Cattivo . 53

312 35 0
                                    

Suha terus memandang arah luar jendela mobil di sampingnya tanpa berniat mengeluarkan sepatah kata pun. Hatinya sedang dalam keadaan yang tak baik-baik saja. Segalanya telah bercampur menjadi satu yang bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu pasti mana yang lebih mendominan saat ini.

Mungkin ada perasaan bahagianya, terlebih pada saat ia akhirnya kini bertemu kembali dengan sepupunya yang sangat dirinya rindukan. Namun hanya beberapa persen saja dan itu tak cukup mampu membuatnya merasa benar-benar bahagia.

"Kau sungguh tidak akan berbicara apapun padaku?" Tanyanya membuka suara.

Suha tetap diam, telinga mungkin tidak tuli atau sekedar berpura-pura tak mendengar hanya saja mulutnya yang justru enggan untuk bergerak berbicara meski hanya menjawab malas.

"Baiklah. Aku akan mengganti pertanyaanku.-- apa malam itu kau sungguh membunuh Jason?"

Seketika itu juga Suha menoleh cepat menatap nyalang pada apa yang baru saja sepupunya itu tanyakan.

"Mwo?"

Pria itu segera menepikan mobilnya kemudian, menghela nafasnya pelan lalu menoleh membalas tatapan Suha dengan ekspresi tenangnya.

"Katakan padaku dengan jujur jika kau tidak membunuhnya." Lirihnya tetap bersikap tenang.

"Oppa.."

"Suha, ini sudah tidak benar. Kau tidak seharusnya menjadi seorang pembu--"

"XIUMIN OPPA!!" teriak Suha penuh amarah.

Xiumin pun terdiam kemudian, pandangan matanya tak teralihkan sama sekali dari sepasang netra gadis kecil kesayangannya itu penuh kehangatan. Menghela nafasnya pelan lalu menganggukkan kepalanya mengerti akan apa yang Suha maksudkan.

"Aku mengetahui benar siapa dirimu. Sebrutal apapun itu, kau takkan pernah melakukan hal sekeji itu."

Suha membuang mukanya lagi menatap arah jalanan dengan perasaan amarah yang semakin membara.

"Tahu apa kau tentangku? Kau bahkan menghilang bertahun-tahun meninggalkanku. Dan sekarang kau bahkan menuduhku."

Xiumin menarik pelan pergelangan tangan Suha guna membuat gadis itu kembali menatapnya lagi. Kejujuran selalu terpancar dari mata dan Xiumin takkan menilai sepupunya itu salah jika sepasang matanya saja sudah mengatakan segalanya.

"Suha ini bukan waktunya untuk kau bermain-main lagi. Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi maka aku akan membantumu sepenuhnya tanpa ragu." Ucap Xiumin dengan tegas.

"Membantuku? DENGAN MEMBIARKAN AYAHKU DAN AYAH BAEKHYUN MASUK PENJARA?!!! ITU MAKSUDMU?"

"Jika itu memang yang harus terjadi lalu apa yang-‐-"

"AYAHKU!!! KAU PIKIR AKU AKAN RELA JIKA AYAHKU DITANGKAP POLISI?-- GAEURAE.. AKU MEMANG MEMBENCINYA, AKU BAHKAN TIDAK SUKA SETIAP KALI PRIA TUA ITU MEMERINTAHKU TANPA BERTANYA APAPUN PADAKU. TAPI..."

"...dia tetap ayahku!! Aku benci mengakuinya dan aku benci mengetahui semuanya. Eomma.. aku bahkan tidak pernah sanggup untuk datang mengunjungi makamnya meski untuk sekedar menyapa. Aku tidak bisa.." tangis Suha pecah saat itu juga, terisak penuh luka kesakitan yang tak terlihat.

Xiumin memeluknya erat memberi pengertian atas luka itu pun tak menjadikan semua baik-baik saja. Penyesalan yang terus menghantuinya membawanya kembali untuk menemui Suha. Alasan membantunya bukan bagian dari rencana awalnya karena secara kebetulan dirinya datang adalah di saat waktu yang tepat.

"Mian.. jinjja mianhe. Mianhe..mianhe Suha-ya." Lirih Xiumin semakin mengeratkan pelukannya.



~~~~



CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now