aku memang tidak menemukan jawabannya. Tapi baiklah.. aku tidak akan bertanya untuk lebih lanjut lagi, karena aku juga tidak tertarik." Ucap Suha seraya menghabiskan tehnya yang ada dalam cangkir keramiknya yang memang sudah tersisa setengah.

Shin ae pun kembali membalas tatapan Suha dengan datar merasa sedikit terkejut akan reaksi yang ditunjukkan Suha saat ini.

"Apa kau sungguh ingin menjadi wanita paling bodoh?" Sarkas Shin ae merasa tak suka akan jawaban yang dikatakan Suha.

"Wae? Kau marah? Ini hidupku kan? Kenapa kau jadi sangat sensitif?" Kekeh Suha merasa lucu akan tingkah Shin ae saat ini.

Sedangkan Shin ae yang tidak tahu apa yang Suha maksudkan pun baru saja akan mencoba berucap membalas namun tak berselang lama Baekhyun datang dan menatap keduanya dalam diam. Bahkan raut wajahnya pun terlihat terkejut namun pintarnya pria Byun itu masih mampu untuk menutupinya saat ini.



CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now