Cattivo . 63

264 32 4
                                    

Seperti janjinya, Baekhyun membawa ayahnya itu ke sebuah restoran jepang yang berada di tengah kota sesuai arahan Suha.

Baekhyun sendiri sempat berdecak kagum akan kegilaan strategi wanita Choi itu berencana hingga sedemikian rupa, ia bahkan tak habis pikir jika semacam ini bisa Suha manfaatkan dengan teramat matang.

Titik buta kamera cctv, Baekhyun bisa melihat beberapa orang yang tampak mencurigakan yang ia yakini itu adalah orang suruhan Suha untuk mengawasinya.

Di tengah keramaian orang-orang berlalu lalang dan penuhnya pelanggan yang datang di restoran itu tak menjadikan ayahnya itu menaruh curiga, padahal Baekhyun sejak tadi sudah menatap was-was sekitar terus berwaspada.

Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang terparkir manis tak jauh dari lokasi utama, Suha memantaunya dari segala penjuru cctv yang sebelumnya ia pasang jauh-jauh hari.

Fokus matanya tak lepas dari layar pad di tangannya yang sejak tadi menyala. Mengabaikan seseorang yang sebenarnya tengah bersamanya, menjadi sopir pribadi setelah menawarkan bantuan sebelumnya secara sukarela.

"Kau ternyata benar-benar menakutkan." Lirihnya setengah berbisik yang sayangnya Suha justru mendengarnya dengan teramat jelas.

"Sekarang kau berubah pikiran? --- mau melaporkanku pada polisi?" Tanya Suha tanpa mengalihkan pandang dari pad miliknya.

Sehun menghela nafasnya kasar menatap arah depan sebentar sebelum kembali menatap ke arah wanita Choi itu kemudian.

"Aku sungguh tidak akan melaporkanmu. Apa kau tidak percaya padaku?" Keluh Sehun mulai frustasi.

Suha mengendikkan bahunya tidak peduli, toh ia juga tidak takut sekalipun Sehun melaporkannya pada pihak berwajib, Suha juga tidak akan kabur ataupun mengelak. Sejak awal ia sudah mengatakan kebenarannya pada Sehun, tapi kini pria itulah yang berubah menjadi plin plan, jadi itu sudah bukan menjadi salah Suha.

Baru saja Sehun akan membalas, bibirnya langsung bungkam terkunci dan memilih melihat Suha yang tengah memasukan peluru dalam pistolnya hingga penuh.

"Kau sungguh akan membunuhnya?"

"Dia membunuh ibuku, tentu ia harus membayarnya."

"Lalu Baekhyun? Kau tak memikirkan perasaannya? --- dia juga kehilangan ibunya sepertimu dan sekarang kau mau membunuh---"

"Jika dia berpikir sebaliknya, maka seharusnya ia tidak datang." Sarkas Suha.

Di sisi lain Sehun membenarkan apa yang Suha katakan namun ia juga tak menyalahkan pada Baekhyun yang memang datang memenuhi janjinya. Pria Byun itu pasti juga mengalami dilema sekarang.


••••


"Ayah terharu kau memesankan tempat ini untuk makan siang kita. -- ini pertama kalinya bukan?" Ucap ayah dari Baekhyun itu membuka suara sambil bibirnya terus mengulas senyum mengembang penuh kebanggaan.

"Nde." Jawab Baekhyun singkat, tertawa kaku berusaha menghilangkan rasa kekhawatirannya yang menggebu-gebu.

Sebelum Baekhyun membawa ayahnya itu masuk pada sebuah ruangan, ia lebih dulu telah mengecek segala sudut untuk melihat memastikan ia tahu benar di mana kamera pengawas yang berada di sana mengarah kepadanya dan juga ayahnya karena ia yakin Suha dilain tempat tengah mengawasinya sekarang.

"Kau sungguh putra ayah yang terbaik Baekhyun." Pujinya untuk yang kesekian kalinya dalam tawa nyaringnya memenuhi ruangan.

Jika situasinya tak semenegangkan ini, Baekhyun pastikan ia akan tertawa jauh lebih keras dan mungkin melemparkan lelucon miliknya yang selalu ayahnya itu suka. Namun ini bukanlah waktu yang tepat. Ia sungguh tak mampu berkutik apapun meski hatinya memberontak.

CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now