Cattivo . 21

644 67 0
                                    

Jika cinta bisa membutakan hati lalu bagaimana mungkin Suha tak memahami akan isi hatinya sendiri? Mungkin, bisa saja terjadi. Tapi untuk sesuatu yang bisa membuatnya merasa bahagia untuk saat ini adalah Baekhyun, lalu apa itu sebuah kesalahan?

Entahlah, jika harus menjawab apa dari alasannya tentu Suha juga tidak tahu harus menjawab apa, karena hanya nama itu saja yang terlintas dalam otak dan hatinya. Walau dalam urusan hati 10% itu ada bisa termasuk dalam kategori paling istimewa kan?

Suha memarkirkan mobilnya dengan langsung memasukkannya ke dalam garasi rumahnya yang kemudian ia pun kini langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Beberapa pelayan dan juga pengawal yang memang bekerja di rumah ayahnya itu cukup banyak juga tak luput dari anggukkan kepala sebagai tanda hormat mereka pada sang majikan sebagai sambutan. Dan sebenarnya Suha jengah dengan hal semacam itu, terlalu berlebihan baginya.

"Kau ini pergi kemana saja? Kenapa baru kembali? Apa kau terjadi masalah di luar? Katakan sesuatu.." tanya ibunya itu menggebu lantaran teramat khawatir akan kondisi putrinya itu yang pulang hingga larut malam seperti saat ini .

Dan Suha yang tengah dalam keadaan suasana hati yang tak baik ia pun hanya mendengus sebal sebelum pada akhirnya berjalan berlalu melewati ibunya itu tanpa menjawab ataupun sekedar mengatakan sepatah kata pun pada sosok ibu tirinya itu yang kini masih berdiri tak jauh dari Suha berdiri.

Tepat ketika Suha hampir meninggalkan tempat sebelah tangannya pun tercekal pelan oleh ibunya itu.

"Bisakah kau sekali saja menjawab pertanyaan ibu?"

Suha menoleh dan menatap datar pada wanita yang berada di hadapannya itu seraya melepas cekalan tangan ibunya pada tangannya dengan perlahan lalu menghempaskannya kemudian.

"Aku lebih menyukai dirimu saat diam daripada banyak bertanya seolah kau adalah ibu kandungku." Jawabnya yang mana terdengar lirih namun menusuk ke hati lantaran kalimat jawaban yang selalu Suha katakan.

Wanita itu bungkam kemudian, membalas perkataannya juga tak ada gunanya. Ini bukan kali pertama dan seharusnya pun ini bukan jadi masalah lagi untuknya hanya karena perkataannya yang tajam.


••••


Tok.. tok..

Ceklek

Suha membuka pintu ruang kerja ayahnya itu pelan setelah sempat mengetuk pintunya sebentar sebelum masuk. Dan kini Suha bisa melihat jika pria paruh itu memang tengah menunggunya kini dengan dua cangkir keramik di atas meja kaca di hadapannya itu yang mana masih mengeluarkan asap tipis di sana.

Menghela nafasnya berat lalu berjalan mendekat ke arah sofa dan duduk tepat di hadapan ayahnya itu kini.

"Ini pertama kalinya ayah memintaku untuk pulang cepat. Ada apa?" Tanya Suha tanpa berbasa basi sama sekali.

"Ayah dengar jika kau sekarang tengah dekat dengan Byun Baekhyun. Apa itu benar?"

Suha menyilangkan sebelah kaki jenjangnya seraya menyandar tubuhnya menyamankan posisi.

"Bukankah ayah sudah tahu jawabannya? Bahkan aku yakin pengawal ayah sudah mengatakan semuanya." Jawabnya dengan tersenyum.

"Ayah hanya ingin mendengar langsung darimu."

Suha terkekeh mendengarnya, menyeringai tipis sambil memandang ayahnya merasa lucu.

"Jika memang aku dekat dengannya bukankah itu kabar baik untuk ayah?"

"Tidak dengan perasaan cinta."

Seketika itu juga Suha bungkam, raut wajahnya menjadi datar dengan ekspresi tak terbaca. Karena memang sesungguhnya ia pun tak tahu harus mengatakan apa pada ayahnya itu meski untuk sebuah kalimat alasan.

CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now