Cattivo . 46

397 40 0
                                    

Bunyi suara ambulans bersamaan sirine mobil polisi yang juga ikut berbunyi terus terdengar di sepanjang jalan di tempat kejadian tersebut yang mungkin kini sudah tak terhitung lagi berapa banyak kendaraan dan juga orang-orang yang tengah berkumpul di sekitaran tkp.

Sehun berjalan gontai dengan pandangan kosongnya yang terus mengarah pada orang-orang berkumpul di sana. Bahkan genangan darah milik korban pun Sehun tak luput menatapnya dengan nanar.

Ini sungguh mengejutkan.

Belum sempat Sehun berusaha untuk melihat siapa orang yang telah menjadi korban kecelakaan getaran pada ponselnya justru menyadarkannya dari pikirannya yang tengah terfokuskan pada apa yang kini dilihatnya.

"O?!" Jawab Sehun kemudian setelah ia menjawab panggilan pada ponselnya itu sekarang.

"Odiya? Orang tuaku sudah menunggumu sejak tadi. Kau tidak lupa acara makan siang ini kan?" Tanya Seolyi.

Sehun pun mendesah kasar kemudian lalu berbalik arah guna kembali pada tempat mobilnya terparkir.

"Aku sedang ada dijalan. Ada sedikit kemacetan disini, mungkin akan terlambat. Kau tunggu saja." Jawab Sehun lalu mematikan sambungan teleponnya kemudian dan setelahnya segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat.


•••••


Suha memandang ke arah luar jendela kaca dalam ruangan milik wanita Han itu dengan tatapan datarnya yang mana sepasang netranya masih menatap ke arah tkp di mana tubuh Kai masih terlentang jelas di jalanan aspal dengan penuh darah.

"Ku pikir kalian adalah teman." Ucap wanita Han itu ikut bergabung menatap ke arah luar sama seperti yang Suha lakukan sekarang.

"Memangnya sejak kapan aku memiliki teman?" Decih Suha.

"Ini sudah yang kesekian kalinya, kali ini apa yang akan kau berikan padaku sebagai imbalan?"

"Kau sungguh benar-benar wanita licik." Sarkas Suha menoleh menatap wanita Han yang berada di sampingnya itu sambil menyeringai tak suka.

"Kau tahu benar seperti apa aku bekerja." Balasnya merasa bangga.

Suha menghela nafasnya panjang lalu memejamkan matanya demi menikmati suasana kesunyian diantara mereka yang keduanya ciptakan.

"Bagaimana kau akan menemukan ayahmu? Dia sungguhan kabur kali ini entah kemana. Aku yakin kau punya rencana bukan?" Tanya wanita Han itu membahas pada topik paling dinantikannya sejak tadi.

"Aku anak seorang mafia, tentu aku memiliki banyak rencana dan juga strategi di dalam otakku. Malam ini akan kupastikan pria tua itu akan kembali pulang ke rumah dan menemui istri tercintanya." Tegas Suha penuh keyakinan sedangkan wanita Han itu hanya mengulas senyum tipisnya menatap sekilas gadis Choi itu sebentar lalu memandang arah luar kembali dengan penuh penilaian tersendiri dalam otaknya.

"Apa kau masih akan terus membenci ayahmu seperti ini?" Tanyanya mencari tahu.

"Kenyataan di mana ia telah membunuh ibuku maka tidak ada alasan untukku berhenti membencinya."

"Jika kau sudah tahu, lalu mengapa kau masih diam dan menurut akan apa yang ayahmu perintahkan? Bahkan ku dengar kau menyukai anak dari tuan Byun." Tanya wanita Han itu sambil berdecih.

"Tuan Byun bukanlah tandinganku jadi ku pikir putranyalah yang akan membuat segala rencanaku menjadi mudah tapi ternyata dia tak tahu apapun mengenai faktanya." Ucap Suha dengan nada lirihnya yang mana terselip rasa menyesal di sana.

Wanita Han itu pun tersenyum mengembang mengerti akan apa yang Suha maksudkan sampai pada akhirnya wanita itu kembali menoleh menatap Suha dengan tatapan sendunya mengingat akan sesuatu, "besok adalah hari peringatan kematiannya, apa kau--"

CATTIVO [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang