Cattivo . 44

375 43 1
                                    

Baekhyun menatap jengah ke arah Shin ae yang mana wanita itu tengah lakukan sekarang. Sebenarnya Baekhyun tak mempermasalahkan apapun yang akan kawannya itu lakukan di rumahnya tapi jika sampai mencuci semua pakaian kotornya bukankah itu sudah sangat terlalu jauh?

"Haruskah kau bertindak sejauh ini?" Tanya Baekhyun yang mana sepasang netranya terus menatap ke arah Shin ae yang masih sibuk memasukkan pakaian kotor miliknya itu ke dalam mesin cuci.

"Kau sedang sakit Baekhyun, jadi biarkan aku yang melakukannya. Hem?" Ucap Shin ae tersenyum manis menatap ke arah Baekhyun sejenak.

"Aku sungguh tidak nyaman jika kau seperti ini." Ucap Baekhyun bersikeras.

"Kenapa harus tak nyaman, aku yang ingin membantu secara suka rela, lagipula..."  ada jeda cukup lama saat sekilas nama Suha seketika mengingatkannya bahwa apa yang dirinya lakukan mungkin tak seharusnya ia lakukan. Tapi semua sudah terlanjur.

Shin ae pun berusaha menahan amarahnya sejenak lalu menoleh menatap Baekhyun dengan mempertahankan senyum hangatnya.

"...lagipula Suha juga belum pulang kan? Jika dia pulang apa kau yakin ia akan mencuci pakaian-pakaianmu? Astaga Baekhyun.. wanita jauh lebih mengerikan jika sedang sensitif jadi tidak masalahkan jika aku membantu?"

Baekhyun yang mendengar itupun hanya bisa menghela nafasnya kasar. Shin ae memang wanita yang keras kepala sama seperti Suha hanya saja Shin ae masih memiliki rasa kepedulian yang bahkan Baekhyun akui itu adalah hal yang paling mengagumkan dari seorang Shin ae.

"Baiklah kalau begitu. Tapi hanya ini saja, selesai mencuci kau tak boleh melakukan apapun lagi. Arraso?! Bagaimana pun juga kau adalah tamu di rumahku." Ucap Baekhyun yang mana setelahnya pria Byun itu pun berbalik berjalan meninggalkan tempat.

Setelah kepergian Baekhyun barulah Shin ae berdecih menatap pria Byun itu yang mulai menjauh, "apa sungguh sangat mencintai Suha?" Gumamnya tak suka.




•••••




"Nona, anda yakin tidak ingin pulang ke rumah terlebih dahulu?" Tanya sopir pribadinya itu merasa khawatir lantaran merasa ragu akan apa yang tengah direncanakan majikannya itu yang mungkin saja akan berakhir gagal.

"Aku tidak akan membuang-buang waktuku lagi. Jadi tenang saja." Jawab Suha yang kemudian melepas sealbealt nya yang mana setelahnya keluar dari dalam mobil mulai berjalan ke dalam sebuah gedung pencakar langit yang telah lama tak ia kunjungi sama sekali.

Ciri khas seorang Choi Suha, berjalan angkuh dan bahkan tatapan tajamnya yang tak pernah lepas dari apa yang telah melekat kuat dari seorang Suha.

Semua orang yang melewati bahkan melihat Suha datang pun secara otomatis membungkukkan badannya memberi hormat atau paling tidak menundukkan kepalanya sebagai rasa hormatnya.

Hingga tak berselang lama seorang wanita cantik yang mana kini tengah berjalan anggun dan mendekat membuat Suha pun perlahan menghentikan langkahnya kemudian.

"Selamat datang nona Suha." Sapanya dengan membungkukkan tubuhnya sebentar guna memberi hormat.

"Kau tahu aku akan datang?" Tanya Suha tersenyum menyeringai.

"Saya selalu bersiap untuk segala sesuatu yang tak terduga." Jawabnya dengan lengkungan senyum yang tepat wanita itu pertahankan.

Suha yang melihat itupun hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan. Karena bagaimana pun juga tujuannya harus tercapai sekarang. Terlebih Suha lelah bersembunyi layaknya tikus hanya untuk sebuah pembelaan yang tak mendasar.

"Silahkan nona." Ucap wanita itu memberi jalan guna mempersilahkannya untuk berjalan menuju ruangan yang telah dirinya persiapkan.




CATTIVO [ TAMAT ]Where stories live. Discover now