Chapter 21

128 35 0
                                    

Jessica melipat kedua tangannya di dada, gadis itu tengah duduk bersama seorang laki-laki di meja bundar yang disediakan di setiap balkon kamar hotel mewah yang sudah lumayan lama ia tempati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jessica melipat kedua tangannya di dada, gadis itu tengah duduk bersama seorang laki-laki di meja bundar yang disediakan di setiap balkon kamar hotel mewah yang sudah lumayan lama ia tempati. Gadis itu menatap laki-laki dengan topi dan hoodie hitam yang sudah sejak tadi duduk di depannya itu.

Laki-laki itu kemudian meletakkan amplop kacang padi di atas meja di depan Jessica, yang langsung disambar gadis itu cepat. Amplop itu dibukanya, ia mengintip isinya sedikit, setelah itu Jessica kembali menoleh pada laki-laki di depannya itu.

"Ini udah lengkap?" tanyanya.

Laki-laki itu mengangguk, "Sekarang mana bayaran saya."

Jessica meletakkan amplop yang tadi dipegangnya di atas meja, lalu berjalan masuk ke kamarnya untuk mengambil beberapa tumpukan uang yang sudah ia sediakan di dalam paper bag untuk membayar pekerjaan orang suruhannya itu.

"Ini," ujar Jessica sambil meletakkan kasar paper bag di depan laki-laki itu.

Pria itu tersenyum, sambil meraih paper bag dan mengeluarkan satu ikat uang dari sana, ia lalu mengibas-ngibaskan uang tersebut ke wajahnya sambil tersenyum.

"Saya senang bekerja sama dengan Ibu, hubungi saya jika masih butuh bantuan untuk menyelidiki sesuatu."

"Yang jelas saya tidak mau ada yang tahu tentang ini, dan tentang saya yang meminta bantuan kamu," ujar Jessica mewanti-wanti.

Laki-laki itu tersenyum miring, "Bu Jessica tenang saja, saya ini profesional, data semua pelanggan jasa saya terjamin dan informasi yang saya dapatkan pun dirahasiakan. Banyak kok, pengusaha dan selebriti seperti Bu Jessica yang berlangganan jasa saya."

Jessica mengangguk, "Bagus, sekarang silahkan pergi," ujarnya sambil berjalan mengantarkan laki-laki itu ke pintu.

Laki-laki itu kemudian berjalan santai meninggalkan kamar Jessica di sepanjang koridor hotel Emerald, tanpa diketahui siapapun bahwa ia baru saja mengunjungi Jessica sang Selebriti.

Setelah itu, Jessica berjalan ke arah ranjang king sizenya sambil membawa laptop dan amplop kacang padi berisikan informasi yang sudah dibayarnya dengan harga tinggi itu.

Gadis itu duduk di ranjangnya sambil menghidupkan MacBook silvernya, lalu mengeluarkan flashdisk hitam dari dalam amplop itu.

Mata Jessica menatap tajam pada video rekaman CCTV yang tengah ia putar dari flashdisk itu, raut wajahnya tiba-tiba berubah kesal, tangannya bahkan mengepal kuat menahan gejolak emosi.

"Samuel," ringisnya pelan dengan rahang yang mengeras.

******

Entah sudah kali keberapa Jessica menekan bel apartemen mewah itu, tapi sang empunya tidak juga kunjung membukakan pintu untuknya. Gadis itu mulai geram dan mencengkram kuat ponsel dengan casing pink di genggamannya.

Kemudian ia menatap layar ponselnya itu, sebelum akhirnya mengarahkan benda itu ke telinganya, beberapa saat kemudian, kepalanya terlihat menggeleng kasar, karena sepertinya tidak kunjung ada jawaban dari seseorang yang ditujunya.

Mercusuar di Tengah Laut (On Going)Where stories live. Discover now